Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Sebuah riset menunjukkan, adanya hubungan antara ayah yang perokok dengan gangguan yang dapat mengintai anak, Moms. Mengutip dari Science Daily, riset yang dilakukan Florida State University di Tallahassee, AS, menyebutkan bahwa paparan nikotin rokok ayah, berisiko sebabkan gangguan kognitif pada anak dan cucunya kelak.
ADVERTISEMENT
Gangguan kognitif ini bukanlah berasal dari paparan asap, melainkan berasal dari sperma ayah yang mengandung nikotin. Para peneliti telah melakukan tes terhadap tikus jantan yang air minumnya disuntikkan nikotin dosis rendah selama masa subur mereka. Kemudian, peneliti meletakkan tikus betina di kandang yang sama dengan tikus jantan tersebut.
Hasilnya, anak-anak tikus tersebut menunjukkan perilaku hiperaktif, susah fokus, serta gangguan perilaku lainnya. Sedangkan tikus betina yang tidak dikawinkan dengan tikus jantan yang tak terpapar nikotin, anak-anak mereka memiliki fleksibilitas kognitif.
Pradeep Bhide, salah satu peneliti dalam riset tersebut mengatakan, nikotin dan asap rokok sebelumnya sudah terbukti dapat sebabkan perubahan epigenetik yang meluas. Perubahan ini bisa menyebabkan masalah genetik yang berperan dalam daya ingat serta pembelajaran.
"Faktanya, efek negatif pada pria merokok lebih terlihat daripada wanita yang merokok. Selain itu, cacat kognitif yang ditemukan pada anak-anak di masa sekarang, bisa jadi karena adanya gangguan lingkungan yang diderita pada generasi sebelumnya. Namun temuan kami menggarisbawahi perlunya penelitian lebih lanjut terkait hal ini," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Rupanya rokok memang harus disingkirkan jauh-jauh, Moms. Ini karena selain nikotin yang mempengaruhi sperma ayah , seorang ibu hamil yang menghirup nikotin dari asap rokok, juga bisa menjadi faktor risiko anak mengalami gangguan perilaku termasuk gangguan hiperaktif attention deficit (ADHD) pada beberapa generasi berikutnya.
Live Update