RSUD Dr Soetomo Berhasil Pisahkan Bayi Kembar Siam, Satu Bayi Meninggal

21 Agustus 2024 14:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Arselo, bayi kembar siam pygopagus pasca operasi pemisahan di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Selasa (20/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Arselo, bayi kembar siam pygopagus pasca operasi pemisahan di RSUD dr Soetomo, Surabaya, Selasa (20/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim dokter dari RSUD dr. Soetomo Surabaya berhasil melakukan operasi pemisahan bayi kembar siam dempet bokong (pygopagus) bernama Arsello dan Arsenio. Kedua bayi ini berasal dari Tulungagung, Jawa Timur.
ADVERTISEMENT
Meski berhasil dipisahkan dari kembarannya, bayi Arsenio harus mengembuskan napas terakhir karena tidak dapat bertahan.
Bagaimana kisah bayi kembar siam ini hingga akhirnya dilakukan operasi pemisahan?

Kisah Bayi Kembar Siam yang Dipisahkan di RSUD Dr Soetomo

Pasangan Yoga dan Yeni Dwi menyambut kelahiran bayi kembar mereka pada 17 April 2024 di RS Bhayangkara Tulungagung, dengan berat badan keduanya 5,2 kilogram. Kedua bayi yang berjenis kelamin laki-laki itu lahir dengan kondisi memiliki hanya satu anus dan dua skrotum (kantung kulit yang menggantung di bawah pangkal penis) namun hanya satu yang terisi.
Bayi kembar siam ini kemudian dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya untuk dilakukan operasi pemisahan. Akan tetapi, operasi tidak langsung dilakukan karena menunggu kedua bayi ini cukup umur dan berat badan yang cukup.
RSUD dr Soetomo konferensi pers pemisahan bayi kembar siam pygopagus asal Tulungagung, Jawa Timur, Selasa (20/8/2024). Foto: Farusma Okta Verdian/kumparan
Pada 14 Agustus 2024, bayi kembar siam yang sudah berusia empat bulan itu dirujuk kembali ke RSUD Dr Soetomo. Saat dirujuk, kondisi mereka dalam keadaan kurang baik. Setelah menjalani perawatan selama dua hari, tim dokter memutuskan untuk melakukan operasi pemisahan terhadap kedua bayi kembar siam itu lantaran denyut nadi Arsenio terus rendah.
ADVERTISEMENT
Operasi pemisahan Arsello dan Arsenio berlangsung selama 9 jam, dengan tim yang terdiri dari dokter anestesi, dokter anak, bedah anak, bedah saraf, hingga bedah plastik.
Selama operasi berjalan, kondisi Arsenio kritis dan sempat mengalami henti jantung sehingga tim dokter perlu memberikan tindakan resusitasi. Namun, upaya medis yang diberikan tidak membuahkan hasil. Bayi Arsenio tidak bisa diselamatkan meski berhasil dipisahkan dari kembarannya.
"Takut satunya jadi enggak baik, mumpung satunya baik. Sehingga salah satunya inkubasi anastesi, satunya terus dilakukan pijat jantung mempertahankan, walau akhirnya meninggal dunia," ucap Direktur Utama RSUD dr Soetomo, Prof dr Cita Rosita Sigit Prakoeswa SpKK (K) dalam konferensi pers di RSUD Dr Soetomo, Selasa (20/8).
Sedangkan Arsello kini sudah dalam kondisi yang stabil pascaoperasi, dan tidak lagi menggunakan alat bantu napas (ventilator).
ADVERTISEMENT
"Sudah ada peningkatan membaik. Meski satunya sudah harus kalah nggak ada," ujar ibu kembar siam, Yeni.
Rupanya, Yeni mengaku tidak mengetahui bahwa bayi yang dikandungnya ternyata bayi siam.
"Kalau kembar siamnya tidak tahu sama sekali, cuma waktu usia kandungan 7 bulan ada kecurigaan, sempat dirujuk USG di Malang dinyatakan kondisi baik bahkan posisi 69. Kepala satu di bawah, (satu) di atas. Jadi secara logika nggak mungkin dempet," cerita Yeni.
Saat ini, Arselo masih dirawat di ICU Gedung Bedah Pusat Terpadu RSUD dr Soetomo. Tim dokter sedang fokus untuk pemulihan luka bekas operasi. Setelah kondisinya pulih, Arsello akan menjalani rawat jalan di RSUD Tulungagung.
Reporter: Farusma Okta Verdian