Studi: Batasi Screen Time Tiga Jam Seminggu, Anak Akan Lebih Mudah Atur Emosi

16 Juli 2024 17:16 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Studi: Batasi Screen Time Tiga Jam Seminggu, Anak Akan Lebih Mudah Atur Emosi. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Studi: Batasi Screen Time Tiga Jam Seminggu, Anak Akan Lebih Mudah Atur Emosi. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Berapa lama Anda menerapkan screen time pada anak setiap minggunya? Menurut studi terbaru, semakin sedikit waktu layar yang diberikan, maka makin berkurang juga perilaku buruk pada si kecil, lho!
ADVERTISEMENT
New York Post melansir, menurut sebuah penelitian terbaru yang diterbitkan di JAMA Network Open menjelaskan, anak-anak akan menunjukkan peningkatan yang signifikan pada kesehatan mental dan perilaku anak, ketika orang tua mengurangi screen time menjadi hanya tiga jam setiap minggunya.
Rata-rata, anak menghabiskan 7-8 jam per hari di depan layar untuk bermain. Namun, ketika anak-anak mengurangi waktu menatap layar secara drastis, mereka pun menunjukkan peningkatan yang signifikan dalam perilaku dan kesejahteraan emosional mereka dalam keseluruhan. Bahkan, penelitian ini menyebut hanya dalam waktu dua minggu, hasilnya akan dapat terlihat lho, Moms!

Hasil Penelitian Pengurangan Screen Time pada Perkembangan Emosi Anak

Penelitian yang dilakukan dari University of Southern Denmark menganalisis data yang dikumpulkan dari 89 keluarga, dengan rincian 181 anak dan remaja berusia antara 4-17 tahun. Separuh keluarga tersebut diminta untuk membatasi waktu layar anak-anak mereka, dari yang rata-rata 7-8 jam sehari menjadi maksimal tiga jam per minggu per orang.
Penggunaan gadget pada anak. Foto: Shutterstock
Perubahan durasi screen time yang sangat signifikan ini kemudian menunjukkan hasil pada gejala internalisasi, --perilaku yang seringkali merupakan reaksi tersembunyi terhadap emosi dan stres, seperti kesedihan, kecemasan, dan kesepian--, serta perilaku prososial mereka atau bagaimana mereka bisa memberikan manfaat bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Menurut penilaian standar 'Strengths and Difficulties Questionnaire', anak-anak yang mengubah kebiasaan screen time mengalami penurunan kesulitan perilaku. Dari yang sebelumnya masuk pada kategori 'borderline' atau di ambang batas menjadi kategori 'normal'.
Ya Moms, penelitian tersebut menyebut menghindari menatap layar berjam-jam setiap hari dapat membantu anak-anak memproses emosi mereka dengan lebih baik dan meningkatkan interaksi sosial mereka.
Sementara pada penelitian sebelumnya yang juga dipublikasikan di JAMA Pediatrics menunjukkan, anak-anak sebaiknya tetap dilarang menggunakan gadget hingga usia tiga tahun karena dapat menyebabkan keterlambatan perkembangan.
Para peneliti dari Drexel University menemukan bahwa bayi dan balita yang diberi waktu menatap layar, lebih cenderung menunjukkan perilaku sensorik atipikal yang terkait dengan gangguan perkembangan saraf seperti autisme dan gangguan pemusatan perhatian atau hiperaktivitas (ADHD).
ADVERTISEMENT
Para peneliti juga menemukan bahwa jumlah screen time yang diperbolehkan pada bayi dan usia mereka secara langsung berdampak pada perkembangan mereka. Setiap jam waktu menatap layar pada setiap hari meningkatkan kemungkinan anak menunjukkan masalah sensorik sebesar 23 persen pada usia 18 bulan, namun turun menjadi 20 persen pada usia 24 bulan.
Satu-satunya pengecualian adalah video call, karena manfaat sosialnya mungkin bermanfaat bagi perkembangan anak.