Risiko Memompa ASI saat Hamil

8 Mei 2023 9:35 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ibu hamil yang menyusui sedang memompa ASI. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ibu hamil yang menyusui sedang memompa ASI. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Hamil lagi saat masih memiliki anak yang perlu disusui memiliki tantangan tersendiri. Di satu sisi bahagia karena mendapat anugerah anak lagi, namun di sisi lain mungkin ada banyak kekhawatiran dan pertanyaan dalam benak ibu. Salah satunya adalah, amankah jika ibu memompa ASI saat hamil?
ADVERTISEMENT
Ya Moms, dalam beberapa kasus, ibu hamil mungkin merasa perlu memompa ASI karena tak bisa selalu berada di sisi anak. Jika menyusui saat hamil cenderung aman dilakukan, berbeda dengan memompa ASI. Para ahli tak sepenuhnya merekomendasikan ibu hamil untuk memompa ASI.
“Memompa ASI saat hamil umumnya tidak disarankan kecuali Anda memompa ASI untuk memberi makan si kecil yang masih menyusu,” kata Dr. Crystal Berry-Roberts, dokter spesialis obgyn di Klinik Regional Austin.
Dr. Berry-Roberts menekankan bahwa ada risiko jika ibu memilih untuk memompa ASI saat hamil. “Memompa saat hamil bisa merangsang pelepasan oksitosin yang bisa menyebabkan rahim berkontraksi. Jika dilakukan di awal kehamilan, ini bisa meningkatkan risiko keguguran," katanya, dikutip dari Romper.
ADVERTISEMENT
Namun, kemungkinan risiko ini juga harus dipertimbangkan terhadap kebutuhan gizi anak yang sedang menyusu, Moms. Jika bayi yang disusui masih sangat muda dan perlu memompa untuk memberikan nutrisi yang optimal, kemungkinan dokter akan memperbolehkan ibu untuk memompa ASI. Dengan syarat, kondisi kehamilan ibu memang sehat.
"Selama tidak ada faktor risiko yang signifikan dan dokter tidak memerintahkan istirahat panggul (tidak berhubungan seks), maka tidak ada alasan untuk membatasi pemompaan atau menyusui," kata perawat terdaftar dan konsultan laktasi bersertifikat, Tera Hamann.
Mengingat memompa ASI saat hamil dapat menyebabkan kontraksi, jadi penting bagi ibu untuk memperhatikan tanda atau 'alarm' tubuh. “Kontraksi acak biasanya tidak menjadi masalah, tetapi jika semakin kuat dan/atau lebih teratur, Anda harus berhenti,” jelas Hamann.
ADVERTISEMENT

Adakah Manfaat Memompa ASI saat Hamil?

Ilustrasi mengeluarkan ASI perah dengan pompa payudara Foto: Shutterstock
Selama akhir kehamilan, memompa ASI berpotensi membantu mempersiapkan tubuh Anda untuk persalinan. Bahkan memompa ASI bisa sangat membantu ibu jika ingin melahirkan tanpa obat dan intervensi medis.
“Memompa ASI saat hamil dapat dipertimbangkan di akhir kehamilan saat cukup bulan pada usia 37+ minggu untuk melihat apakah menimbulkan kontraksi atau tidak. Ini bisa membawa beberapa perubahan serviks dan mungkin berdampak positif pada persalinan," papar Dr. Berry-Roberts.
Lantas apakah memompa ASI saat hamil berdampak pada suplai ASI? “Ada kesalahpahaman umum bahwa memompa saat hamil dapat membantu meningkatkan suplai ASI. Kecuali Anda sudah menyusui anak lain, pasokan ASI tidak mulai terbentuk sampai setelah lonjakan hormon ketika plasenta terpisah," urainya.
ADVERTISEMENT

Boleh Memompa ASI saat Hamil untuk Kumpulkan Kolostrum

Kolostrum. Foto: Shutterstock
Sementara itu, jika usia kehamilan sudah lebih dari 37 minggu dan Anda sudah tidak lagi menyusui namun ASI mulai keluar sedikit-sedikit, tak masalah untuk memerasnya dengan tangan, Moms. Konsultan Laktasi dari The Lactation Network, Caitlyn Parker, menyebut, langkah ini dikenal sebagai ekspresi antenatal, dan ASI yang keluar itu adalah kolostrum.
“Jika Anda dapat memeras kolostrum dengan tangan (saat hamil), Anda dapat menyimpan kolostrum jika bayi membutuhkan suplemen setelah lahir. Jika Anda tahu bayi Anda mungkin memerlukan perawatan khusus setelah lahir, ini jadi pilihan yang perlu dipertimbangkan," tuturnya.

Apa Risiko Memompa ASI saat Hamil?

Seperti yang dijelaskan Dr. Berry-Roberts di atas, ada risiko keguguran jika Anda memompa selama awal kehamilan. Namun jika kehamilan Anda sehat, Dr. Berry-Roberts menyarankan untuk tetap berkonsultasi pada dokter dan mendiskusikan risiko serta manfaatnya.
ADVERTISEMENT
"Semua jenis pemompaan, - listrik, manual, dan pakai tangan - dapat menyebabkan kontraksi yang bisa menyebabkan persalinan," kata Parker.
Selain itu, memompa saat hamil dapat menyebabkan puting lecet dan dehidrasi. Sementara di sisi lain, ibu hamil membutuhkan asupan air putih lebih banyak daripada orang dewasa lainnya.
"Memompa dapat menyebabkan kontraksi, jadi penting untuk mendengarkan tubuh Anda dan tetap terhidrasi dengan baik. Kehamilan cenderung menyebabkan puting menjadi sakit, memompa dapat memperburuknya,” jelas Hamann.
Intinya adalah memompa saat hamil dapat menimbulkan risiko - terutama di awal kehamilan - jadi Anda harus berbicara dengan penyedia layanan kesehatan Anda sebelum memutuskan untuk melakukannya. Jika Anda ingin melakukannya dan Anda dapat melakukannya dengan aman, itu luar biasa. Tapi jika tidak, jangan stres.
ADVERTISEMENT
“Tidak semua orang mengalami kebocoran sebelum melahirkan dan tidak setiap orang bisa mendapatkan hasil apa pun dari pemompaan selama kehamilan,” jelas Hamann. Selain itu, ASI Anda bisa mengering jika Anda menyusui saat hamil, karena hormon, tentunya.
Namun Hamann mengatakan bahwa “bisa memompa ASI selama hamil, bukan jaminan ASI ibu akan selalu lancar ke depannya," kata Hamann.