Perlukah Terapi Uap saat Anak Batuk dan Pilek?

27 Desember 2023 17:09 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perlukah Terapi Uap saat Anak Batuk dan Pilek? Foto: Cornelius Krishna Tedjo/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Perlukah Terapi Uap saat Anak Batuk dan Pilek? Foto: Cornelius Krishna Tedjo/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Terapi uap kini semakin populer dan banyak jadi pilihan orang tua saat anak mengalami batuk pilek. Padahal, terapi uap sebetulnya tidak terlalu bermanfaat untuk menangani batuk dan pilek pada anak-anak lho, Moms!
ADVERTISEMENT
Ya, menurut Dokter Spesialis Anak, dr. Aisya Fikritama, Sp. A, sebetulnya prinsip kerja dari terapi uap bukanlah menyembuhkan, namun hanya untuk melebarkan saluran napas yang sempit.
"Nebulizer sebetulnya diperuntukkan bagi anak yang mengalami asma dan diberikan ketika kambuh," ujar Dokter Aisya kepada kumparanMOM.
Dokter Aisya menyarankan, sebelum melakukan terapi uap pada si kecil yang mengalami batuk dan pilek, sebaiknya konsultasikan ke dokter. Apalagi penggunaan alat nebulizer ini perlu memperhatikan dosis, jenis obat dan lamanya pengobatan diberikan.
"Tentunya tidak semua penyakit saluran pernapasan perlu diberikan uap dan bermanfaat," kata Dokter Aisya.
Senada dengan Dokter Aisya, dr. Yogi Prawira, Sp.A(K) dari RSUPN Cipto Mangunkusumo mengungkap, tapi banyak orang tua yang berasumsi kalau anaknya batuk berkepanjangan, maka salah satu yang harus dilakukan adalah terapi inhalasi. Hal ini tidak sepenuhnya benar.
ADVERTISEMENT
"Salah satu indikasi terapi inhalasi pada anak adalah serangan asma. Terapi inhalasi menjadi pilihan karena kerja yang cepat, dosis obat yang kecil serta efek samping minimal karena langsung bekerja di organ target (saluran pernafasan), " ujar Dokter Yogi.
Dokter Yogi menjelaskan, terapi uap, inhalasi atau nebulisasi, prinsipnya adalah metode pemberian obat secara langsung ke saluran pernapasan dalam bentuk aerosol atau serbuk (dry powder).
Ilustrasi anak menggunakan nebulizer. Foto: MINTED VasitChaya/Shutterstock
Dokter bisa saja merekomendasikan sistem inhalasi tertentu pada pasien, tapi yang sering digunakan sehari-hari ada tiga, yaitu ; metered dose inhaler aerosol, dry powder inhaler, dan nebulizer.
"Terapi ini aman, tapi terapi inhalasi harus berdasarkan advis tenaga medis. Karena indikasi, pilihan obat, teknik atau jenis terapi inhalasi sangat beragam sehingga harus disesuaikan dengan penyakit pasien, kemampuan koordinasi dan anatomi saluran pernafasan, " kata Dokter Yogi.
ADVERTISEMENT
Orang tua juga perlu tahu, terapi inhalasi sebaiknya tidak dilakukan segera setelah pemberian makan atau minum karena berisiko terjadi aspirasi atau tersedak yang dapat berakibat fatal.