Strategi Mendidik Anak di Era Media Sosial

8 Agustus 2018 15:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Strategi Mendidik Anak di Era Media Sosial (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Strategi Mendidik Anak di Era Media Sosial (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Soal pengasuhan dan mendidik anak bisa dipelajari dari mana saja termasuk media sosial. Setuju, Moms? Pasalnya, kini, semua menggunakan internet yang terhubung terus menerus, atau dikenal internet of things (IoTs).
ADVERTISEMENT
Beberapa dampak karenanyapun bermunculan, antara lain hilangnya beberapa profesi dan tergantikan dengan artificial intelegence (AI/kecerdasan buatan), misalnya robot dan cyber. Selain itu, muncul pula profesi baru menggunakan kekuatan digital dan internet, seperti Blogger, YouTuber, dan Influencer.
Lalu, bagaimana seharusnya orang tua menghadapi zaman yang begitu dekat dengan media sosial ini?
"Orang tua perlu menyesuaikan diri seiring dengan perkembangan zaman. Misalnya dengan ikut membuat Instagram, karena anak zaman now aktif di media sosial. Bukan untuk memata-matai anak, tapi justru dapat menganalisis potensi maupun efek negatif Instagram ke anak," kata Fatiyani Pramesti, psikolog dari Ruang Tumbuh pada acara talkshow 'Menyiapkan Gen Z Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0' di Jakarta, akhir Juni lalu.
ADVERTISEMENT
Talkshow 'Menyiapkan Gen Z Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0', Jakarta.  (Foto: Dok. Ruang Tumbuh)
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow 'Menyiapkan Gen Z Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0', Jakarta. (Foto: Dok. Ruang Tumbuh)
Menurut Fatiyani, orang tua tidak perlu sampai cemas berlebihan menghadapi era ini. Tapi sebaliknya, terus beradaptasi, membatasi penggunaan gadget pada anak, serta memanfaatkan era ini demi menyiapkan anak menghadapi masa depannya. Seperti yang telah disebutkan di atas Moms, faktanya bermunculan banyak profesi baru.
Ia juga menambahkan bahwa anak juga perlu diajak untuk mengalami banyak hal sehingga ia bisa tahu punya potensi apa untuk jenis pekerjaannya kelak. Untuk anak yang sudah di atas 12 tahun juga sudah bisa mengikuti tes minat bakat. Ketika orangtua dan anak sudah tahu bakatnya dalam bidang apa, diharapkan orangtua dan anak bisa mengambil langkah yang tepat untuk menggapai cita-cita tersebut.
Talkshow 'Menyiapkan Gen Z Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0', Jakarta.  (Foto: Dok. Ruang Tumbuh)
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow 'Menyiapkan Gen Z Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0', Jakarta. (Foto: Dok. Ruang Tumbuh)
Zata Ligouw, Editor in Chief Lola Magz dan ibu dari tiga anak yang turut hadir, membenarkan kalau penggunaan gadget bisa menggali potensi dan bakat anak. Baginya, memberi kesempatan pada anak menggunakan gadget merupakan hak anak, karena mereka hidup di era Revolusi Industri 4.0. Namun sebagai orangtua, kita harus mengatur agar gadget justru memberi banyak manfaat positif bagi anak, bukan sebaliknya.
Talkshow 'Menyiapkan Gen Z Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0', Jakarta.  (Foto: Dok. Ruang Tumbuh)
zoom-in-whitePerbesar
Talkshow 'Menyiapkan Gen Z Dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0', Jakarta. (Foto: Dok. Ruang Tumbuh)
"Pernah suatu kali saya tanya ke anak saya, 'kok main gadget terus sih?' dia jawab lagi nonton tutorial bikin film pendek di YouTube, dan kebetulan anak saya sekolah di SMK broadcasting. Jadi ia bisa pelajari hal itu lewat internet dan itu positif," kata Zata.
ADVERTISEMENT