Riset: Makanan Olahan Tinggi Gula dan Lemak Jahat Bisa Turunkan IQ Anak

6 Agustus 2024 14:08 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Riset: Makanan Olahan Tinggi Gula dan Lemak Jahat Bisa Turunkan IQ Anak. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Riset: Makanan Olahan Tinggi Gula dan Lemak Jahat Bisa Turunkan IQ Anak. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sudah menjadi rahasia umum bila mengkonsumsi makanan ultra proses atau makanan olahan alias junk food membawa dampak negatif bagi kesehatan tubuh, termasuk anak. Ternyata lebih dari itu, makanan olahan yang tinggi gula dan lemak jahat juga bisa menurunkan IQ anak lho, Moms!
ADVERTISEMENT
Dikutip dari ABC News, peneliti dari Inggris dan Kanada menemukan hubungan antara makanan tinggi lemak dan gula dengan penurunan Intelligence Quotient (IQ) anak.

Dampak Konsumsi Makanan Berlemak dan Tinggi Gula pada IQ Anak

Para peneliti memberi beberapa pertanyaan pada para orang tua yang kerap memberi anak mereka junk food. Dari berbagai pertanyaan itu, peneliti menemukan, anak-anak yang sering mengkonsumsi makanan berlemak dan bergula pada usia 3 tahun, akan memiliki IQ lebih rendah pada usia 8 tahun dibandingkan teman-temannya yang mengonsumsi makanan bernutrisi.
Ilustrasi otak anak. Foto: Shutterstock
“Hal ini menunjukkan bahwa efek kognitif atau perilaku yang berkaitan dengan kebiasaan makan di awal masa kanak-kanak mungkin akan bertahan (selama beberapa tahun), meskipun ada perubahan berikutnya (termasuk perbaikan) pada asupan makanan,” tulis salah satu peneliti, Kate Northstone.
ADVERTISEMENT
Kendati demikian, memberi anak makanan seperti pizza hingga keripik kentang tidak akan langsung menyebabkan penurunan IQ anak. Kate menyebut, para peneliti menemukan adanya hubungan, bukan sebab-akibat. Di sisi lain, gaya pengasuhan juga dapat menyebabkan IQ anak menjadi rendah.
Para penulis juga menyebut, mereka mempertimbangkan banyak faktor yang mungkin berkontribusi terhadap temuan mereka, termasuk peristiwa stres yang dialami anak, tingkat pendidikan orang tua dan kelas sosial.
“Saya ingin melihat lebih jauh tentang pola asuh orang tua. Apakah orang tua berinteraksi dengan anak-anaknya, apakah mereka makan malam bersama – ini adalah hal-hal yang juga dapat mempengaruhi IQ,” ujar Keith Ayoob, profesor pediatri di Albert Einstein College of Medicine di Bronx, NY.
Ilustrasi anak makan. Foto: Shutterstock
Selain itu, para penulis pun menemukan bahwa pola makan antara usia 4 dan 7 tahun tidak berdampak signifikan pada IQ. Alasan usia tiga tahun penting ialah karena di masa tersebut otak anak sedang berkembang pesat. Perkembangan ini idealnya ditunjang dengan kebiasaan makan baik dan bergizi.
ADVERTISEMENT
"Nutrisi yang baik pada periode awal tersebut dapat mempengaruhi perkembangan otak. Mendorong pertumbuhan otak yang optimal,” kata Ayoob.