QnA: Bagaimana Sih Cara Menangkal Bahaya Penyakit Difteri?

10 Desember 2017 20:18 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Vaksin DPT mencengah difteri (Foto: Instagram/@klinikpatrialestari)
zoom-in-whitePerbesar
Vaksin DPT mencengah difteri (Foto: Instagram/@klinikpatrialestari)
ADVERTISEMENT
Difteri saat ini tengah menjadi perbincangan masyarakat. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteria ini memicu kekhawatiran karena telah menyebar hingga ke 23 provinsi di Indonesia dan memakan korban jiwa. Hingga saat ini, terhitung 622 kasus difteri dan 32 di antaranya meninggal.
ADVERTISEMENT
Tentu saja, fakta ini tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Kementerian Kesehatan bahkan telah menetapkan wabah difteri di tahun 2017 sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Namun, fakta-fakta ini sebaiknya tidak direspons dengan kepanikan berlebihan.
1. Apa Sih Virus Difteri?
Difteri pada Anak (Foto: Instagram/ @klinikpatrialestari)
zoom-in-whitePerbesar
Difteri pada Anak (Foto: Instagram/ @klinikpatrialestari)
Difteri merupakan infeksi bakteri serius yang mempengaruhi selaput lendir tenggorokan dan hidung. Penyakit yang ditimbulkan bakteri patogen bernama Corynebacterium diphteria.
Pemerintah memasukkan difteri ke dalam satu dari 17 penyakit menular tertentu yang dapat menimbulkan wabah. Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 1501/ MENKES/PER/X/2010, pemerintah akan melakukan penanganan khusus terhadap kemunculan penyakit difteri.
2. Lalu, Apa Gejala Orang yang Terserang Difteri?
Gejala ditandai dengan panas tinggi (38 derajat celcius) dan sakit di tenggorokan. Sakit di tenggorokan disebabkan karena terbentuknya sebuah membran tebal berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel. Radang ini tidak hanya menimbulkan rasa sakit, tapi penderita akan kesulitan menelan dan sesak napas.
ADVERTISEMENT
Meski dikhawatirkan menyerang anak usia dini, difteri merupakan penyakit yang tidak mengenal umur. Virus ini dapat menyebar baik ke tubuh anak-anak maupun orang dewasa. Kasus terakhir mengungkapkan seorang anak di Tangerang meninggal di usia 6 tahun.
3. Bagaimana Penularannya?
Peta Rekap KLB Difetri (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Rekap KLB Difetri (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
Difteri biasanya menyebar melalui kontak fisik. Medium penyeberan bisa melalui kontak dengan benda-benda yang telah terjangkit bakteri seperti cangkir dan sikat gigi. Penyebaran difteri juga dapat melalui udara terutama jika Anda berada di sekitar orang yang terinfeksi saat batuk dan bersin.
Secara umum, penyakit ini memiliki masa inkubasi 2-5 hari dan akan menular dalam 2-4 minggu. Penyakit ini tidak hanya ditularkan oleh orang yang terinfeksi tidak menunjukkan tanda atau gejala difteri. Virus difteri masih bisa menularkan sampai enam minggu setelah infeksi awal.
ADVERTISEMENT
4. Bahaya dari Penyakit Difteri ?
Difteri tidak hanya berhenti di sakit tenggorokan. Jika penanganan dari difteri ini terlambat, maka infeksi akan menjalar pada jantung hingga saraf pusat yang bisa berakhir pada kematian.
Berikut dampak-dampak yang disebabkan oleh penyakit difteri:
Masalah pernapasan
Partikel-partikel membran dapat luruh dan masuk ke paru-paru. Hal ini berpotensi memicu reaksi peradangan pada paru-paru sehingga fungsinya akan menurun secara drastis dan menyebabkan gagal napas.
Kerusakan jantung
Selain paru-paru, toksin difteri berpotensi masuk ke jantung dan menyebabkan peradangan otot jantung atau miokarditis. Komplikasi ini dapat menyebabkan masalah, seperti detak jantung yang tidak teratur, gagal jantung, dan kematian mendadak.
Kerusakan saraf
Toksin dapat menyebabkan penderita mengalami masalah sulit menelan, masalah saluran kemih, paralisis atau kelumpuhan pada diafragma, serta pembengkakan saraf tangan dan kaki. Paralisis pada diafragma akan membuat pasien tidak bisa bernapas sehingga membutuhkan alat bantu pernapasan atau respirator. Paralisis diagfragma dapat terjadi secara tiba-tiba pada awal muncul gejala atau berminggu-minggu setelah infeksi sembuh. Karena itu, penderita difteri anak-anak yang mengalami komplikasi umumnya dianjurkan untuk tetap di rumah sakit hingga 1,5 bulan.
ADVERTISEMENT
Difteri hipertoksik
Komplikasi ini adalah bentuk difteria yang sangat parah. Selain gejala yang sama dengan difteri biasa, difteri hipertoksik akan memicu pendarahan yang parah dan gagal ginjal.
5. Lalu, Bagaimana Cara Mencegah atau Mengobati Difteri?
Cegah Difteri pada bayi dengan imunisasi (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Cegah Difteri pada bayi dengan imunisasi (Foto: Thinkstock)
Moms, Anda tidak perlu merasa khawatir berlebihan terhadap kehadiran penyakit ini. Difteri dapat dicegah melalui pengobatan yang disiplin. Tapi, mencegah memang lebih baik dari mengobati bukan?
Kebanyakan kasus difteri muncul karena imunisasi yang kurang lengkap. Pemerintah tengah menggencarkan imunisasi massal sebagai optimalisasi pencegahan. Kegiatan ini dimulai Dinas Kesehatan DKI Jakarta akan melaksanakan imuninasi vaksin masal di seluruh wilayah Jakarta mulai Senin (11/12) mendatang. Periode pertama akan dilakukan di Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
ADVERTISEMENT
Dinkes DKI bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan untuk pengadaan vaksin difteri di Jakarta.Sekitar 1,2 juta vaksin disediakan Kemenkes untuk rentang usia 2 tahun hingga 19 tahun.
Lokasi vaksin Program imunisasi difteri ini dibagi ke dalam tiga tahap untuk putaran pertama, program ORI difteri dimulai di Jakarta Barat dan Jakarta Utara mulai minggu kedua bulan Desember 2017.
Selanjutnya dilakukan pada minggu kedua Januari 2018 untuk putaran kedua dan minggu kedua Juni 2018 untuk putaran ketiga.
Jika tidak, Moms bisa mendatangi puskesmas atau rumah sakit setempat untuk menanyakan pencegahan dan pengobatan difteri.
Infografis Difteri (Foto: Muhammad Faisal Nu'man)
zoom-in-whitePerbesar
Infografis Difteri (Foto: Muhammad Faisal Nu'man)