Studi: 1 dari 3 Ibu Baru Tak Ditemani oleh Ibu Kandung, Tingkatkan Risiko Ini!
24 Oktober 2025 16:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
Studi: 1 dari 3 Ibu Baru Tak Ditemani oleh Ibu Kandung, Tingkatkan Risiko Ini!
Kehadiran ibu kandung di tengah proses menjadi ibu baru ternyata begitu berpengaruh. Apa kata studinya?kumparanMOM

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Di tengah proses adaptasi tersebut, kehadiran orang tua terutama ibu kandung kerap dianggap sebagai sosok yang diperlukan oleh ibu baru. Karena ibulah yang bisa menjadi tempat bersandar, sumber kenyamanan, sekaligus penuntun di masa transisi menuju keibuan.
“Ibu biasanya menawarkan rasa nyaman yang sulit tergantikan, terutama ketika semuanya terasa baru dan membebani, Selama kehamilan dan awal masa menjadi ibu, dukungan semacam ini sangat penting," ujar Dr. Nona Kocher, psikiater asal Miami, Amerika Serikat.
Namun, data terbaru menunjukkan bahwa banyak ibu baru menjalani masa ini tanpa kehadiran ibu mereka. Dikutip dari laman Parents, laporan dari The Motherless Mothers (TMM) dan Peanut, --sebuah aplikasi yang menghubungkan orang-orang di berbagai tahap pengasuhan anak--, mengungkap sepertiga ibu baru menjalani kehamilan dan masa awal menjadi ibu tanpa kehadiran ibu mereka.
ADVERTISEMENT
Temuan ini juga memperlihatkan bahwa tingkat depresi dan gangguan kesehatan mental perinatal lebih tinggi pada para ibu yang kehilangan sosok ibu—baik karena kematian, penyakit, maupun keterasingan hubungan.
Mengapa Menjadi Ibu Baru Tanpa Ibu Kandung Begitu Berat?
Laporan global yang melibatkan lebih dari 2.300 responden menemukan dampak nyata dari mengasuh anak tanpa kehadiran ibu:
“Selama kehamilan dan pascapersalinan, seorang ibu biasanya menjadi jangkar emosional bagi anak perempuannya. Ketika kehadiran itu hilang, bukan hanya dukungan yang lenyap, tetapi juga rasa landasan diri. Kekosongan ini bisa memicu perasaan terisolasi, cemas, dan kebingungan identitas—semuanya meningkatkan risiko depresi perinatal atau pascapersalinan," jelas terapis di Mindpath Health, Kiana Shelton, LCSW.
ADVERTISEMENT
Senada, Kepala Departemen Psikiatri di Hackensack Meridian Ocean University Medical Center, Dr. Catherine M. Cunningham, menyebut kehilangan atau kurangnya dukungan sosial merupakan salah satu faktor terkuat penyebab depresi pascapersalinan. Karena ibu sering kali membutuhkan bantuan seperti mengurus bayi, menyiapkan makanan, atau dibantu pekerjaan rumahnya.
"Serta, dukungan emosional berupa rasa aman, validasi, dan kebersamaan keluarga," ucap Dr. Cunningham.
Meski begitu, hasil survei tersebut mendefinisikan kehilangan ibu secara luas, meliputi kematian, penyakit, jarak, dan keterasingan. Penting dipahami, sekitar 6% orang dewasa mengalami keterasingan dari ibunya, menurut penelitian terbaru.
Sementara bagi mereka yang ibunya sakit parah, muncul kesedihan yang diantisipasi, yakni kesedihan yang dirasakan sebelum kehilangan benar-benar terjadi. Dan bagi mereka yang ibunya telah meninggal, kelahiran anak sering kali memunculkan kembali duka lama.
ADVERTISEMENT
“Banyak yang merasa sudah ‘melanjutkan hidup’, namun kelahiran anak kembali membangkitkan keinginan kuat untuk berbagi momen penting dengan sang ibu,” ucap konselor Geralyn Fortney, LPC, PMH-C.
Apa yang Bisa Dilakukan Ibu Baru Ketika Kehadiran Ibu Kandung Tidak Memungkinkan?
Nah Moms, para ahli sepakat bahwa ibu baru tetap perlu mempersiapkan diri dan menemukan cara agar tetap kuat menjalani peran barunya. Ini beberapa hal yang bisa dilakukan?
1. Cari Bantuan Sedini Mungkin
Tentu, ada suami yang bisa selalu di samping kita. Akan tetapi, Dr. Cunningham menekankan pentingnya segera mencari dukungan profesional jika kesedihan, rasa bersalah, atau kecemasan mulai mengganggu kebahagiaan menjadi ibu. Anda mungkin bisa mendatangi psikolog untuk skrining kesehatan mental, dan pengobatan perinatal yang aman jika dibutuhkan.
ADVERTISEMENT
2. Komunitas Dukungan
Ya, saat ini sudah banyak komunitas jejaring ibu yang bisa membantu memenuhi kebutuhan emosional, sehingga dapat mengurangi rasa kesepian dan meningkatkan kepercayaan diri.
3. Jadilah Ibu untuk Diri Sendiri
Menurut Dr. Guarnotta, praktik self-parenting atau 'menjadi ibu bagi diri sendiri' bisa sangat membantu.
“Berikan pada diri Anda kasih sayang, validasi, dan kelembutan yang Anda rindukan. Tanyakan pada diri sendiri, ‘Apa yang akan dikatakan ibu saya kepada saya saat ini?’,” kata dia.
Ingat !Menjadi ibu baru tanpa kehadiran ibu kandung bukanlah perjalanan yang mudah. Namun, memahami bahwa kesedihan adalah bagian alami dari proses ini dapat membantu banyak ibu merasa lebih tenang. Yuk, cari dukungan yang tepat untuk memberi kekuatan baru dalam menjalani peran kita!
ADVERTISEMENT
