Pilu, Bayi Kembar di Gaza Meninggal Kena Bom Israel saat Ayah Ambil Akta Lahir

15 Agustus 2024 12:21 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang pria Palestina berduka atas anak kembarnya yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, sambil memegang akta kelahiran mereka, di kamar mayat rumah sakit di Deir al-Balah, Selasa, 13 Agustus 2024. Foto: AP Foto/Abdel Kareem Hana
zoom-in-whitePerbesar
Seorang pria Palestina berduka atas anak kembarnya yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, sambil memegang akta kelahiran mereka, di kamar mayat rumah sakit di Deir al-Balah, Selasa, 13 Agustus 2024. Foto: AP Foto/Abdel Kareem Hana
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sejumlah lokasi pengungsian di Gaza, Palestina, kembali jadi target serangan Israel dalam beberapa minggu terakhir. Serangan Israel baru-baru ini turut menewaskan bayi kembar, Asser (laki-laki) dan Ayssel (perempuan), yang baru berusia empat hari. Saat serangan berlangsung, sang ayah bernama Mohammed Abu Al Qumsan sedang mengambil akta kelahiran bayi kembarnya di kantor pemerintah setempat.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari CNN, beberapa jam sebelum serangan terjadi, Al Qusman pergi meninggalkan apartemennya di Deir al-Balah untuk mengambil akta kelahiran anak kembarnya. Tidak lama kemudian, ia menerima panggilan telepon dari tetangganya bahwa serangan Israel telah menghantam tempat tinggal mereka. Kedua bayi kembarnya meninggal bersama sang istri, Jumana (28), dan nenek si kembar.
Tubuh Al Qumsan bergemetar dan tersentak seolah tidak percaya atas yang dialami keluarganya. Sesampainya di halaman Rumah Sakit Martir Al Aqsa di Gaza Tengah, ia terjatuh lemas dan matanya berkaca-kaca.
"Saya mohon padamu, biarkan saya menemui mereka. Dia baru saja melahirkan, tolong izinkan saya menemuinya," teriak Al Qumsan kepada petugas kesehatan.
Rekaman yang direkam seorang jurnalis lepas menunjukkan puluhan orang berkerumun di sekitar Al Qumsan. Mereka berusaha menghiburnya.
ADVERTISEMENT
Dalam adegan lain, Al Qumsan terlihat berlutut di samping jenazah istrinya yang telah diselimuti kain, sebelum melaksanakan salat jenazah bersama rekan-rekannya. Istri dan bayi kembarnya termasuk di antara sedikitnya 23 orang yang meninggal dalam serangan Israel di daerah tersebut.
Warga Palestina berduka atas saudara kembar mereka yang tewas dalam pemboman Israel di Jalur Gaza, sambil memegang akta kelahiran mereka, di kamar mayat rumah sakit di Deir al-Balah, Selasa, 13 Agustus 2024. Foto: AP Foto/Abdel Kareem Hana
Al Qumsan mengungkapkan sudah putus asa untuk melindungi istrinya yang sedang hamil dari serangan bom Israel yang tidak kunjung berhenti, sebelum akhirnya memindahkan keluarganya ke sebuah apartemen di Deir al-Balah. Menurut kantor berita Associated Press, keluarga Al Qumsan pindah ke lokasi tersebut mengikuti perintah untuk mengevakuasi diri ke bagian tengah Gaza, sesuai instruksi tentara Israel.
Menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas, setidaknya sudah ada 115 bayi baru lahir yang terbunuh selama serangan berlangsung.
ADVERTISEMENT
Terakhir, pada Sabtu (10/8), Israel melancarkan serangan udara dengan gedung sekolah tempat penampungan para pengungsi Gaza yang menjadi sasarannya. Serangan ini menewaskan lebih dari 70 orang.
Dikutip dari BBC, Israel mengeklaim pihaknya berusaha menghindari tindakan yang merugikan warga sipil dan menyalahkan kematiannya disebabkan Hamas beroperasi di permukiman padat. Termasuk menggunakan bangunan sipil sebagai tempat berlindung.
Juru bicara militer Israel menyebut sekolah tersebut digunakan Hamas sebagai fasilitas militer, tetapi kelompok Hamas membantahnya.
Sejak serangan Israel di Gaza 7 Oktober 2023, sudah hampir 40.000 warga Palestina meninggal, termasuk di antaranya lebih dari 16.400 anak-anak, serta 92.000 orang terluka.