Stres Orang Tua Ternyata Memengaruhi Perilaku Anak

4 Januari 2018 14:14 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Stres orang tua berpengaruh pada anak. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Stres orang tua berpengaruh pada anak. (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Stres seperti menjadi skenario tak terelakkan dalam menjalani hidup sebagai orang dewasa. Kemungkinan stres akan semakin besar setelah memiliki keluarga beriringan dengan karier yang semakin sibuk. Namun, Anda sebagai orang tua peru hati-hati dalam mengelola emosi. Anak dapat mengenali gelagat stres orang tuanya yang kemudian berpengaruh pada psikis anak.
ADVERTISEMENT
Anak mampu mengenali perilaku orang tuanya yang sedang tidak baik-baik saja. Ketidaknyamanan itu dapat memengaruhi dampak psikis anak. Perubahan perilaku hingga fisik dapat terjadi ketika anak
Berikut adalah beberapa perubahan yang mungkin saja terjadi pada anak:
1. Mudah Sakit
Mengalami ketidak nyamanan fisik. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Mengalami ketidak nyamanan fisik. (Foto: Thinkstock)
Anak merasa sakit tanpa adanya alasan yang jelas dan datang secara tiba-tiba bisa dijadikan indikasi perubahan yang dialami anak. Kecemasan yang dialami anak akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuhnya.
Selain karena psikis anak, hubungan lain antara stres orang tua dan anak yang mudah sakit disebabkan berkurang waktu dan tenaga mengasuh anak ikut berkurang. Anak yang semula terbiasa makan teratur dan bermain dengan riang kini harus menjadi pihak yang ikut terkena dampak dari stres Anda.
ADVERTISEMENT
2. Berubah Pendiam dan Hobi Menyendiri
Anak menghindar bersosialisasi dengan temannya. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak menghindar bersosialisasi dengan temannya. (Foto: Thinkstock)
Misalnya saja ketika anak mengatakan bahwa mereka tidak ingin berpartisipasi dalam sesuatu yang sering mereka lakukan. Mereka memilih untuk menghindari sejumlah kegiatan yang seharusnya bisa mereka pergunakan untuk bersosialisasi dan bertemu dengan banyak orang. Anak cenderung tidak bersemangat dan tidak bergairah dalam kesehariannya.
3. Emosi yang Tidak Stabil
Anak mengalami perubahan emosional. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak mengalami perubahan emosional. (Foto: Thinkstock)
Perubahan emosional pada anak menjadi salah satu hal yang mudah dilihat oleh Anda sebagai orang tuanya. Anak yang biasanya periang dan mudah berbahagia, justru menjadi tampak sedih, bahkan hampir sepanjang waktu.
Contoh lainnya adalah anak yang terbiasa santun dan bersikap cuek, berubah menjadi pribadi yang mudah tersinggung. Lebih dari itu, anak cenderung cepat marah dan mudah meluapkan emosinya melalui perbuatan maupun perkataannya.
ADVERTISEMENT
4. Prestasi Akademik Merosot
Anak yang menerima dampak dari stres yang dirasakan orang tua biasanya akan mengalami penurunan nilai pada sejumlah ujian atau ulangan di sekolahnya. Anak yang semula terbiasa meraih prestasi di kelasnya mendadak menjadi tidak seperti dahulu lagi.
5. Meningkatnya Ketakutan atau Kecemasan
Dikarenakan melihat adanya hal yang membuat orang tuanya merasa ketakutan atau cemas terhadap hidupnya, maka anak biasanya akan mengalami hal yang sama. Perasaan dan situasi yang dihadapi oleh orang tuanya sedikit banyaknya juga akan ikut dirasakan oleh anak. Bahkan, anak mungkin saja menjadi sering takut dan cemas dalam menghadapi berbagai hal, selain permasalahan keluarganya.
6. Perubahan Pola Tidur
Anak mengalami perubahan pola tidur. (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Anak mengalami perubahan pola tidur. (Foto: Thinkstock)
Anak menjadi susah tidur atau tidur terlalu lama. Pola tidur yang tidak normal ini disebabkan karena banyaknya pikiran, perasaan gelisah dan sulitnya berkonsentrasi.
ADVERTISEMENT
Penting bagi Anda untuk tetap berhati-hati dalam mengendalikan tekanan yang dirasakan. Tidak menutup kemungkinan, stres dapat datang kembali pada Anda. Teruslah bersikap terbuka pada anak dan secara aktif mendengarkan mereka agar mampu berbagi pengalaman serta pemikiran dari hati ke hati.