Risiko Konsumsi Makanan Ultra Proses bagi Anak

30 Agustus 2024 11:39 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Junk Food Foto: JeniFoto/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Junk Food Foto: JeniFoto/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Makanan ultra proses (ultra-processed food) masih digemari oleh banyak orang karena rasanya yang lezat dan gurih, tidak terkecuali anak-anak. Bila Anda dan keluarga masih suka makan sosis, nugget, roti, sereal, makanan siap saji, hingga permen, maka yang Anda makan itu adalah makanan ultra proses.
ADVERTISEMENT
Apa sih yang dimaksud dengan makanan ultra proses? Menurut Dokter Spesialis Anak sekaligus expert kumparanMOM, dr. Aisya Fikritama, SpA, ini merupakan jenis makanan yang mengalami banyak pemrosesan. Ditambah, makanan tersebut mengandung tambahan gula, garam, dan lemak yang tinggi. Lalu juga mengandung pewarna dan perasa buatan, serta bahan pengawet
"Makanan ultra proses ini bisa menyebabkan anak menjadi kecanduan, karena rasanya yang lebih lezat daripada jenis-jenis makanan yang tanpa proses," ungkap dr. Aisya kepada kumparanMOM.
Melihat dari banyaknya kandungan yang minim nutrisi dan kalori kosong, maka bila mengonsumsinya terlalu banyak dapat menimbulkan konsekuensi bagi kesehatan. Hal ini terutama disebabkan oleh bahan-bahan tambahan dan dimodifikasi yang dikandungnya.
dr. Aisya menjelaskan, pada anak-anak yang terlalu sering mengonsumsi makanan ultra proses dapat menyebabkan dia overnutrisi atau overweight (obesitas).
ADVERTISEMENT
Beberapa penyakit juga rentan dialami anak yang mengonsumsi banyak makanan ultra proses, seperti diabetes, hipertensi, ginjal, hingga hipertensi. Padahal, penyakit-penyakit ini dulu lebih sering dialami oleh orang berusia lanjut. Namun, kini makin banyak menyerang anak-anak.
"Dan faktanya, 80-90 persen anak yang mengalami diabetes tipe 2, mereka banyak yang berkaitan dengan obesitas," tutur dr. Aisya.

Makanan Olahan yang Bisa Dikonsumsi Anak

Ilustrasi anak makan mi instan. Foto: Shutterstock
Dikutip dari Very Well Health, makanan olahan sebenarnya masih bisa dikonsumsi, namun ada syaratnya. Makanan olahan sendiri adalah makanan yang diolah dengan teknik pengawetan atau pemasakan dan telah ditambahkan garam, gula, dan lemak. Makanan tersebut dapat dimakan sendiri atau digabungkan dengan makanan lain. Tujuan pengolahannya adalah untuk mengubah atau meningkatkan rasa, tekstur, dan daya tahannya.
ADVERTISEMENT
Beberapa contoh makanan olahan yang bisa dikonsumsi seperti sayuran kaleng, keju, ikan dan daging kaleng, dan sejenisnya.
"Makanan olahan yang dapat dikonsumsi anak adalah makanan olahan dengan zat gizi tambahan, ataupun susu formula untuk anak-anak yang mengalami gizi kurang," ucap dr. Aisya.
"Prinsipnya adalah anak-anak harus mendapatkan kecukupan kalori untuk perkembangannya. Dan khusus untuk anak-anak yang mengalami gizi kurang ataupun gizi buruk, tentunya asupan kalori harus ditambah," lanjutnya.
Bagaimana dengan anak yang memiliki alergi terhadap susu sapi?
"Anak dengan alergi susu sapi tentunya juga memerlukan ultra-processed food berupa susu, dan ini harus ditentukan oleh advice dokter spesialis," tutup dia.