Ramai ASI Perah Dijual di Situs Online, Ini Bahayanya, Moms!

3 Agustus 2023 19:07 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ASI perah yang berwarna kekuningan. Foto: Shutter stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ASI perah yang berwarna kekuningan. Foto: Shutter stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tanggal 1 hingga 7 Agustus diperingati sebagai Pekan Menyusui Sedunia setiap tahunnya. Ini menjadi momen pengingat bagaimana perjuangan setiap ibu dalam memberikan ASI untuk bayinya.
ADVERTISEMENT
Sayangnya, Pekan Menyusui Sedunia kali ini diwarnai dengan kabar tidak menyenangkan. Beredar jasa donor atau jual ASI perah (ASIP) di situs online yang tentunya sangat meresahkan bagi banyak ibu. Sekantong ASIP dijual dengan harga Rp 700 hingga 3.000.
Benar, ASI merupakan makanan terbaik bayi sejak usia 0-6 bulan, dan dilanjutkan hingga 2 tahun. Pemberian ASI juga bisa dilakukan dengan menyusui atau memerahnya terlebih dahulu. Namun, penggunaan ASIP juga ada aturannya, Moms. Apalagi, jika ASIP merupakan hasil donor dari ibu lainnya.
Lantas, apa sih bahayanya fenomena jual beli ASIP online ini?

Kata Dokter soal Bahaya Jual ASI Perah

Fenomena jual ASI perah online. Foto: Ecommerce/dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC
Bagi beberapa ibu yang mengalami hambatan dan tantangan selama menyusui seperti kondisiyang membuat produksi ASI-nya sedikit, mereka tentu akan sangat memperjuangkan kebutuhan nutrisi untuk buah hatinya. Misalnya saja dengan mengonsumsi ASI booster atau datang ke konselor laktasi.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Dokter Spesialis Anak dan Konsultan Laktasi, dr. Wiyarni Pambudi, SpA., IBCL., berpendapat bahwa manfaat pemberian ASI bukan sekadar sebagai makanan bayi. Rangkaian proses menyusui juga memberikan stimulasi yang baik untuk si kecil. Sehingga, iklan penjual ASIP di toko online sangat perlu di waspadai.
"Iklan yang terang-terangan menjual ASI perah ini sungguh menggemaskan hati, vulgar, dan menjerumuskan. Ada banyak hal yang mengkhawatirkan, penyimpanan, ketahanan, sampai wadahnya," ujar dr. Wiyarni pada kumparanMOM (⅜).
Penyimpanan
Moms, ASIP harus disimpan dengan suhu tinggi di freezer untuk menjaga kualitasnya. Sementara, ASIP yang dijual bebas suhunya mungkin tidak stabil dan tidak termonitor dengan baik. Misalnya kulkas yang sering dibuka tutup, sehingga temperatur kulkas pun ikut naik turun. Ini membuat ASIP lebih cepat rusak.
ADVERTISEMENT
Ketahanan
Para penjual mengeklaim produk ASIP-nya bisa tahan hingga 12 bulan. Sementara menurut dr. Wiyarni, tidak ada riset yang menyarankan pemberian ASI yang telah dibekukan selama 12 bulan untuk bayi.
"Secara nalar saja, kira-kira ibu kalau disuguhi frozen food yang sudah setahun dibiarkan di kulkas, suka apa enggak? Jadi, berempatilah sama bayi-bayi mungil," tutur dr. Wiyarni.
Fenomena jual ASI perah online. Foto: Ecommerce/dr. Wiyarni Pambudi, SpA, IBCLC
Wadah
Pada foto produk ASIP tersebut, kantong ASI yang berbahan plastik tampak berjejer. Sementara wadah berbahan plastik diketahui berinteraksi dengan lemak ASI, selain dapat mengurangi kadarnya juga terjadi pelepasan partikel, seperti flukolan atau fragmen yang menyebabkan kontaminasi mikroplastik.
Selain ketiga poin tersebut, hal lain yang paling krusial adalah informasi tentang penjual atau pendonor ASI, baik itu kondisi kesehatan, riwayat obat, dan teknik pemerahan dan penyimpanan ASI, apakah sesuai dengan kondisi bayi dan kemungkinan risiko di baliknya.
ADVERTISEMENT
"Bagaimana status kesehatannya, amankah dari potensi penularan HIV-HTLV-Hepatitis B-Hepatitis C-TORCH-Sifilis, dll? Selain fisik, bagaimana kondisi psikis ibu, apa saja makanan atau obat yang dikonsumsi? Apa jaminan keamanan dan keaslian konten ASI perah yang diperjualkan?" lanjut dr. Wiyarni.
Jadi, memang ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan sebelum menerima donor ASI dari ibu lain. Sehingga, sangat penting bagi ibu untuk lebih berhati-hati terutama saat ada fenomena jual beli ASIP seperti saat ini.