Ramai Video Orang Tua Prank Anak dengan Suara Kuntilanak, Simak Bahayanya!

23 Agustus 2022 12:04 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
9
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak takut. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak takut. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Beberapa waktu terakhir, media sosial diramaikan dengan konten orang tua melakukan prank suara kuntilanak kepada anak. Para pembuat konten mengaku melakukannya sebagai lucu-lucuan atau hiburan semata.
ADVERTISEMENT
Prank yang dimaksud yakni orang tua mengunci sang anak seorang diri di dalam kamar lalu memperdengarkan suara kuntilanak sehingga anak kaget dan tampak sangat ketakutan. Meski sang anak sudah menggedor-gedor pintu, beberapa orang tua tak segera membukakannya karena mereka menganggap melihat sang anak ketakutan adalah hal lucu.
Sebenarnya, bahaya enggak ya, hal itu?
Ilustrasi anak menangis meraung-raung. Foto: Shutterstock

Kata Psikolog soal Bahaya Prank Anak dengan Suara Kuntilanak

Psikolog anak, Irma Gustiana, menyayangkan tindakan ini. Ia mengingatkan, bermain bersama anak dengan cara menakuti dapat menimbulkan trauma pada si kecil. Anak juga bisa kehilangan kepercayaan kepada orang tua dan mungkin jadi lebih tertutup. Padahal seharusnya orang tua menjadi pihak yang paling dipercaya anak.
“Main sama anak penting banget buat kesehatan mental dia. Jadi kalau main dengan cara menakut-nakuti sudah otomatis enggak sehat buat mental anaknya. Mungkin anak jadi takut, cemas, dan ada trauma juga,” ujar perempuan yang akrab disapa Ayang ini kepada kumparanMOM.
ADVERTISEMENT
Sebab, meski orang tua menganggap prank tersebut hanya lucu-lucuan semata, nyatanya tidak demikian bagi anak. Bahkan dampak yang ditimbulkan bisa terjadi dalam jangka panjang.
“Orang tua harus bijak juga ketika bermain atau bercanda sama anak. Mainkanlah segala sesuatu yang sekiranya memiliki unsur yang sehat, baik, dan positif bagi anak serta tidak menimbulkan rasa takut atau rasa cemas,” ujar founder klinik Ruang Tumbuh ini.
Ilustrasi anak menangis ketakutan. Foto: Shutterstock
Dia mengingatkan pentingnya menyaring informasi dari media sosial agar tidak berdampak buruk bagi diri sendiri maupun orang-orang terdekat. Jangan sampai mengikuti tren viral namun justru jadi bumerang.
“Jangan cuma karena pengin terkenal, viral dan sebagainya, lantas mengekspos anak. Itu kan mengekspos ketakutan anak, itu justru enggak bagus juga,” tegasnya.
ADVERTISEMENT