Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Salah Satu Janin Kembar Siti Badriah Harus Diangkat, Ini Penyebabnya
24 Desember 2024 10:17 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Penyanyi dangdut Siti Badriah rupanya mengandung anak kembar . Namun, salah satu janin kembar itu harus diangkat karena tumbuh di luar rahim, yang berpotensi membahayakan kesehatan ibu. Akhirnya penyanyi asal Bekasi ini harus menjalani operasi pengangkatan salah satu janinnya.
ADVERTISEMENT
Sementara janin satu lagi masih berada di kandungan dalam kondisi sehat dan kini usianya sudah memasuki 4 bulan.
Tanggapan Dokter soal Kondisi Siti Badriah
Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan, dr. Andrew Yurius Christian, SpOG, menyebut, kondisi ini disebut kehamilan heterotopik. Sebab ada 2 kehamilan di waktu yang sama, namun 1 berada di luar rahim dan 1 lagi di dalam rahim. Artinya, ini merupakan kehamilan kembar gagal.
"Bahayanya sama seperti kehamilan ektopik (kondisi hamil di luar rahim) pada umumnya. Jika kehamilan diluar rahim dibiarkan maka bisa terjadi robekan atau pecah dan dapat mengakibatkan perdarahan yang tidak dapat dikontrol. Sehingga sangat membahayakan nyawa," kata dr. Andrew saat dihubungi kumparanMOM, Senin (23/12).
Lantas, bagaimana mengatasinya?
"Jadi untuk mengatasi kasus heterotopik yakni diterminasi kehamilannya dengan kuret buat BO (Blighted Ovum) alias hamil kosong. Serta angkat tuba yang ada ektopik-nya," tuturnya.
Lantas, Apakah Heterotopik Bisa Dicegah?
Menurut dr. Andrew, heterotopik tidak bisa dicegah karena tidak dapat diprediksi. Namun, seperti hamil ektopik pada umumnya, risiko terjadinya heterotopik karena ada infeksi peradangan atau penyempitan pada saluran tuba falopi.
ADVERTISEMENT
"Di mana kasus ektopik umumnya bisa karena infeksi organ reproduksi atau gaya hidup. Gaya hidup seperti merokok, gonta ganti pasangan, tidak menjaga kebersihan organ reproduksinya. Tapi bukan gaya hidup makan manis dan lain-lain. Melainkan yang menyebabkan infeksi organ reproduksi aja intinya," pungkas dr. Andrew.