Pubertas Dini Bisa Pengaruhi Kesehatan Mental Anak

4 Desember 2022 18:58 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak praremaja stres karena pubertas dini. Foto: MIA Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak praremaja stres karena pubertas dini. Foto: MIA Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu tanda anak sudah memasuki usia praremaja adalah saat ia mengalami pubertas. Pada anak perempuan, ia akan mengalami menstruasi pertama kali pada usia sekitar 10 – 13 tahun. Sementara pada anak laki-laki, ia akan mengalami mimpi basah pada usia 11 – 14 tahun.
ADVERTISEMENT
Namun, dalam beberapa kasus, ada sebagian anak yang mungkin mengalami pubertas lebih cepat dibanding anak-anak pada umumnya. Kondisi itu disebut juga dengan pubertas dini. Secara umum, tanda-tandanya mungkin sama seperti pubertas pada umumnya. Namun, karena terjadi lebih cepat, kondisi tersebut berpotensi mempengaruhi kesehatan mental anak.
Lantas, mengapa hal itu bisa terjadi? Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Verywell Mind.

Mengapa Pubertas Dini dapat Mempengaruhi Kesehatan Mental Anak?

Ilustrasi anak praremaja stres. Foto: Shutterstock
Menurut Jasmine M. Reese, MD, MPH, FAAP, FSAHM, direktur klinik khusus remaja dan dewasa muda serta asisten profesor pediatri di Fakultas Kedokteran Johns Hopkins, anak yang mengalami pubertas dini mungkin akan merasa berbeda dengan teman sebayanya yang belum mengalami pubertas. Hal itu bisa jadi membuatnya kurang nyaman karena harus menyesuaikan diri lagi.
ADVERTISEMENT
“Hal lain yang perlu dipertimbangkan adalah waktu perubahan ini dan tingkat kematangan keseluruhan anak atau remaja saat mereka menyesuaikan diri dengan perubahan ini. Seseorang juga harus mempertimbangkan bahwa anak-anak biasanya berada dalam lingkungan yang konstan dibandingkan dengan teman sebayanya yang mungkin tidak mengalami perubahan serupa,” jelas dr. Reese.
Ya Moms, anak yang sudah pubertas umumnya akan mengalami perubahan fisik dan perubahan suara khusus untuk anak laki-laki. Jika hal itu terjadi lebih awal dibanding anak-anak pada umumnya, si kecil mungkin akan merasa cemas dan khawatir pada dirinya.
“Penelitian selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa pubertas memang memainkan peran penting dalam kesehatan mental secara keseluruhan. Bagaimana pubertas dan perubahan hormon yang terjadi memengaruhi kesehatan mental sangatlah kompleks. Ada banyak aspek yang perlu dipertimbangkan, termasuk bagaimana seorang anak muda memproses perubahan pubertas secara mental,” ujar dr. Reese.
ADVERTISEMENT
Bahkan, sebuah penelitian baru tahun 2022 menunjukkan bahwa anak perempuan memiliki risiko lebih besar mengalami masalah kesehatan mental saat ia mengalami pubertas dini. Kondisi itu biasanya disebabkan oleh adanya perbedaan pada perubahan dirinya. Anak mungkin sudah mengalami perubahan secara fisik, tetapi tidak pada emosionalnya.

Apa yang Bisa Dilakukan Orang Tua?

Ilustrasi ibu dan anak usia praremaja. Foto: Shutterstock
Penting bagi orang tua untuk memperhatikan saat anak mengalami tanda-tanda pubertas lebih awal, terutama pada fisik anak. Jika tanda-tanda itu muncul, orang tua mungkin bisa berkonsultasi ke dokter untuk memastikan apakah itu tanda pubertas atau kondisi lain.
Selain itu, penting pula bagi orang tua untuk mengedukasi anak tentang pubertas, bahkan sebelum anak memasuki usia praremaja. Salah satu caranya adalah dengan memberikan buku atau tontonan seputar pubertas.
ADVERTISEMENT
Bagi orang tua yang memiliki anak perempuan berusia praremaja, penting untuk menyiapkan pembalut di tas anak untuk berjaga-jaga jika ia mengalami menstruasi pertama kali di sekolah.
“Komunikasi terbuka tentang emosi dan perasaan sangat membantu, sehingga orang tua dapat membantu membangun sistem pendukung untuk anak mereka sejak dini sebelum perilaku meningat atau suasana hati menurun,” pungkas dr. Reese.