Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Hari perkiraan lahir bayi sudah semakin dekat, Moms? Bila ya, perasaan ibu biasanya sedang campur aduk saat ini. Di satu sisi, ibu sangat bersemangat karena sebentar lagi akan bertemu si kecil. Namun di sisi lain, juga ada perasaan cemas dengan proses melahirkan nanti.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, beberapa calon ibu yang sedang menanti kelahiran anak rasanya pernah terpikirkan bagaimana rasa sakit ketika melahirkan nanti. Wajar jika Anda gugup jelang persalinan, apalagi yang baru pertama kali melahirkan.
Di otak Anda mungkin dipenuhi berbagai pertanyaan, seperti bagaimana proses yang akan saya rasakan? Berapa lama rasa sakit berlangsung? Bisakah saya mengurangi rasa sakit ketika melahirkan?
Nah Moms, bila Anda penasaran, coba pahami penjelasan berikut ini.
Bagaimana Rasanya Sakit saat Melahirkan?
Rasa nyeri dan sakit jelang persalinan yang dialami setiap ibu bersifat subjektif dan dapat bervariasi. Artinya, setiap ibu mungkin memiliki pengalaman rasa sakit yang berbeda saat melahirkan.
Selama kehamilan, Anda mungkin mengalami beberapa kali Braxton Hicks atau kontraksi palsu. Kontraksi ini sudah bisa terjadi saat usia kehamilan masih di trimester kedua. Kontraksinya cenderung masih tidak teratur dan rasa nyeri yang dialami hilang timbul.
ADVERTISEMENT
Nah, barulah jelang persalinan di akhir trimester ketiga, para ibu hamil biasanya mengalami kontraksi dan nyeri hebat pada perutnya. Intensitas kontraksi akan meningkat dan frekuensinya makin sering seiring dengan berjalannya proses persalinan.
Kids Health melansir, rasa nyeri ini disebabkan oleh terjadinya kontraksi pada otot-otot rahim dan tekanan pada leher rahim. Gejala sakit yang umum dirasakan seperti kram hebat di perut, selangkangan dan punggung. Perut saat dipegang pun terasa kencang. Beberapa bagian tubuh juga merasakan lebih pegal. Beberapa wanita bahkan turut mengalami rasa sakit di bagian samping tubuh dan paha mereka.
Penyebab lain rasa sakit saat persalinan juga disebabkan adanya tekanan pada kandung kemih dan usus oleh kepala bayi, yang berada pada jalur lahirnya apabila tidak dalam kondisi sungsang. Hal ini mengakibatkan jalan lahir dan vagina Anda terus meregang atau melebar.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Healthline, ternyata sering kali awal mula rasa sakit bukan berasal dari kontraksi itu sendiri. Tetapi beberapa calon ibu merasa 'kaget' karena rasa sakit kontraksi berlangsung terus menerus. Selain itu, biasanya ibu merasa hanya memiliki sedikit waktu persiapan jelang persalinan karena kontraksi yang mendadak. Dalam fase ini pun rasa sakit tidak selalu konsisten, dan mungkin Anda mengalami jeda antara kontraksi atau saat mengejan. Durasi kontraksi bisa sekitar 30-45 detik lalu beberapa menit hilang dan timbul lagi.
Saat sudah pembukaan 10 dan bayi siap dikeluarkan, kontraksi terasa seperti menjalar di semua bagian tubuh. Tak jarang beberapa wanita merasa pusing, mual, atau kedinginan. Ketika sudah siap mengejan, Anda mungkin merasakan tekanan kuat yang terasa seperti ingin buang air besar. Saat di puncaknya, bidan atau dokter kandungan akan menginstruksikan Anda untuk mendorong bayi keluar.
ADVERTISEMENT
Salah satu proses lain yang perlu dipahami adalah episiotomi atau pembedahan di daerah perineum antara vagina dan anus untuk memperbesar jalan lahir bayi. Selain itu, Anda mungkin merasakan nyeri otot dan kelelahan setelah mendorong keluar si kecil. Beberapa wanita bahkan turut mengalami efek samping dari obat-obatan yang digunakan selama persalinan.
Nah Moms, itu dia sedikit gambaran rasa sakit ketika melahirkan. Tapi perlu diingat pengalaman persalinan pervaginam setiap wanita bisa berbeda-beda. Jadi jangan lupa untuk mempersiapkan diri sebaik mungkin, ya.