Studi: Anak Perempuan Sulung Cenderung Ambisius dan Lebih Sukses

19 Januari 2024 11:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi ibu dan anak perempuan. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi ibu dan anak perempuan. Foto: Prostock-studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Moms, apakah anak pertama Anda seorang perempuan? Atau mungkin Anda sendiri adalah anak perempuan sulung?
ADVERTISEMENT
Banyak yang menyebut anak perempuan pertama adalah 'ras' terkuat di muka bumi. Bahkan tak sedikit yang beranggapan bahwa anak perempuan pertama jauh lebih galak daripada orang tuanya.
Nah ternyata ada beberapa studi mengenai anak perempuan pertama yang telah dilakukan di berbagai negara. Salah satunya yang dilakukan di Universitas Essex, Inggris. Seperti apa penjelasannya?

Studi tentang Anak Perempuan Sulung

Ilustrasi anak perempuan. Foto: Shutterstock
Feifei Bu, salah satu peneliti dalam riset tersebut mengungkap, anak perempuan sulung adalah yang paling mungkin mencapai kesuksesan akademis.
Feifei dan timnya menyelidiki 3.552 orang yang dikelompokkan ke dalam 1.503 kelompok saudara dari Survei Panel Rumah Tangga Inggris.
Hasil yang paling mengejutkan adalah perbedaan gender. Ia menemukan bahwa anak sulung anak perempuan 13% lebih ambisius dibandingkan anak laki-laki sulung, dan anak perempuan 4% lebih berpeluang mendapat pendidikan lebih tinggi dibandingkan saudara kandungnya.
ADVERTISEMENT
Namun urutan kelahiran memiliki dampak yang lebih luas. Anak sulung memiliki peluang 7% lebih besar untuk melanjutkan pendidikan dibandingkan adiknya, dan mereka juga memiliki peluang 16% lebih tinggi untuk menyelesaikan pendidikan tinggi dibandingkan adiknya.
Namun, Feifei Bu mengingatkan bahwa hasil penelitian itu mungkin bisa berbeda jika dilakukan di negara lain.
“Hasil penelitian saya menunjukkan bahwa keunggulan pendidikan ini sebagian dapat dijelaskan oleh fakta bahwa mereka cenderung memiliki cita-cita yang lebih tinggi dibandingkan saudara mereka yang lahir kemudian,” kata Feifei Bu, dikutip dari Business Insider.
“Hasil penelitian saya mengkonfirmasi bahwa aspirasi pendidikan remaja mempunyai dampak signifikan terhadap pencapaian pendidikan mereka di kemudian hari," imbuhnya.
Meski demikian, ada beberapa teori lain yang mendukung hasil penelitian tersebut. Psikolog Stanford, RB Zajonc, memberikan satu penjelasan pada tahun 1970-an. Dalam apa yang kemudian dikenal sebagai “teori pertemuan”, ia mengatakan bahwa perkembangan intelektual seorang anak dibentuk oleh lingkungan intelektual di mana ia berada.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, usia intelektual manusia rata-rata menurun, Moms. Apalagi menurut beberapa riset lain, setiap melahirkan, ibu akan mengalami penurunan kapasitas otak.
Pada tahun 2002, psikolog Universitas Columbia Ralph Hertwig memberikan kasus alternatif yang disebut "heuristik ekuitas", yang menyatakan bahwa orang tua berusaha memberikan jumlah perhatian yang sama kepada setiap anak. Namun hal ini membawa hasil yang mengejutkan: mengingat anak sulung mempunyai periode perhatian penuh, merekalah yang mendapatkan investasi terbesar.
Penjelasan ketiga datang dari psikolog Universitas California, Frank Sulloway. Dia menerapkan sudut pandang evolusi , dengan alasan bahwa anak manusia — seperti semua keturunannya — bersaing dengan saudara kandungnya masing-masing untuk mendapatkan perhatian orang tua yang terbatas.
Jadi setiap anak berusaha menjadi luar biasa dengan caranya sendiri, baik melalui kesuksesan akademis, atletik, atau kreatif. Sekali lagi, anak sulung mampu mengambil inisiatif. “Keuntungan menjadi anak sulung adalah seseorang dapat memilih ‘niche’-nya terlebih dahulu,” tulis Bu, “tanpa mengacu pada peran yang telah diambil oleh saudara kandungnya yang lain.”
ADVERTISEMENT