Sakit Perut saat Hamil Muda, Apakah Berbahaya?

10 Juni 2023 14:31 WIB
ยท
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi sakit perut saat hamil muda. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi sakit perut saat hamil muda. Foto: TORWAISTUDIO/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, apakah Anda kerap merasakan sakit perut saat hamil muda? Sakit perut atau kram saat hamil muda biasanya tak perlu dikhawatirkan. Namun dalam beberapa kasus terkadang menjadi tanda sesuatu yang serius.
ADVERTISEMENT
Layanan Kesehatan Inggris (National Health Service UK) menyebut jika sakit perut yang dirasakan ibu hamil hilang saat ia berpindah posisi, beristirahat, buang air besar, atau buang angin, biasanya tak perlu dikhawatirkan. Tetapi jika kondisinya semakin mengkhawatirkan, jangan ragu untuk segera ke rumah sakit.
Sakit perut yang tidak berbahaya bisa disebabkan oleh beberapa hal berikut:
1. Nyeri ligamen
Biasanya terjadi karena ligamen meregang untuk menopang rahim yang berisi janin yang terus bertumbuh. Nyeri ini terasa seperti kram tajam di satu sisi perut bagian bawah.
Untuk mengurangi nyeri yang Anda rasakan, cobalah lebih berhati-hati saat hendak duduk atau berbaring karena dapat mengurangi rasa sakit yang disebabkan oleh ligamen. Coba tekuk pinggul setiap kali Anda tiba-tiba ingin bersin atau batuk. Jangan lupa olahraga ringan setiap hari untuk mengurangi nyeri ligamen.
ADVERTISEMENT
2. Sembelit
Ilustrasi wanita sembelit (cover) Foto: Shutter Stock
Sembelit atau konstipasi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain gangguan pada hormon, asupan cairan atau serat yang kurang, kurang olahraga, dan konsumsi zat besi. Sembelit bisa terasa sangat tidak nyaman bagi ibu hamil, hingga membuat perut terasa kembung dan badan lemas.
Untuk mencegah sembelit, perbanyaklah makan serat setiap hari dan penuhi kebutuhan cairan harian. Mengutip Academy of Nutrition and Dietetics, ibu hamil membutuhkan asupan air putih lebih banyak dari orang dewasa lain, yakni 1,5-3 liter per hari. Jika konstipasi masih berlanjut, dokter mungkin akan merekomendasikan pelunak feses khusus ibu hamil.
3. Sakit karena gas
Dokter obgyn lulusan University of California, AS, dr. Nivedita Kaul, menyebut ibu hamil merasakan lebih banyak gas dalam perutnya karena peningkatan jumlah kadar hormon progesteron. Rasa sakit dapat muncul di satu titik saja atau berpindah ke titik-titik lain di perut.
ADVERTISEMENT
Hormon progesteron melemaskan otot-otot, sehingga makanan membutuhkan lebih banyak waktu untuk dicerna, dan akhirnya menyebabkan gas. Makanan yang berada di area usus besar untuk waktu yang lebih lama, memungkinkan perut menghasilkan lebih banyak gas. Selain itu, saat perut membesar, otomatis ada tekanan tambahan pada rahim, yang menyebabkan pencernaan makanan lambat sehingga terjadi penumpukan gas.
Untuk mengatasi ketidaknyamanan ini, cobalah untuk makan sedikit tapi sering dan perbanyak minum air putih, Moms. Selain itu, olahraga ringan juga dapat membantu pencernaan dan mengurangi kram perut selama awal kehamilan. Hindari makan makanan yang dapat memicu gas seperti makanan berminyak, kacang-kacangan, kol, dan minuman berkarbonasi.
Bagaimana jika rasa sakit atau kram perut terasa semakin parah?
Ilustrasi ibu menyusui nyeri punggung. Foto: Shutter Stock
Moms, segera hubungi dokter jika kram perut disertai beberapa gejala ini:
ADVERTISEMENT
- perdarahan atau bercak,
- keputihan yang tidak biasa,
- nyeri punggung bagian bawah,
- nyeri atau merasakan sensasi terbakar saat buang air kecil,
- rasa sakitnya parah atau tidak hilang setelah setelah beristirahat selama 30 menit hingga 1 jam.

Sakit Perut saat Hamil Muda yang Bisa Jadi Tanda Serius

1. Kehamilan Ektopik
Ini adalah saat sel telur yang telah dibuahi ditanamkan di luar rahim, misalnya di tuba falopi. Kehamilan tidak dapat bertahan dan perlu diangkat dengan obat atau pembedahan.
Gejala biasanya muncul antara 4 dan 12 minggu kehamilan dan dapat meliputi sakit perut dan pendarahan, rasa sakit di ujung bahu, dan merasa tidak nyaman saat buang air besar atau buang air kecil.
ADVERTISEMENT
2. Keguguran
Ilustrasi ibu hamil keguguran. Foto: fizkes/Shutterstock
Nyeri kram dan pendarahan sebelum 24 minggu kehamilan terkadang bisa menjadi tanda keguguran atau ancaman keguguran.
2. Preeklamsia
Nyeri tepat di bawah tulang rusuk umum terjadi pada kehamilan lanjut karena bayi yang tumbuh dan rahim mendorong di bawah tulang rusuk.
Namun jika rasa sakit ini parah atau terus-menerus, terutama di sisi kanan, bisa menjadi tanda pre-eklampsia (tekanan darah tinggi pada kehamilan) yang dialami beberapa ibu hamil. Biasanya dimulai setelah 20 minggu atau tepat setelah bayi lahir.
Gejala pre-eklamsia lainnya meliputi sakit kepala parah, masalah penglihatan, bengkak pada kaki, tangan dan wajah.
3. Persalinan Prematur
Jika Anda hamil kurang dari 37 minggu dan mengalami kram atau pengencangan perut secara teratur, segera temui dokter, Moms. Ini bisa menjadi tanda persalinan prematur , dan Anda harus dipantau di rumah sakit.
ADVERTISEMENT
4. Solusio Plasenta
Ilustrasi solusio plasenta pada ibu hamil. Foto: Shutter Stock
Ini adalah saat plasenta mulai terlepas dari dinding rahim, biasanya menyebabkan pendarahan dan nyeri hebat terus-menerus, bukan hilang timbul seperti nyeri kontraksi.
Kondisi ini terkadang darurat karena itu berarti plasenta mungkin tidak dapat menopang bayi dengan baik. Jangan ragu untuk segera ke rumah sakit jika mengalami kondisi ini.
5. ISK (infeksi saluran kemih)
ISK sering terjadi pada kehamilan dan biasanya dapat dengan mudah diobati. ISK dapat menyebabkan sakit perut dan terkadang, tetapi tidak selalu, nyeri saat buang air kecil.