Pneumonia dan Flu pada Anak Balita, Apa Bedanya?

8 November 2020 10:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak balita mengalami pneumonia. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak balita mengalami pneumonia. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, pneumonia masih menjadi salah satu penyakit dengan angka kematian yang cukup tinggi. Tahun 2017, Indonesia sendiri menduduki peringkat ketujuh dunia di mana terdapat 25.481 kematian anak balita karena infeksi pernapasan akut ini atau sekitar 17 persen dari seluruh kematian balita. Dua tahun berselang --tepatnya di tahun 2019, terjadi lonjakan di mana terdapat 467.383 kasus pneumonia pada balita.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pneumonia diartikan sebagai radang akut yang menyerang jaringan paru dan sekitarnya. Radang akut ini merupakan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang paling berat dan berbahaya.
Ya Moms, seperti yang kita ketahui bahwa jaringan paru adalah organ yang sangat penting untuk pertukaran oksigen. Bilamana terdapat gangguan di jaringan paru tersebut, lalu anak terkena pneumonia, kemudian paru-parunya itu akan mengalami masalah atau gangguan. Sehingga, anak balita pun bisa kekurangan oksigen. Bahkan, bila tak ditangani dengan segera bisa berakibat fatal.
"Akut itu artinya terjadi dalam waktu yang singkat. Biasanya proses penyakit yang sifatnya akut itu terjadi mendadak, tiba-tiba, bisa dalam hitungan beberapa hari, dan biasanya perjalanan penyakitnya selesai bisa kurang dari 2 minggu. Ini yang menyebabkan angka kematian pneumonia cukup tinggi," kata Ketua UKK Respirologi IDAI Dr.dr. Nastiti Kaswandani, Sp.A(K), dalam webinar bertema 'Selamatkan Anak dari Bahaya Pneumonia di Masa Pandemi' yang dihelat belum lama ini.
ADVERTISEMENT
Namun perlu Anda ketahui pula, Moms, bahwa hingga kini masih banyak masyarakat yang salah mengartikan atau belum memahami betul tentang perbedaan gejala pneumonia dan flu pada anak balita. Oleh sebab itu, yuk, kita cari tahu lebih dalam tentang perbedaan keduanya agar Anda bisa memahami betul kapan harus waspada bila anak terkena pneumonia.
Ilustrasi anak batuk, salah satu tanda pneumonia. Foto: Flickr/ Ryan Boren

Beda Gejala atau Tanda Pneumonia dan Flu pada Anak Balita

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, pneumonia merupakan jaringan paru yang sudah terkena peradangan. Sedangkan flu merupakan kependekan dari influenza atau virus influenza yang menjadi salah satu penyebab peradangan-peradangan yang ada di saluran napas.
"Jadi, bisa saja yang disebut flu itu terkena di hidung, di pipa pernapasan, atau bisa di jaringan paru. Jadi, flu lebih ke arah penyebab dari peradangan tersebut," ujar dr. Nastiti.
ADVERTISEMENT
Adapun kata flu yang sering digunakan oleh masyarakat umum, masih kata dr. Nastiti, dalam dunia medis dikenal dengan istilah common cold atau selesma. Beberapa tanda atau gejalanya adalah demam, batuk, dan pilek. Bila suatu infeksi akut tersebut disebabkan oleh virus influenza, maka dapat dikatakan flu.
"Flu ini kalau menyerang di saluran napas bisa berat, bisa terjadi peradangan di paru-paru," imbuhnya.
Sementara, tanda umum anak terkena pneumonia antara lain: batuk, napas yang cepat dan sulit, peningkatan aktivitas otot-otot pernapasan di bawah dan di antara tulang rusuk dan di atas tulang selangka, pembakaran (pelebaran) lubang hidung, dan warna kebiruan pada bibir atau kuku yang disebabkan oleh penurunan oksigen dalam aliran darah.
Ilustrasi anak balita mengalami demam. Foto: Shutterstock

Kapan Harus ke Dokter?

Moms, sebagai orang tua Anda harus memahami betul tanda-tanda yang sudah disebutkan di atas, ya! Mungkin gejala awalnya seperti selesma biasa --demam disertai batuk pilek. Namun, bila demam tak kunjung turun selama 2-3 hari, maka Anda patut mencurigai bahwa itu adalah tanda pneumonia.
ADVERTISEMENT
"Tanda penting lainnya yang juga harus diajarkan kepada orang tua adalah anak itu terlihat napasnya lebih cepat dari biasanya dan ada kesulitan bernapas atau sesak napas. Kalau sudah melihat tanda-tanda seperti itu harus segera dibawa ke pelayanan kesehatan," tutupnya.