Saran Psikolog untuk Orang Tua Sebelum Unggah Foto Anak di Media Sosial

26 Desember 2024 13:27 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu mengasuh anak sambil main gadget. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu mengasuh anak sambil main gadget. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Kehadiran media sosial membuat siapa saja dengan bebas menampilkan momen kebersamaan dengan orang-orang terkasih. Beberapa orang tua juga dengan sengaja mengunggah foto atau video anak-anaknya yang menampilkan momen menggemaskan hingga memamerkan keahliannya.
ADVERTISEMENT
Tetapi, yang perlu diingat orang tua adalah penting untuk berpikir bijak sebelum mengunggah foto atau video anak di media sosial. Misalnya, ingat prinsip untuk tidak mengunggah foto dan video secara berlebihan, tetap melindungi hak-hak privasi anak, hingga menghindari skenario terburuk bisa disalahgunakan oleh pihak lain.
Kenyataannya, kondisi yang terjadi seringkali orang tua mempublikasikan konten-konten tanpa seizin anak. Meski Anda menganggap ia masih terlalu kecil untuk memahami bahayanya, tetapi hal ini tetap perlu diajarkan, Moms.
Sebelum memutuskan ingin mengunggah foto atau video si kecil di media sosial, simak dulu saran dari psikolog berikut ini!

Saran Psikolog untuk Orang Tua Sebelum Unggah Foto dan Video Anak di Media Sosial

Psikolog dan Founder Titik Putih, Intan Erlita, M.Psi, menjelaskan beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama adalah memastikan foto atau video yang diunggah aman, dalam artian tidak memalukan bagi anak atau mengumbar privasinya.
Psikolog dan Founder Titik Putih, Intan Erlita, M.Psi. Foto: Nabila Fatiara/kumparan
"Pastikan foto yang di-share adalah foto yang ibu-ibu tahu itu aman dikonsumsi publik. Yang kedua, pastikan juga terjaga privasi anak-anak kita," ungkap Intan kepada wartawan, beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Selanjutnya, pastikan konten yang diunggah tidak berusaha menjatuhkan orang lain hingga memicu perasaan sedih, kecewa, atau gagal.
"Jangan sampai konten mengandung SARA (Suku, Ras, Agama, dan Antargolongan), artinya menimbulkan atau memancing orang-orang untuk berkomentar negatif," tegas Intan.
Dan terakhir adalah ingat pada tujuan membagikan konten-konten tersebut, yaitu untuk menyimpan momen-momen indah bersama anak untuk dikenang kelak.
"Buatlah narasi yang positif, jangan sampai narasinya men-judge sesuatu atau men-judge orang lain. Karena nantinya, alih-alih kita pengin memberikan hal baik jadinya negatif," tutur Intan.

Pastikan Siap Kondisi Mental Sebelum Mengunggah Foto Anak

Sementara bagi orang tua, khususnya para ibu, untuk siap mental sebelum mengunggahnya. Sebab, Anda tidak bisa menghindari kemungkinan orang lain untuk memberikan komentar yang tidak Anda harapkan.
Ilustrasi mendapatkan komentar negatif dari media sosial. Foto: fizkes/Shutterstock
Menurut Intan, kita tidak bisa mengontrol apa yang ingin dilakukan orang lain. Sehingga, yang bisa dilakukan adalah mengontrol diri sendiri untuk memastikan mental kita siap untuk menghadapi respons apa pun, salah satunya kemungkinan munculnya mom shaming.
ADVERTISEMENT
"Jika mental kita tidak sesiap itu, kita bisa buat akun kita jadi private. Jadi, yang tahu hanya teman-teman yang memang circle positif buat kita, dan kita tahu dia tidak akan berkomentar negatif karena memahami niat kita hanyalah untuk sharing," ujar dia.
Sementara bila Anda mendapat komentar-komentar negatif dan sampai menurunkan mood atau menyakiti Anda, maka cobalah untuk menutup kolom komentar atau menghapus komentar tersebut.
"Karena orang-orang yang komennya negatif-negatif itu sejatinya adalah orang yang tidak bahagia. Jadi, kita pun jangan terpancing dan buatlah akun yang berisikan orang-orang yang selalu positif bagi kamu," pungkasnya.