Pernah Kecelakaan saat Bayi, Apakah Anak Akan Mengalami Trauma?

6 November 2021 15:54 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kecelakaan. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kecelakaan. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Kita mungkin menganggap kecelakaan yang dialami oleh anak saat masih bayi tidak akan diingat saat ia besar nanti. Ya Moms, pemikiran memang tersebut tidak salah, sebab anak umumnya tidak ingat kejadian sebelum berusia tiga tahun.
ADVERTISEMENT
Tapi, bagaimana dengan kondisi psikisnya? Meski tidak ingat kecelakaan yang dialami saat bayi, apakah si kecil bisa mengalami trauma?
Nah Moms, mengutip Parents, ternyata ada kemungkinan bayi masih bisa mengalami trauma dari kecelakaan yang pernah dialaminya. Seperti apa penjelasan lengkapnya? Yuk, simak kata ahli berikut ini!

Penjelasan soal Trauma pada Anak yang Pernah Alami Kecelakaan saat Bayi

Ilustrasi bayi kecelakaan mobil. Foto: Shutter Stock
Seorang profesor kesehatan mental bayi mengumumkan kepada 300 peserta di konferensi Yerusalem, bahwa anak-anak, bahkan bayi, dapat mengingat peristiwa traumatis dalam tubuh mereka. Hal ini ditandai dengan peningkatan hormon stres seperti kortisol.
Profesor Alicia Lieberman dari Departemen Psikiatri di University of California di San Francisco, Amerika Serikat, juga mengatakan bahwa sebagian besar profesional dan orang tua memang memiliki kesalahpahaman, karena bayi dan balita belum memiliki kemampuan verbal untuk menggambarkan trauma, tetapi itu ternyata bisa tetap tersimpan di otak mereka.
ADVERTISEMENT
Masih menurut Lieberman, anak-anak yang menyaksikan atau terluka dalam kecelakaan, serangan teroris, hingga mengalami kekerasan, selalu berusaha menemukan makna dari pengalaman mereka, dan bagaimana anak akhirnya menyesuaikan diri dengan dunia.
“Penelitian juga menunjukkan bahwa bayi kecil, bahkan berusia lima bulan, dapat mengingat orang asing masuk ke kamar dan menakuti mereka. Meskipun bayi-bayi itu pra-verbal, mereka nantinya dapat mengingat peristiwa traumatis yang terjadi pada mereka,” kata Lieberman seperti dikutip dari Promises Behavioral Health.

Gejala Trauma pada Anak

Ilustrasi anak trauma. Foto: Shutter Stock
Bagaimana gejala trauma pada anak? Moms, si kecil mungkin saja akan merasakan teror, ketidakberdayaan, atau ketakutan, serta reaksi fisiologis seperti jantung berdebar, muntah, atau kehilangan kontrol usus atau kandung kemih.
Mengutip Rebekah Springs, anak yang tidak mampu melindungi diri sendiri atau tidak memiliki perlindungan dari orang lain, mungkin juga akan merasa kewalahan oleh intensitas respons fisik dan emosional akibat trauma.
ADVERTISEMENT

Yang Dapat Dilakukan Jika Anak Mengalami Trauma

Ilustrasi ibu memeluk anak yang trauma Foto: Shutter Stock
Salah satu hal yang paling penting adalah buat si kecil merasa aman. Caranya bisa dengan memeluk anak setiap hari. Ya Moms, hal ini akan memberikan manfaat bagi si kecil karena dapat menenangkan perasaannya dan membuat anak merasa lebih aman.
Lalu tetap lakukan rutinitas seperti biasa, sebab rutinitas dapat meyakinkan anak bahwa hidup tetap baik-baik saja. Jangan lupa juga untuk memiliki jadwal makan dan tidur yang teratur, Moms.
Kemudian menurut Child Mind Institute, akui atau validasi apa yang anak Anda rasakan. Jika anak mengakui kekhawatirannya, jangan hanya menanggapi dengan, “Oh, jangan khawatir,” karena anak mungkin merasa Anda tidak memperhatikannya. Jadi jawab apa yang Anda dengar, misalnya dengan, "Ya, ibu tahu kalau kamu khawatir" dan pelu si kecil.
ADVERTISEMENT