Risiko yang Mengintai Bayi Bila Lahir Lewat Bulan

12 Januari 2020 10:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ilustrasi janin - NOT COV Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi janin - NOT COV Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Pada kelahiran normal atau cukup bulan, biasanya bayi akan keluar saat usia kandungan 38 hingga 42 minggu. Namun, bila lewat dari 42 minggu maka disebut lewat waktu lahir atau overdue.
ADVERTISEMENT
Mengutip WebMD, belum diketahui secara pasti penyebabnya. Tapi kemungkinan terjadi overdue meninggi bisa karena adanya faktor-faktor pendukung, seperti: salah hitung usia kehamilan, ketidakseimbangan hormon yang menyebabkan siklus haid ibu tidak teratur, hingga pernah punya riwayat overdue sebelumnya. Lalu bisa juga karena gangguan kesehatan ibu atau disebabkan kelainan mulut rahim yang membuatnya tidak melunak dan tidak mudah membuka.
Sama seperti lahir kurang bulan, apabila bayi lahir lewat bulan maka terdapat beberapa risiko yang mengintai. Apa saja?
1. Cairan Ketuban Rendah
masalah kehamilan Foto: Shutterstock
Bahaya yang mengintai bayi bila lahir di atas 42 minggu adalah kekurangan oksigen dan nutrisi. Ini karena jumlah cairan ketuban akan berkurang atau oligohidramnion. Selain itu dampaknya menurut Mayo Clinic, bisa mempengaruhi detak jantung bayi dan menekan tali pusar selama kontraksi.
ADVERTISEMENT
2. Masalah Paru-paru
bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Risiko selanjutnya adalah si kecil bisa mengalami masalah paru-paru. Kok bisa? Karena janin akan mengeluarkan mekonium atau kotoran janin dan bersifat racun di cairan ketuban. Lalu, bila janin menghirup cairan tersebut maka ketika lahir bisa mengalami masalah paru-paru seperti pneumonia atau radang paru-paru, Moms.
3. Kematian
Bila ukuran janin lebih dari 4.000 gram maka akan menyulitkan proses persalinan karena sulit melewati jalan lahir. Selain itu, air ketuban yang sudah berkurang juga dapat meningkatkan risiko terjepitnya tali pusat yang dapat menyebabkan kematian (stillbirth).
4. Sindrom Postmaturitas
Risiko lainnya adalah sindrom postmaturitas atau bentuk fisik bayi khas. Apa saja? Mayo Clinic menyebut bayi tidak ada punya bulu halus (lanugo), berkurangnya lemak kulit (vernix caseosa), kulit berisik, kuku jari panjang bahkan kadang berwarna kuning, rambut lebih lebar hingga kulit keriput.
ADVERTISEMENT
Biasanya dalam kasus overdue, dokter juga akan melakukan pemeriksaan terhadap ibu dan janin seperti USG, kardiotokografi –pemeriksaan gerakan dan detak jantung janin—dan volume air ketuban. Dari serangkaian pemeriksaan ini nantinya dokter akan menentukan tindakan selanjutnya.
Meski begitu, dalam kasus overdue ibu juga harus terus memantau gerakan janin di dalam perut. Apabila janin bergerak semakin aktif atau melambat, kemungkinan adanya gangguan, misalnya kekurangan oksigen.