Pilek pada Anak Bisa Sembuh Sendiri, Jangan Langsung Kasih Obat!

22 Februari 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi orang tua membantu anak balita mengeluarkan ingus saat pilek.
 Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi orang tua membantu anak balita mengeluarkan ingus saat pilek. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Seberapa sering anak mengalami pilek, Moms? Pilek atau selesma (common cold) merupakan kondisi yang wajar terjadi pada anak, karena tubuh mereka belum mampu membangun kekebalan terhadap banyaknya virus.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, sebagian besar pilek pada anak disebabkan oleh virus, seperti rhinovirus hingga coronavirus. Gejala yang paling sering ditemui adalah keluhan hidung meler tersumbat, bersin-bersin, dan mengeluarkan ingus berwarna kuning kehijauan. Pada beberapa anak juga bisa disertai demam dan nyeri otot, tetapi cenderung ringan.
Karena kebanyakan disebabkan oleh virus, Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi IDAI, Dr Rina Triasih, M.Med (Paed), Ph.D, Sp.A(K) menilai pilek tidak perlu pengobatan khusus kok, Moms!
"Dia [pilek] bisa sembuh sendiri tanpa pengobatan, biasanya berlangsung 7 sampai 10 hari. Pada anak-anak yang mempunyai riwayat alergi pada dirinya sendiri atau keluarganya, maka pilek bisa berlangsung sampai tiga minggu," tutur Dr. Rina dalam seminar IDAI ‘Batuk Pilek pada Anak, Apa yang Harus Diwaspadai?’, Selasa (20/2).
ADVERTISEMENT
Dr. Rina menjelaskan, pilek bersifat self limited disease atau bisa sembuh dengan sendirinya. Sehingga, tidak ada obat yang efektif untuk menyembuhkannya.
Di sisi lain, Anda pun bisa membantu meringankan gejala pileknya, seperti memastikan anak beristirahat dengan cukup serta mencukupi kebutuhan cairan dan nutrisinya. Anda juga bisa menyiapkan makanan berkuah yang hangat seperti sup, untuk dikonsumsinya selama pilek.

Namun, Kapan Pilek pada Anak Harus Diwaspadai?

1. Selesma atau Flu?
Menurut Dr. Rina, orang tua perlu membedakan anak sedang mengalami selesma atau flu. Kedua kondisi ini berbeda dan memiliki karakteristiknya masing-masing. Misalnya, anak pilek tidak mengalami demam, atau mengalami demam ringan. Sementara ketika ia sedang flu, si kecil bisa mengalami demam tinggi. Selain itu anak yang mengalami flu bisa merasakan nyeri kepala dan otot, serta tubuh lemas. Kondisi serupa tidak terjadi pada anak yang pilek.
ADVERTISEMENT
Dan sebaliknya, anak yang sedang flu tidak atau jarang mengalami hidung tersumbat dan bersin. Ciri-ciri ini justru dialami oleh anak yang sedang pilek.
Alergi pada saluran pernapasan ditandai dengan peningkatan kepekaan saluran napas terhadap rangsangan luar. Foto: Shutterstock
2. Pilek karena Alergi?
Perhatikan juga apakah anak pilek atau bersin-bersin hanya di pagi hari, saat cuaca dingin, atau terkena debu? Bisa jadi, ia justru mengalami rhinitis karena alergi.
3. Pilek dengan Ingus Berbau
Waspadai juga bila pilek berlangsung selama berminggu-minggu dan tidak menunjukkan perbaikan. Bila ingus anak juga sudah mulai berbau, bawalah si kecil ke dokter ya, Moms.

Anak Tidak Mengeluarkan Ingusnya, Berbahaya Enggak?

Salah satu yang juga banyak dipertanyakan adalah bagaimana bila anak tidak bisa atau kesulitan mengeluarkan ingusnya? Hal ini mungkin dialami oleh anak-anak kecil dan bayi.
ADVERTISEMENT
Membersihkan lendir atau ingus merupakan salah satu cara mengatasi hidung yang tersumbat. Misalnya, menggunakan cairan NaCl atau cairan saline untuk membantu mengeluarkan ingusnya. Pada bayi yang lebih kecil, Anda bisa memanfaatkan alat penyedot ingus yang sesuai dengan rekomendasi dari dokter.
"Kalau menyedot hidung pakai alat itu aman-aman saja, lebih aman daripada memberikan obat yang diberikan kepada bayi. Kalau anaknya sudah lebih besar, intinya kita mengeluarkan ingusnya itu ada obat semprot hidung yang tersedia di apotek. Dilembekin dulu, baru disedot," ungkap Dr. Rina.
Namun, bagaimana yang masih kesulitan mengeluarkan ingusnya, apakah jadi berbahaya dan mungkin menyebabkan sinusitis? Ternyata, tidak selalu ingus yang tidak keluar atau tertelan itu berbahaya dan menyebabkan sinusitis kok, Moms.
ADVERTISEMENT
"Kalau menyedot ingus ke dalam lalu dikeluarkan atau ditelan, anak jadi batuk tidak bisa mengeluarkan dahak, itu ditelan enggak apa-apa. Karena anak belum bisa membuangnya. Jadi, ditelan pun akan keluar lewat saluran cernanya. Pada bayi, kalau lagi selesma, BAB akan lembek atau jadi diare, sehingga juga akan mengganggu pencernaannya," jelas dia.
"Terkait sinusitis ada beberapa faktor penyebabnya. Misal, dia punya bakat alergi karena dia sering batuk pilek dan dia akhirnya akan menjalar. Proses sinusitis pada usia anak muda tidak sederhana," tutup Dr. Rina.