Riset: Ibu Menyelesaikan 71 Persen Pekerjaan Rumah Tangga yang Menguras Mental

2 Januari 2025 17:34 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu stres. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu stres. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Dari mulai urusan pengasuhan, rumah tangga, hubungan dengan tetangga dan keluarga besar, hingga pengelolaan keuangan keluarga, hampir semuanya rata-rata dipegang oleh ibu. Urusan ini sering kali dianggap sepele, padahal kenyataannya bisa sangat menguras mental.
ADVERTISEMENT
Jadi wajar kok, Moms, jika Anda terkadang merasa kewalahan dengan urusan sehari-hari dalam rumah tangga. Perasaan tersebut valid, bahkan dibuktikan dalam penelitian baru-baru ini, lho!

Riset soal Pekerjaan Rumah Tangga yang Menguras Mental Ibu

Ilustrasi ibu stres punya dua anak balita. Foto: chalermphon_tiam/Shutterstock
Mengutip Science Daily, dalam penelitian yang dipublikasikan di The Journal of Marriage and Family pada Desember 2024 disebutkan bahwa rata-rata ibu mengerjakan 71 persen pekerjaan rumah tangga yang menguras mental. Hal ini membuatnya rentan mengalami stres dan burn out.
Penelitian yang dilakukan oleh tim dari University of Bath dan University of Melbourne ini melibatkan 3.000 orang tua di Amerika Serikat. Mereka mencari tahu pembagian tugas rumah tangga yang melibatkan beban mental.
Hasilnya, rata-rata para ibu menanggung 71% tugas rumah tangga yang membutuhkan upaya mental, sedangkan ayah hanya mengerjakan 45% saja.
ADVERTISEMENT
Selain itu, peran ibu dan ayah dalam rumah tangga biasanya sangat berbeda. Ibu mengerjakan 79% pekerjaan sehari-hari seperti membersihkan dan mengasuh anak-- dua kali lebih banyak dari ayah (37%). Sementara itu, ayah fokus pada tugas-tugas episodik seperti keuangan dan perbaikan rumah (65%), meskipun ibu masih mengerjakan bagian yang signifikan (53%), yang menyebabkan duplikasi usaha.
"Pekerjaan semacam ini sering kali tidak terlihat, tetapi penting. Pekerjaan ini dapat menyebabkan stres, kelelahan, dan bahkan memengaruhi karier wanita," kata Dr Ana Catalano Weeks, salah satu peneliti yang juga ilmuwan politik dari Departemen Politik, Bahasa & Studi Internasional di University of Bath.
Weeks mengatakan, dalam banyak kasus, kondisi ini dapat menciptakan ketegangan dalam pasangan, bahkan hingga memicu kebencian. Dia berharap penelitian ini memicu percakapan tentang pembagian beban mental secara lebih adil dan seimbang
ADVERTISEMENT
Weeks menegaskan, kesenjangan gender dalam beban mental tidak hanya memengaruhi kehidupan keluarga, tetapi juga memengaruhi wanita di tempat kerja dan kehidupan publik. Sebuah studi yang dilakukan Gallup baru-baru ini menunjukkan ibu yang bekerja dua kali lebih mungkin daripada ayah untuk mempertimbangkan pengurangan jam kerja atau meninggalkan pekerjaan mereka karena tanggung jawab sebagai orang tua.