Saat Melahirkan Normal, Benarkah Vagina Harus Digunting?

10 Agustus 2021 16:57 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi persalinan. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Menjelang waktu persalinan, banyak ibu hamil yang merasa takut. Terutama bila akan melahirkan normal. Takut, sakit!
ADVERTISEMENT
Sebagian ibu juga merasa takut membayangkan vaginanya harus digunting dalam proses melahirkan normal.
Tapi benar enggak, sih? Apakah setiap ibu yang melahirkan normal harus digunting vaginanya?

Fakta soal Tindakan Menggunting Vagina saat Melahirkan Normal

Tindakan Menggunting Vagina saat Melahirkan Normal Foto: Shutterstock
Moms, prosedur menggunting vagina atau yang disebut episiotomi ini tidak harus dijalani oleh setiap ibu yang melahirkan normal. Menurut dr. Uf Bagazi, SpOG, dokter spesialis obgyn dari Rumah Sakit Brawijaya, Jakarta Selatan, episiotomi hanya akan dilakukan bila ada kekhawatiran terjadi sobekan yang parah pada jalan lahir ibu.
“Episiotomi dilakukan bila dicurigai akan terjadi robekan jalan lahir yang akan lebih buruk untuk bentuk dan luasannya,” kata dr. Uf saat dihubungi oleh kumparanMOM.
“Jadi dia (sobekannya) sampai dengan ke anus. Sehingga dianjurkan lebih baik kami melakukan pemotongan yang disebut episiotomi.”
ADVERTISEMENT

Kapan Dokter Memutuskan Tindakan Episotomi

Kapan Dokter Memutuskan Tindakan Episotomi saat Melahirkan Normal Foto: Shutterstock
Keputusan apakah episiotomi harus dilakukan pada saat melahirkan biasanya baru akan dibuat saat ibu telah mengejan. Bila terlihat ada kondisi-kondisi tertentu yang akhirnya mengharuskan gunting vagina dilakukan, maka prosedur tersebut akan dilakukan.
“Pada saat dia mau lahiran, sudah bukaannya lengkap, sudah mengejan dan robekannya dicurigai ke sana (dapat membahayakan). Episiotomi biasanya tidak direncanakan, begitu ya.”
Beberapa kondisi yang bisa menyebabkan gunting vagina harus dilakukan pada ibu saat melahirkan adalah pendeknya jarak antara liang vagina dan anus atau saat terjadi kekakuan otot vagina.
“Mungkin karena kekuatan otot, sehingga dicurigai kepala (bayi) akan merobek dengan cukup hebat,” tambah dr. Uf.
Bila kondisi-kondisi tersebut terjadi saat ibu akan melahirkan, maka episiotomi pun akan dilakukan. Namun sekali lagi, Moms, tidak semua ibu harus menjalani prosedur ini.
ADVERTISEMENT
“Itu tidak mutlak, ya. Jadi tidak harus dilakukan episiotomi,” tegas dr. Uf Bagasi.