Plasenta Akreta dan Plasenta Perkreta, Apa Bedanya?

26 Januari 2022 9:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
13
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Plasenta Akreta dan Plasenta Perkreta, Apa Bedanya? Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Plasenta Akreta dan Plasenta Perkreta, Apa Bedanya? Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Plasenta yang tumbuh terlalu dalam di rahim disebut dengan plasenta akreta. Kondisi tersebut bisa terjadi pada ibu hamil yang mengakibatkan plasenta tidak bisa terlepas secara alami saat melahirkan.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, plasenta dianggap sebagai masalah yang bisa mengancam nyawa ibu hamil dan bayi di dalam kandungan. Kelahiran prematur hingga pendarahan hebat setelah melahirkan bisa menjadi risikonya. Namun, kondisi ini memiliki tingkat keparahan berbeda, Moms. Mulai dari plasenta akreta dan plasenta perkreta.
Lantas, apa perbedaan di antara keduanya?

Perbedaan Plasenta Akreta dan Plasenta Perkreta pada Ibu Hamil

Ilustrasi plasenta. Foto: Shutter Stock
Plasenta akreta adalah kondisi paling umum yang bisa terjadi pada ibu hamil di mana plasenta menempel kuat pada dinding rahim, tetapi tidak sampai menembusnya. Dokter kandungan di Tampa General Hospital, Florida, Dr Sarah Obican, MD menjelaskan di laman What to Expect, bahwa ketika plasenta akreta terjadi, pembuluh darah dan jaringan lain dari plasenta tumbuh lebih dalam ke dalam jaringan rahim, sehingga sulit terlepas saat ibu melahirkan.
ADVERTISEMENT
Kondisi ini sebenarnya tidak sampai mempengaruhi atau berdampak pada otot-otot dan organ lainnya di sekitar rahim, namun tetap berisiko bagi ibu dan juga bayi di dalam kandungan. Pendarahan sebelum melahirkan pada trimester ketiga kehamilan bisa saja terjadi pada ibu hamil dengan plasenta akreta.
Sementara itu, plasenta perkreta merupakan kondisi yang paling parah dari semua tingkatan plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta tumbuh terlalu dalam hingga menembus dinding dan otot-otot rahim. Dalam beberapa kasus, plasenta bahkan bisa melekat pada organ lain di sekitar rahim, seperti kandung kemih atau usus.
Ilustrasi rahim Foto: Shutter Stock
Bila sudah berada pada tingkat plasenta perkreta, ibu hamil disarankan untuk segera menjalani operasi caesar yang kemudian dilanjutkan proses pengangkatan rahim (histerektomi). Tindakan ini dinilai sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan ibu dan bayi di dalam kandungan.
ADVERTISEMENT
“Sering kali, pengobatan utama dan satu-satunya untuk plasenta perkreta adalah pengangkatan rahim pada saat melahirkan atau prosedur yang disebut Histerektomi Cesarean, terkadang disingkat C-Hyst. Dan sementara ini, jelas berarti bahwa seorang wanita tidak akan bisa hamil lagi di masa depan,” kata Dokter spesialis kandungan di Universitas Pennsylvania, Nathaniel G. DeNicola, MD seperti dikutip dari Parents.
Meski begitu, perlu dipahami bahwa baik plasenta akreta dan plasenta perkreta sama-sama bisa memberikan risiko yang berbahaya bagi ibu dan janin. Sehingga, kedua kondisi ini tentu perlu diwaspadai sejak dini. Diagnosis lebih awal pada kondisi ini diharapkan bisa membantu menurunkan tingkat risikonya, Moms.