Saat Jadi Ayah, Ini 3 Perubahan yang Terjadi di Tubuh Pria

25 November 2020 13:02 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi bonding ayah ketika bayi menyusu. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi bonding ayah ketika bayi menyusu. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Saat si kecil lahir ke dunia, itu artinya Anda pun terlahir sebagai seorang ibu dan suami Anda sebagai ayah. Ya Moms, Anda dan pasangan juga terlahir sebagai orang tua. Pada momen tersebut, tak hanya dari pihak wanita alias ibu dari sang anak saja yang mengalami perubahan dalam dirinya, tapi ayah juga ikut mengalami perubahan biologis.
ADVERTISEMENT
Bahkan, dikutip dari New York Times, para ilmuwan baru mulai menemukan bahwa baik pria maupun wanita mengalami perubahan hormon dan otak yang menandai transisi dalam menjadi orang tua baru. Intinya, menjadi ayah adalah fenomena biologis seperti halnya menjadi seorang ibu.
Lantas, perubahan apa saja yang akan terjadi di tubuh pria saat ia memiliki anak? Yuk, simak jawabannya di sini!

Perubahan yang Terjadi di Tubuh Pria saat Jadi Ayah

Ilustrasi ayah bersama bayi. Foto: Shutter Stock

1. Penurunan Kadar Hormon Testosteron

Testosteron merupakan salah satu hormon yang memiliki peran penting dalam perkembangan dan pubertas pria. Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan pada 2011, Dr. Lee Gettler, PhD., Antropolog dari Amerika Serikat mengungkapkan bahwa dari penelitian yang dilakukan selama lima tahun terhadap 465 pria yang menjadi ayah, mereka mengalami penurunan testosteron yang lebih signifikan bila dibandingkan dengan mereka yang masih lajang atau sudah menikah.
ADVERTISEMENT
Penurunan testosteron ini dapat terjadi tepat sebelum dan setelah kelahiran anak pertama mereka. Kendati hingga kini belum ada alasan yang jelas hal apa yang mendorong faktor ini, namun Dr. Gettler mengatakan bahwa semakin rendahnya kadar testosteron ini akan berdampak pada pengasuhan anak yang dilakukan pria tersebut.
"Kami menemukan bahwa jika ayah baru memiliki testosteron lebih rendah sehari setelah bayi mereka lahir, mereka akan melakukan lebih banyak tugas merawat dan hal lainnya yang berkaitan dengan si kecil dalam beberapa bulan pertama kehidupannya," ujarnya.

2. Hormon Oksitosin dan Dopamin Meningkat

ilustrasi ayah dan bayi baru lahir Foto: shutterstock
Selain itu, penelitian juga menunjukkan bahwa semakin rendah testosteron pria, maka semakin besar ia akan memproduksi hormon lain, seperti oksitosin dan dopamin saat berinteraksi dengan anaknya. Maka dari itu, merawat anak tak hanya menciptakan bonding yang kuat antara ayah dan si kecil, tapi juga peningkatan neurokimia yang dapat menimbulkan perasaan bahagia, puas, dan hangat.
ADVERTISEMENT

3. Perubahan pada Cara Kerja Otak

Ayah dan bayi baru lahir Foto: Shutterstock
Otak juga tampak mengalami perubahan struktural untuk memastikan bahwa para ayah ini dapat menunjukkan keterampilannya dalam hal pengasuhan anak. Pada tahun 2014, Dr. Pilyoung Kim, PhD., ilmuwan saraf perkembangan di The University of Denver, Inggris membuat penelitian dengan memeriksa 16 ayah baru melalui mesin MRI.
Penelitian tersebut pun dilakukan dua kali. Pertama, saat ayah baru memiliki bayi berusia 2-4 minggu. Kemudian kedua, pada saat bayi berusia antara 12-16 minggu. Hasilnya menunjukkan bahwa terjadi perubahan otak yang mencerminkan hal-hal yang sebelumnya terlihat pada ibu baru. Area tertentu di dalam bagian otak tersebut berkaitan dengan kedekatan, pengasuhan, empati, dan kemampuan untuk menafsirkan serta bereaksi secara tepat terhadap perilaku bayi.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Dr. Shir Atzil, PhD., psikolog di The Hebrew University of Jerusalem, Israel sekaligus pemimpin penelitian tersebut percaya bahwa otak ayah telah beradaptasi dengan cara yang sama, tapi berbeda untuk memastikan bahwa mereka dapat terikat dengan merawat si kecil, meski dirinya tak melahirkan.
"Baik ibu maupun ayah dipersiapkan untuk menunjukkan tingkat motivasi dan penyesuaian yang sama dengan bayi," tutur. Dr. Atzil.