Perut Bayi Sering Bunyi, Apakah Tanda Adanya Masalah Kesehatan?

Ilustrasi perut bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock

Mendengar perut bayi sering berbunyi, bisa saja membuat ibu khawatir. Apalagi jika suaranya terdengar keras seperti gemericik dan gemuruh. Ya Moms, sangat wajar jika Anda merasa kebingungan jika perut bayi sering mengeluarkan suara.

Suara-suara yang terdengar dari perut bayi ini berasal dari fungsi sistem pencernaan bagian bawah, seperti usus kecil dan besar. Bahkan menurut perawat Joy Haskin dari California State University, Bakersfield, bunyi usus bayi mulai bersuara sekitar satu jam setelah lahir.

Lantas, apakah perut bayi yang sering bunyi ini merupakan kondisi yang berbahaya dan perlu diwaspadai orang tua?

Penjelasan soal Perut Bayi Sering Berbunyi

Ilustrasi perut bayi baru lahir. Foto: Shutter Stock

Moms, tidak perlu khawatir jika perut bayi berbunyi. Sebab, saat sistem pencernaan bekerja-- seperti saat mencerna makanan atau buang air besar, maka perut bisa saja mengeluarkan suara. Jadi, suara-suara ini normal, dan biasanya suara yang Anda dengar adalah suara ASI atau susu formula yang bergerak ke usus si kecil saat dia menyusu.

Suara gemericik, denting, atau gemuruh juga dapat terjadi setiap 30 detik hingga satu menit, dan hal ini normal terjadi. Tapi, seperti dikutip dari Hello Motherhood, Anda bisa jadi perlu memeriksakan si kecil ke dokter jika kondisinya disertai dengan indikasi rasa sakit yang tidak mereda, seperti mengeluarkan gas, perubahan nafsu makan atau buang air besar.

Kemudian, ada beberapa penyebab lain kenapa perut bayi berbunyi, salah satunya karena bayi sedang lapar. Jadi, jika Anda mendengar suara gemuruh dari perut si kecil setelah dua jam atau lebih sejak ia terakhir kali menyusu, maka ini tanda untuk segera menyusui bayi.

Selain itu, seperti dikutip dari Kidsly Mom, jika Anda mendengar perut bayi keroncongan saat menyusu, kemungkinan gas atau udaranya sedang bergerak melalui saluran pencernaannya. Suara-suara ini normal dan biasanya tidak menyebabkan rasa sakit pada bayi, kecuali jika gasnya terperangkap, karena dapat menyebabkan kembung atau kolik.