Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Riset: 34 Persen Pelajar SMA di Jakarta Terindikasi Masalah Kesehatan Mental
18 Desember 2024 12:11 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Menurut riset terbaru, 34% pelajar SMA di Jakarta memiliki indikasi masalah kesehatan jiwa. Penelitian ini dilakukan oleh Health Collaborative Center (HCC) dan Fokus Kesehatan Indonesia (FKI) bersama Yayasan BUMN melalui inisiatif Mendengar Jiwa Institute.
Koordinator Riset dan Kajian Fokus Kesehatan Indonesia (FKI), Dr. dr. Ray Wagiu Basrowi, MKK, FRSPH, menyebut, 3 dari 10 pelajar sering menunjukkan perilaku marah dan cenderung berkelahi. Perilaku ini merupakan dampak dari gangguan mental emosional.
"Ada 34 persen pelajar SMA di Jakarta terindikasi ada masalah kesehatan jiwa artinya ada risiko gangguan emosional. Bukan udah sakit jiwa ya, belum," ujar dr. Ray dalam konferensi pers paparan Laporan Hasil Studi Zona Mendengar Jiwa terkait kesehatan mental pelajar SMA Jakarta, di Jakarta Selatan, Selasa (17/12).
Menurut dr. Ray, temuan ini harus dianalisis lebih mendalam. Apalagi angka 34% ini lebih tinggi apabila dibandingkan dengan data atau temuan dari riset sebelumnya.
ADVERTISEMENT
Faktor Penyebab Masalah Kesehatan Mental Anak SMA di Jakarta
Riset menunjukkan, ada beberapa penyebab di balik angka 34% anak pelajar SMA di Jakarta terindikasi mengalami masalah gangguan jiwa. Beberapa penyebabnya adalah:
- 26% kasusnya muncul karena mereka memiliki masalah dengan teman sebayanya. Hasilnya, mereka cenderung menyendiri, tidak memiliki teman baik dan sering diganggu oleh anak lain.
- 23% masalah kesehatan mental pelajar SMA di Jakarta muncul karena sudah ada gangguan emosional seperti kekhawatiran, cenderung takut, ada keluhan pada sakit badan yang sebetulnya tidak memiliki penyakit. Masalah ini dikenal dengan psikosomatis.
- 29% dikontribusi oleh gangguan hiperaktivitas, seperti terlalu aktif dan begitu mudah teralih perhatiannya dan konsentrasi sering buyar.
-Kontributor lainnya karena sering marah dan sering berkelahi. Hal ini melahirkan potensi agresivitas di antara anak pelajar SMA di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Jadi kalau anda punya ponakan, anak yang usia remaja dan lagi sekolah sma di Jakarta, berarti 3 dari 10 di antara mereka ada indikasi gangguan emosional, atau berisiko mengalami gangguan masalah kesehatan jiwa," kata dr. Ray.
Penelitian ini juga menemukan setidaknya ada 10% pelajar SMA merasa rentan dengan kondisi kesehatan mentalnya. Angka ini menjadi tanda kesadaran diri remaja terhadap kesehatan mental masih rendah.
Selain itu, riset ini juga mengungkap pelajar SMA lebih memilih teman ketimbang guru untuk membahas kesehatan mental. Bahkan hampir 7 dari 10 atau setara dengan 67% pelajar SMA terbukti tidak ingin mengunjungi ruang BK.