Skin to Skin Contact Ibu dan Bayi yang Baru Lahir, Kenapa Penting?

23 September 2019 12:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
ilustrasi bayi baru lahir skin to skin contact dengan ibunya Foto: Shutterstock
Saat bayi baru saja lahir ke dunia, semestinya proses Inisiasi Menyusu Dini (IMD) sesegera mungkin dilaksanakan selama sekurang-kurangnya 1 jam. Dalam proses inilah, akan terjadi kontak kulit atau skin to skin contact antara ibu dengan si kecil.
ADVERTISEMENT
Tentu saja bukan tanpa alasan. Ada banyak manfaat yang bisa diperoleh dari skin to skin contact ini, Moms. Berbagai manfaat ini dijelaskan dalam laman resmi UNICEF maupun Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Mau tahu apa saja di antaranya?
Ilustrasi bayi baru lahir. Foto: Unsplash
Bayi seharusnya berada pada suhu 36,5 hingga 37,5 derajat Celsius. Namun setelah dilahirkan, bayi berada pada suhu yang lebih rendah dari suhu tubuh ibunya, sehingga berisiko untuk terjadi hipotermia.
Hipotermia dapat menyebabkan terjadinya berbagai gejala seperti hipoglikemia (gula darah rendah), gangguan pernafasan, lemas atau gelisah, kejang, dan sesak napas. Untuk menghindarinya, kontak kulit ibu dan kulit bayi sangat diperlukan karena dapat menghangatkan bayi secara alamiah. Suhu kulit ibu akan menghangatkan bayi lebih cepat dan menjaga suhu bayi tetap stabil.
ilustrasi bayi baru lahir Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Skin to skin contact atau kontak kulit ibu dan bayi juga bermanfaat bagi bayi karena melalui proses ini, bakteri baik dari tubuh ibu bisa 'ditransfer' ke bayi. Para ahli percaya bakteri baik tersebut dapat melindungi si kecil dari berbagai risiko alergi di kemudian hari.
Sebagian besar bayi yang baru dilahirkan akan berhenti menangis dan segera menjadi tenang setelah melakukan skin to skin contact dengan ibunya. Mereka merasa nyaman, tenang, dan aman!
Perasaan ini juga akan membuat detak jantung dan pernapasan bayi cenderung lebih normal dan stabil. Kondisi ini sangat baik untuk si kecil, Moms.
ilustrasi kontak kulit ibu dan bayi Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Bayi baru lahir butuh beradaptasi dari kehidupannya di dalam dan kini di luar rahim ibu. Hal ini tidak mudah lho, bagi bayi.
Nah, karena skin to skin contact membuat bayi merasa lebih nyaman, tenang, dan aman, ia akan bisa beradaptasi lebih baik dan cepat dibandingkan dengan bayi yang tidak mengalaminya.
Kemampuan atau mudahnya bayi beradaptasi berkat skin to skin contact ini membawa dampak baik lainnya. Yaitu turunnya hormon stres bayi! Ya Moms, bayi juga bisa stres, lho.
Kalau sudah tidak stres, pola dan kualitas tidur bayi pun jadi lebih baik. Tidur lebih baik, artinya tumbuh kembangnya pun lebih baik.
ADVERTISEMENT
ilustrasi bayi baru lahir yang cenderung lebih tenang setelah melakukan skin to skin contact dengan ibu Foto: Shutterstock
Hebatnya, manfaat skin to skin contact tidak hanya dirasakan bayi saja. Ibu juga merasakan dampaknya.
Pertama, proses ini dapat meningkatkan hormon oksitosin. Hormon ini membuat ibu baru merasa lebih relaks, tenang, bahagia dan percaya diri yang akan berpengaruh juga pada produksi ASI-nya.
Kedua, kontak kulit dapat dengan cepat menciptakan bonding antara ibu dan bayinya. Dari sini pula secara tidak langsung ibu akan belajar memahami ‘sinyal’ dari si kecil. Jadi, ibu akan mengetahui kapan buah hatinya merasa lapar, kenyang, tidak nyaman dan sebagainya.
Karena itulah menurut Ruth Feldman, seorang profesor psikologi dan ilmu saraf, sebagaimana dikutip dari Baby Gooroo, kontak kulit dengan bayi setelah dan beberapa hari setelah lahir bukanlah sebuah pilihan melainkan kebutuhan.
ADVERTISEMENT