Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Imunisasi menjadi bekal kesehatan anak sejak dini. Saat imunisasi, si kecil akan diberikan vaksin yang berfungsi untuk mencegah paparan berbagai penyakit berbahaya.
WHO menyebutkan, imunisasi dapat mencegah 2-3 juta kematian setiap tahunnya. Tak heran bila Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) sangat menganjurkan agar orang tua memberikan vaksinasi pada buah hatinya sesuai jadwal yang sudah ditentukan.
Dalam rangka World Immunization Week, IDAI menggelar Childhood Immunization Update (CIU) 2023, yaitu peluncuran rekomendasi imunisasi untuk anak usia 0-18 tahun sebagai panduan bagi orang tua agar dapat melengkapi vaksinasi anak-anak terutama yang tertinggal karena pandemi beberapa tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
Update Jadwal Imunisasi Anak 2023 sesuai Rekomendasi IDAI
Menurut data Kemenkes, 1,7 juta anak Indonesia belum melengkapi imunisasi dasar. Sehingga, anak-anak tersebut rentan terkena penyakit yang sebenarnya bisa sangat dicegah dengan imunisasi. Hal ini disampaikan oleh Ketua CIU 2023, Prof. Dr. Hartono Gunardi, SpA(K), dalam acara konferensi pers CIU di Hotel Shangri-La, Jakarta Pusat, Senin (29/5).
"Kita meluncurkan jadwal imunisasi IDAI yang baru karena ada beberapa vaksin yang baru diluncurkan dan pembaharuan penggunaan vaksin yang sudah lama," ujar Hartono.
Di dalam Rekomendasi Jadwal Imunisasi 2023, terdapat 2 jenis vaksinasi baru yang direkomendasikan untuk anak, dan 1 jenis pembaruan vaksinasi. Yakni vaksin dengue untuk demam berdarah dimulai dari usia 6 tahun dari yang sebelumnya dimulai dari usia 9 tahun. Kemudian, vaksin HPV untuk anak perempuan sebagai pencegahan dari kanker serviks diberikan sejak usia 9-14 tahun. Vaksin HPV juga bisa didapat di program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) untuk anak kelas 5 dan 6 SD, atau usia sekitar 12 tahun.
IDAI mengimbau agar orang tua segera melengkapi dan mengejar imunisasi anaknya yang tertinggal dengan mengikuti panduan ini dan pemberian suntikan ganda (multiple injection).
ADVERTISEMENT
Pemberian Imunisasi Ganda untuk Anak
Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), Prof. Dr. Sri Rezeki Hadinegoro, dr. SpA(K)., menyebutkan, ada 2 strategi untuk mengejar imunisasi anak yang tertinggal.
-Memakai Vaksin Kombinasi
Jadi, vaksin dalam 1 botol tidak hanya untuk satu penyakit, contohnya vaksin DTP(difteri, pertusis, dan tetanus).
-Imunisasi Ganda
Artinya, 2 vaksin berbeda tapi diberikan pada saat bersamaan. Misalnya 1 di paha kiri jenis IPV dan satu lagi di paha kanan jenis DPT HB Hib. Bisa juga 2 suntikan diberikan dalam satu paha dengan memberikan jarak sekitar 2,5 sentimeter.
"Ini (imunisasi ganda) bukan baru dan sudah banyak di negara-negara lain melakukannya, tapi di Indonesia jadi sesuatu yang baru. Ini juga cukup aman dan kipinya biasanya tidak parah," ungkap Sri.
Kendati demikian, Sri tidak menampik bahwa ada kemungkinan kipi yang dialami anak bisa lebih tidak nyaman dibandingkan saat mendapatkan satu suntikan. Namun, demam pasca imunisasi sebenarnya bukan sesuatu yang perlu dikhawatirkan, sebab, ini merupakan tanda bahwa vaksin sedang beradaptasi dengan baik.
Demam yang perlu diwaspadai adalah ketika si kecil demam hingga mengalami kejang, sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat.
Sri juga menambahkan agar orang tua memahami kondisi anaknya siap divaksin atau tidak. Misalnya, sebaiknya tidak memberikan imunisasi ketika si kecil sedang demam, diare, atau flu berat.
ADVERTISEMENT