Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Plasenta Akreta dan Plasenta Inkreta pada Ibu Hamil, Apa Bedanya?
24 Januari 2022 10:01 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Ada beberapa kondisi plasenta yang bisa membahayakan ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Sebut saja plasenta previa, solusio plasenta, pengapuran plasenta, hingga plasenta akreta .
ADVERTISEMENT
Plasenta akreta sering kali disebut sebagai komplikasi yang sangat berbahaya bagi ibu hamil dan janin. Kondisi ini terjadi ketika plasenta tumbuh terlalu dalam di rahim, sehingga tidak bisa terlepas secara alami saat ibu melahirkan.
Ada dua tingkat awal keparahan pada kondisi ini, yaitu plasenta akreta dan plasenta inkreta. Lantas, apa perbedaan di antara keduanya?
Apa Bedanya Plasenta Akreta dan Plasenta Inkreta?
Plasenta akreta merupakan kondisi yang paling umum terjadi pada ibu hamil di mana plasenta menempel kuat pada dinding rahim, tetapi tidak sampai menembusnya. Dokter kandungan di Tampa General Hospital, Florida, Dr Sarah Obican, MD menjelaskan di laman What to Expect bahwa, ketika plasenta akreta terjadi, pembuluh darah dan jaringan lain dari plasenta tumbuh lebih dalam ke dalam jaringan rahim, sehingga sulit terlepas saat ibu melahirkan.
ADVERTISEMENT
Plasenta akreta tidak sampai mempengaruhi kondisi otot dan juga organ di sekitar rahim, namun tetap memiliki risiko yang berbahaya bagi ibu dan bayi di dalam kandungan. Pendarahan sebelum melahirkan pada trimester ketiga kehamilan bisa saja terjadi pada ibu hamil dengan plasenta akreta.
Sementara itu, plasenta inkreta memiliki tingkat keparahan yang lebih tinggi daripada plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta tertanam jauh lebih dalam ke dinding rahim hingga melekat ke otot-otot rahim.
Plasenta inkreta tidak menembus dinding rahim, tetapi dapat menyebabkan berbagai komplikasi serius seperti kegagalan organ, sindrom gangguan pernapasan akut dan bahkan kematian seperti dikutip dari Healthcare of Utah University.
Meski memiliki tingkat keparahan yang berbeda, baik plasenta akreta maupun plasenta inkreta sama-sama bisa mengancam keselamatan ibu dan janin. Ibu hamil dengan plasenta akreta ataupun inkreta berisiko melahirkan bayinya secara prematur, mengalami pendarahan berlebihan saat melahirkan, kerusakan pada rahim, kehilangan kesuburan hingga kematian.
ADVERTISEMENT
Kondisi plasenta akreta dan plasenta inkreta dianggap sebagai komplikasi yang disebabkan oleh kelainan lain pada dinding atau rahim, jaringan parut dari operasi caesar atau jenis operasi rahim lainnya, seperti pengangkatan fibroid. Tetapi, dalam beberapa kasus, kondisi ini juga bisa terjadi tanpa adanya riwayat operasi tertentu.