Sebenarnya, Perlukah Bayi Diberi Bedak? Cek Apa Kata Dokter di Sini

7 November 2018 12:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Setelah dimandikan bersih dan dikeringkan badannya, umumya orang tua atau pengasuh akan menaburkan bedak di tubuh bahkan wajah bayi. Hal ini, sangat umum ditemui sebagai bagian dari rangkaian perawatan bayi yang telah menjadi kebiasaan khususnya di tengah masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Bayi dibedaki karena orang tua merasa yakin bedak dapat menjaga kesegaran kulit bayi, memberi rasa nyaman, mencegah bayi berkeringat, atau karena ingin tubuh bayinya wangi. Apakah Anda termasuk yang kerap atau bahkan selalu melakukannya, Moms?
Namun apakah sebenarnya bayi perlu diberi bedak? Apakah hal ini aman untuk kesehatan bayi?
Bedak bayi (Foto: Dok. Thinkstock)
Dilansir laman resmi Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia (Perdoksi), pada dasarnya bedak dapat melindungi kulit bayi yang masih sensitif. Bedak juga dapat berguna pula bila ada gesekan pada kulit bayi dan menjaganya agar tak mudah lecet.
Beberapa kandungan bedak pun ditengarai dapat memberikan efek sejuk dan menyerap keringat berlebih pada bayi. Sehingga sebenarnya penggunaan bedak bayi boleh-boleh saja dan tidak dilarang. Yang penting, Anda harus memastikan, saat dibedaki, kulit bayi tidak sedang mengalami iritasi atau reaksi alergi.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Anda juga perlu memastikan bedak dioleskan di area yang tepat, Moms. Hindarilah menaburkan bedak secara berlebihan, terutama bila Anda menggunakan bedak tabur.
Serbuk bedak bayi dapat meningkatkan risiko gangguan sistem pernapasan bagi bayi terutama yang lahir prematur (kurang bulan) atau bayi dengan riwayat penyakit jantung bawaan. Hal ini terjadi karena serbuk bedak dapat terhirup oleh si kecil melalui hidungnya.
Nah, agar lebih jelas, ikuti panduan memberi bedak pada bayi:
1. Teliti kandungannya
Sebelum menggunakan bedak pada bayi, teliti dulu kandungan yang terdapat di dalam produk tersebut. Pastikan bayi Anda tidak alergi terhadap kandungan-kandungan tersebut. Bila Anda tidak yakin, pilihlah produk yang telah teruji secara klinis untuk bayi.
Ilustrasi bayi. (Foto: Shutterstock)
2. Hindari wajah, kelamin dan lipatan kulit.
ADVERTISEMENT
Hindari penggunaan bedak di daerah wajah agar serbuk bedak tidak mudah terhirup oleh bayi. Hindari pula membedaki area kelamin bayi serta lipatan kulit (ketiak, lipat paha) yang cenderung membuat bedak mengumpul ketika lembap dan menyebabkan iritasi, infeksi dll.
3. Jangan berlebihan
Ilustrasi ibu dan bayi. (Foto: Thinkstock)
Tuang bedak ke tangan Anda, baru usapkan merata di area kulit yang dibutuhkan secukupnya. Tidak usah berlebihan dan pastikan sebelum menggunakan bedak, kulit bayi bersih dan kering. Jika memungkinkan, hindari produk yang memiliki aroma berlebihan.
Dokter kulit juga menyarankan Anda mengamati tanda-tanda bayi mengalami iritasi akibat bedak yang Anda berikan, Moms. Misalnya bila setelah diberi bedak kulit bayi jadi kemerahan, terdapat bengkak atau bruntusan di area yang dipakaikan bedak, kulit bayi terasa panas atau bayi menangis dan rewel, terutama saat dipakaikan bedak.
ADVERTISEMENT
Kalau hal ini terjadi, segera hentikan pemakaian bedak pada bayi Anda dan bila perlu periksakan bayi ke dokter yang Anda percaya.