Sering Konsumsi Makanan Ultra Proses, Ini yang Terjadi pada Bentuk Wajah Anak!

16 Januari 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Gigi Anak Tonggos. Foto: Marian Fil/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gigi Anak Tonggos. Foto: Marian Fil/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Ultra Processed Food (UPF) atau makanan ultra proses adalah makanan yang dibuat dengan pengawet, pewarna, hingga pemanis untuk memperpanjang masa simpan. Makanan ultra proses juga identik sebagai makanan yang menawarkan sedikit nilai gizi. Beberapa contoh makanannya adalah makanan siap saji, es krim, bumbu dan saus makanan, soda, sereal sarapan yang berasa manis, hingga keripik kentang dengan perasa.
ADVERTISEMENT
Bila makanan yang mengandung banyak zat aditif itu dikonsumsi berlebihan, maka dapat menyebabkan masalah kesehatan pada orang-orang yang mengonsumsinya, seperti penyakit kanker, jantung, hingga diabetes tipe 2.
Tetapi, penelitian lain mengungkapkan dampak lain terlalu sering konsumsi UPF --yang mengandung lebih banyak bahan buatan daripada bahan alami-- juga dapat memengaruhi bentuk wajah seseorang. Kok bisa?
Dikutip dari Daily Mail, sekelompok ilmuwan dari Catholic University of Valencia di Spanyol menemukan anak-anak yang sering diberi makanan ultra proses dapat mengalami gigi tonggos.
Ya Moms, gigi tonggos merupakan kondisi di mana gigi depan atas seseorang lebih maju dibanding gigi bagian bawahnya. Susunan gigi yang tidak simetris tersebut dapat menyebabkan kelainan bentuk wajah. Kenapa bisa terjadi, ya?
ADVERTISEMENT

Temuan Peneliti soal Dampak Konsumsi Makanan Ultra Proses Berlebihan pada Bentuk Wajah Anak

Ilmuwan melakukan pelacakan terhadap puluhan anak kecil yang sehari-hari lebih banyak mengonsumsi UPF. Ahli kedokteran gigi anak dari universitas tersebut, Dr. Laura Marques Martinez, mengungkapkan, UPF umumnya memiliki tekstur lunak dan sangat mudah dimakan, sehingga dapat berdampak pada perkembangan rahang.
Ilustrasi junk food Foto: dok.Shutterstock
"Mengunyah memainkan peran penting dalam perkembangan rahang yang tepat, karena mengunyah dapat merangsang pertumbuhan tulang, memperkuat otot-otot wajah, dan mendorong penyelarasan gigi yang tepat," ujar Dr Martinez.
"Mengunyah makanan padat dan berserat, seperti buah-buahan, sayuran, dan protein alami dapat melatih rahang, membantu mencegah masalah seperti maloklusi (ketidaksejajaran gigi) dan kekurangan pada ukuran dan bentuk lengkung gigi. Di sisi lain, pola makanan yang lebih banyak pada UPF, yang lunak dan hanya sedikit usaha untuk berkunyah, dapat berdampak negatif pada perkembangan rahang," lanjut dia.
ADVERTISEMENT
Menurut Dr Martinez, makanan ultra proses dianggap tidak dapat merangsang otot dan tulang maksilofasial, sehingga dapat menyebabkan struktur tulang kurang berkembang dan meningkatkan risiko maloklusi hingga masalah pernapasan.
Sementara penelitian di Inggris menemukan balita-balita di Inggris mengonsumsi setengah dari kebutuhan kalori mereka dengan makanan ultra proses. Bahkan, angkanya mencapai 59 persen di antara anak-anak berusia 7 tahun. Dalam penelitian ini, para peneliti melacak kebiasaan makan, struktur gigi, dan bentuk tengkorak kepala dari 25 anak berusia 3-5 tahun.
Ilustrasi gigi anak tonggos. Foto: Shutterstock
Mereka menemukan bahwa anak-anak yang mengonsumsi makanan bertekstur lunak cenderung memiliki gigi tonggos dan tidak punya celah alami, yang diperlukan antara gigi pada awal masa kanak-kanak, untuk memungkinkan tumbuhnya gigi permanen, saat gigi susu sudah tanggal.
ADVERTISEMENT
"Kita telah mengalami epidemi penyusutan rahang selama beberapa ratus tahun terakhir, tetapi jadi benar-benar meningkat pesat selama dua dekade terakhir. Akibatnya, kami melihat peningkatan besar dalam masalah ortodontik pada anak-anak, seperti penggunaan kawat gigi secara besar-besaran dan gigi yang jauh lebih miring," tutur pakar diet asal Inggris, Profesor Tim Spector, berbicara pada The Telegraph.