Permainan Anak Laki-laki dan Perempuan, Apa Harus Dibedakan? Ini Kata Ahli

3 Juli 2021 17:17 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak bermain. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak bermain. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Mainan menjadi benda yang tidak terpisahkan dengan keseharian anak. Hal itu tentu tidak mengherankan, sebab, dunia anak adalah dunia bermain. Ya Moms, anak-anak bisa menghabiskan sebagian besar waktunya hanya dengan bermain. Bahkan, anak bisa belajar sambil bermain.
ADVERTISEMENT
Sebagai orang tua, Anda tentu memiliki pertimbangan sendiri sebelum membelikan mainan untuk anak. Misalnya, ada orang tua masih beranggapan untuk memberikan mainan sesuai dengan jenis kelamin si kecil.
Beberapa jenis mainan seperti robot dan mobil-mobilan dianggap maskulin dan lebih cocok untuk anak laki-laki. Sementara, mainan lainnya seperti boneka dan masak-masakan dianggap feminin sehingga lebih cocok untuk anak perempuan.
Sebenarnya fungsi mainan untuk anak cenderung sama, yaitu sebagai media hiburan, membantu perkembangan motorik, hingga mengasah imajinasi anak. Lantas, apakah orang tua harus membedakan mainan untuk anak laki-laki dan perempuan?

Kata Ahli Terkait Membedakan Mainan untuk Anak Laki-laki dan Perempuan

Anak Perempuan Bermain Peran. Foto: Shutter Stock
Dilansir Family Corner, Simon Baron-Cohen, Profesor Psikopatologi Perkembangan di Universitas Cambridge telah mempelajari perbedaan antara otak pria dan wanita. Dia mengatakan bahwa otak anak perempuan dan anak laki-laki terbentuk secara berbeda, dengan anak perempuan yang cenderung lebih empati dan peka terhadap orang lain.
ADVERTISEMENT
“Inilah sebabnya mengapa anak perempuan lebih cenderung suka mengobrol atau bermain peran dengan anak perempuan lainnya, sementara anak laki-laki lebih suka bermain aktif dan cenderung menggunakan fisik. Namun, hal ini tidak berlaku sebagai sebuah keharusan dan setiap anak pasti memiliki karakter yang berbeda,” katta Simon.
Anak laki-laki bermain. Foto: Shutter Stock
Terkait hal itu, para ahli justru menyarankan agar orang tua memberi anak-anaknya pengalaman bermain seluas mungkin. Sebab, hal tersebut memungkinkan anal-anak untuk menantang dirinya sendiri, mencari tahu apa yang disukai dan dikuasai. Dengan demikian, sebaiknya orang tua memberikan kesempatan anak untuk lebih banyak belajar dengan berbagai jenis mainan tanpa memandang jenis kelamin.
Misalnya, ibu dapat mendorong anak perempuannya untuk melakukan lebih banyak aktivitas fisik dengan membawanya berolahraga bersama. Sementara itu, ibu juga bisa menawarkan boneka pada anak laki-laki untuk bermain peran. Mintalah si kecil untuk berpura-pura menjadi ayah dari boneka tersebut. Hal ini akan menumbuhkan rasa peka dan empati yang lebih tinggi pada anak laki-laki. Ini juga akan membuat anak merasakan peran sang ayah yang mengasuhnya selama ini, Moms.
ADVERTISEMENT
Penulis: Hutri Dirga Harmonis