Riset: Kesehatan Mental Ayah Berdampak Signifikan di 2 Tahun Pertama Anak

1 Juli 2025 15:24 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-circle
more-vertical
Riset: Kesehatan Mental Ayah Berdampak Signifikan di 2 Tahun Pertama Anak
Perkembangan dua tahun pertama usia si kecil juga dipengaruhi oleh kesehatan mental ayahnya. Kok bisa?
kumparanMOM
Ilustrasi Ayah membacakan cerita untuk anak.  Foto: Butsaya/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Ayah membacakan cerita untuk anak. Foto: Butsaya/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kesehatan mental ayah ternyata menjadi 'investasi' yang penting bagi anak-anak dan keharmonisan keluarga. Sebab, penelitian terbaru mengungkapkan, kesehatan mental pada ayah dalam dua tahun pertama kehidupan anak dapat berdampak signifikan pada perkembangan si kecil. Namun sayangnya, masalah ini masih kerap terabaikan.
ADVERTISEMENT
Motherly melansir, sebuah meta-analisis terbaru yang diterbitkan dalam JAMA Pediatrics yang meneliti 84 penelitian dan melibatkan ribuan ayah dan anak menemukan hubungan yang jelas antara kesejahteraan mental ayah dan perkembangan emosional, kognitif, dan sosial anak. Dan efeknya ternyata paling berasa pada anak usia dini, atau di periode yang sangat penting dalam tumbuh kembangnya.
Hasil penelitian ini sekaligus memvalidasi temuan yang selama ini mungkin dirasakan oleh para ibu, yaitu kondisi emosional pasangan dapat membentuk energi di kehidupan rumah tangga. Ketika hanya salah satu orang tua berjuang sendirian, hal ini dapat mengubah ritme emosional seluruh rumah tangga, termasuk anggota keluarga terkecil.
Para peneliti menemukan, tekanan dari sisi ayah, termasuk kecemasan, depresi, dan stres kronis, sangat terkait dengan dampak-dampak negatif yang dapat dirasakan anak. Mulai dari disregulasi emosi, keterlambatan kognitid, dan kesulitan bersosialisasi. Masalah ini lebih sering terlihat pada masa bayi, balita, dan prasekolah.
ADVERTISEMENT

Apa yang Terjadi pada Ayah Ketika Sedang Mengalami Masalah Kesehatan Mental?

Nah Moms, masalah kesehatan mental tidak selalu sama pada pria dan wanita, terutama pada masa pascapersalinan. Menurut penelitian, sekitar 1-10 persen ayah juga bisa mengalami depresi postpartum, lho!
Ilustrasi ayah dan bayi baru lahir. Foto: BaLL LunLa/Shutterstock
Para ahli mengidentifikasi beberapa gejala, yang mungkin bisa menjadi panduan Anda mengenali pasangan yang sedang mengalami masalah kesehatan mental:
Beberapa suami mengekspresikan depresi atau kecemasan sebagai kemarahan atau jarak emosional.
Tiba-tiba kehilangan minat terhadap hobi, acara sosial, atau waktu bersama anak-anak bisa menjadi tanda bahaya.
ADVERTISEMENT
Pola tidur yang terganggu —bisa berupa insomnia atau tidur berlebihan—yang diikuti dengan rasa lelah kronis merupakan gejala umum pada ayah.
Menarik diri dari aktivitas keluarga atau kehadiran secara fisik, bahkan saat di rumah, dapat mengindikasikan emosi yang berlebih.
Suami mengekspresikan perasaan yang “kosong”, “tidak berharga”, atau diliputi keraguan terhadap diri sendiri merupakan isyarat penting.
Ilustrasi ayah memandikan bayi. Foto: Odua Images/Shutterstock
Jika Anda melihat suami memiliki tanda-tanda tersebut, maka cobalah membuka obrolan untuk mencari tahu apa yang menyebabkan ia memiliki perasaan yang kurang baik.
Hal ini penting mengingat masih banyak budaya yang menekankan seorang ayah bisa menangani masalah sendiri tanpa berbagi beban emosional. Yang pada akibatnya, ayah akan sulit berbicara tentang kondisi emosinya dan ragu mencari pertolongan profesional.
ADVERTISEMENT
"Sebab, hubungan antara penyakit mental ayah dan perkembangan anak yang buruk bisa berkaitan sangat erat," ucap peneliti yang sekaligus mengingatkan pentingnya intervensi dini bila ayah memiliki masalah kesehatan mental.
Jika masalah depresi, kecemasan, dan masalah kesehatan mental yang dialami ayah tidak mendapat penanganan yang tepat, maka bisa memengaruhi kemampuan regulasi emosi dan perilaku si kecil. Studi juga menunjukkan, anak dari ayah dengan kondisi mental yang terganggu cenderung akan mengalami kesulitan dalam emosi, akademik, dan sosialisasi.
Dan di sinilah peran seluruh anggota keluarga jadi begitu penting. Ketika ayah bisa sehat secara mental, maka interaksi dengan anak-anaknya pun akan lebih positif dan menciptakan hubungan yang kuat. Suasana keluarga yang stabil juga sangat membantu perkembangan anak secara penuh hingga dewasa kelak.
ADVERTISEMENT