Screen Time Terlalu Lama, Apa Dampaknya pada Kesehatan Mata Anak?

5 September 2023 10:14 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak dan gadget. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak dan gadget. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Coba diingat-ingat Moms, berapa waktu layar (screen time) yang diberikan kepada anak sehari-hari? Bila sudah sampai berjam-jam, waspadai karena screen time terlalu lama dapat mengancam kesehatan si kecil dalam jangka panjang, Moms!
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Healthline, survei yang dilakukan American Optometric Association (AOA) tahun 2015 menemukan bahwa 41 persen orang tua mengungkapkan anak-anak mereka menghabiskan tiga jam atau lebih per hari di depan perangkat digital. Ditemukan juga bahwa 66 persen anak-anak sudah memiliki HP atau tablet mereka sendiri.
Dari survei itulah perlu dipahami efek jangka pendek bila terlalu lama menatap gadget. Mulai dari mata kelelahan, gatal, dan bahkan muncul sensasi terbakar. Mengapa hal ini dapat terjadi?
Menurut ahli optometri dari Minnesota, Dr. Tina McCarty, perangkat elektronik dikenal mengeluarkan cahaya biru dan ungu bergelombang pendek serta berenergi tinggi. Cahaya ini yang dapat memengaruhi penglihatan dan bahkan menyebabkan penuaan dini pada mata. Paparan cahaya biru secara terus-menerus dapat memicu kondisi serius di kemudian hari, misalnya kebutaan.
ADVERTISEMENT
McCarty mengungkapkan, mata yang lebih muda biasanya masih memiliki kemampuan tajam untuk melihat dan memfokuskan pada objek dekat. Karena lensa alami mata anak-anak masih lebih kecil dan jernih. Namun, paparan cahaya biru terus-menerus bisa dengan mudah masuk ke retina, sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan.
Ilustrasi anak bermain gadget. Foto: Melly Meiliani/kumparan
Tak hanya pada kesehatan mata, anak juga terancam dapat mengalami sakit kepala, tubuh kelelahan, penglihatan kabur atau ganda, kehilangan fokus, serta nyeri kepala dan leher. Anak juga cenderung jadi terganggu pola tidurnya saat bermain gadget sebelum tidur.
"Balita mungkin masih menyesuaikan diri dengan pola tidur yang sehat. Jadi, paparan cahaya biru harus dihilangkan jauh sebelum anak-anak tidur," tegas dia.

Cara Lindungi Kesehatan Mata Anak saat Screen Time

Ada berbagai cara yang bisa dilakukan untuk melindungi mata dan penglihatan anak-anak. Bila anak sedang menggunakan gadget, maka bisa diterapkan 20-20-20 rules: istirahat setiap 20 menit dan melihat objek sejauh 20 kaki (sekitar 6 meter) selama 20 detik.
ADVERTISEMENT
McCarty menegaskan standar aman bagi anak bermain gadget bisa disesuaikan dengan usianya. Namun, banyak beristirahat saat dan setelah screen time adalah cara terbaik melindungi matanya. Ia juga menyarankan anak-anak menjalani pemeriksaan mata setiap tahun. Sebab, mata anak-anak masih dalam perkembangan, utamanya antara usia 5 hingga 13 tahun.
"Pastikan anak-anak telah menjalani pemeriksaan mata rutin setiap tahunnya, untuk mengetahui apakah penggunaan gadget telah menyebabkan masalah pada matanya. Sehingga, jika ada masalah maka dapat diperbaiki sedini mungkin," tutur anggota Komite Kebijakan Publik AOA itu.

Waspada Masalah Kesehatan Lain

Ilustrasi anak memakai gadget untuk bermain game. Foto: Shutter Stock
Screen time tidak hanya berpengaruh pada kesehatan mata anak. Tetapi, juga berpotensi menimbulkan masalah lain, salah satunya bila posisi duduknya tidak tepat.
Ahli terapi dengan keahlian chiropractic dari New Jersey, Peter Ottone, mengungkapkan postur tubuh yang buruk akibat terlalu lama duduk di depan komputer atau perangkat lainnya kini juga sudah mulai banyak dialami anak-anak.
ADVERTISEMENT
"Masalah ini selalu menimpa orang dewasa. Namun, kini semakin berdampak pada tulang belakang dan postur anak-anak. Dengan meningkatnya penggunaan komputer di sekolah-sekolah dan sebagai hiburan, maka waktu yang dihabiskan anak-anak di depan komputer juga semakin meningkat," ujar Ottone.
Ia menggambarkan masalah postur pada anak-anak yang menjadi cenderung bungkuk karena meningkatnya tekanan pada otot tulang belakang, ligamen, hingga saraf. Hal ini dapat meningkatkan kerentanan seperti nyeri leher, nyeri punggung, dan sakit kepala pada anak.
Lantas, bagaimana cara aman saat anak harus duduk di depan komputer atau laptopnya?
Bila si kecil duduk di meja, Ottone menyarankan layar komputer diletakkan sedikit di bawah ketinggian mata. Kursi yang digunakan juga memungkinkan penggunanya berada sedekat mungkin dengan mouse atau keypad. Kaki juga perlu menapak atau rata di lantai.
ADVERTISEMENT
Bila anak menggunakan HP atau tablet, prinsipnya sama namun sebisa mungkin meletakkan banyak di bawah lengan. Ini bertujuan untuk memastikan tinggi jangkauan tabletnya sesuai atau searah ketinggian mata. Sehingga, anak tidak perlu melihat ke bawah layar.
"Orang tua harus meluangkan waktu agar memastikan anak-anak mereka menerapkan posisi yang tepat. Dan tidak lupa untuk mendorong anak-anak beristirahat secara teratur dan menghindari postur-postur tubuh yang kurang baik," tutup Ottone.