Sejauh Mana Orang Tua Perlu Bantu Anak Kerjakan PR?

3 Januari 2023 9:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak belajar dengan orang tua. Foto: Onjira Leibe/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak belajar dengan orang tua. Foto: Onjira Leibe/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang kerap tak disukai anak sekolah adalah pekerjaan rumah atau PR. Sebab, sepulang sekolah mereka harus meluangkan waktu untuk belajar lagi demi menyelesaikan PR. Beberapa anak mungkin bisa mengerjakannya dengan mudah. Namun, tak sedikit pula yang meminta bantuan orang tua dalam menyelesaikannya.
ADVERTISEMENT
Membantu anak dalam mengerjakan PR mungkin merupakan hal lumrah yang dilakukan orang tua. Namun, terkadang mereka juga khawatir anaknya tak bisa mandiri karena terlalu sering dibantu. Lantas, sejauh mana orang tua perlu membantu anak dalam mengerjakan PR? Simak penjelasan berikut ini sebagaimana dikutip dari Verywell Family.

Tips Bagi Orang Tua untuk Bantu Kerjakan PR Sesuai Usia Anak

Ilustrasi anak belajar dengan orang tua. Foto: Art_Photo/Shutterstock
1. Untuk Anak Usia Prasekolah
Biasanya, sekolah setingkat PAUD atau TK tidak memberikan PR pada siswanya. Namun, ada pula sekolah yang tetap memberikan PR yang dikemas secara ringan, seperti belajar menulis alfabet atau menghafal urutan angka.
Agar proses mengerjakan PR tidak monoton, orang tua mungkin bisa memadukan aktivitas tersebut dengan permainan. Mengingat bahwa anak usia prasekolah lebih senang bermain dibanding belajar.
ADVERTISEMENT
“Misalnya, jika siswa belajar huruf B, orang tua dapat mengambil kesempatan untuk berbicara tentang huruf, berburu benda-benda di sekitar rumah yang dimulai dengan huruf B, dan melatih membentuk huruf dengan pengalaman kinestetik, seperti playdough,” ujar Katelyn Rigg, M.Ed., spesialis literasi dan membaca.
2. Untuk Anak Usia Sekolah Dasar
Ilustrasi anak belajar ditemani ibu. Foto: Shutter Stock
Memasuki SD, anak biasanya akan belajar lebih banyak hal baru dari berbagai mata pelajaran. Terkadang, si kecil mungkin kesulitan menguasai semua pelajaran tersebut. Alhasil, mereka sering minta bantuan orang tuanya untuk mengerjakan PR di rumah.
Biasanya, PR yang diterima oleh anak SD merupakan hasil pembelajaran dari materi sebelumnya, sehingga si kecil mungkin perlu mengingat lagi materi yang ia terima di sekolah. Dalam hal ini, orang tua bisa membantu anak untuk mengingat materi tersebut. Selanjutnya, biarkan anak mengerjakan PR-nya sendiri.
ADVERTISEMENT
“Orang tua mungkin mengerjakan pertanyaan pertama, lalu mereka menyelesaikan pertanyaan kedua dengan anaknya, dan terakhir anak menyelesaikan pertanyaan terakhirnya sendiri. Ini memungkinkan orang tua untuk terlibat dan mendukung pendidikan anak mereka, tetapi juga mengarahkan anak untuk mengembangkan kemandirian,” jelas Rigg.
3. Untuk Anak Usia Praremaja
Ilustrasi anak praremaja belajar sendiri. Foto: Shuutterstock
Anak usia praremaja umumnya berada di tahun-tahun terakhir SD, mulai dari kelas 4 sampai kelas 6. Namun, ada pula yang baru masuk tahun pertama SMP. Pada usia tersebut, anak biasanya sudah cukup mandiri dalam mengerjakan PR, sehingga ia merasa tak perlu lagi dibantu orang tua.
Meski begitu, makin tinggi tingkat kelas anak, tugas sekolah akan jadi lebih menantang. Orang tua mungkin bisa memberi fasilitas berupa les tambahan atau kesempatan bagi anak untuk belajar bersama temannya, supaya ia bisa mengerjakan PR dengan baik.
ADVERTISEMENT