Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Studi: Jenis Kelamin Bayi Bisa Diprediksi dari Tekanan Darah Ibu Sebelum Hamil
11 Agustus 2023 20:17 WIB
·
waktu baca 3 menitDiperbarui 26 Oktober 2023 9:35 WIB

ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti penampilan dan perasaan ibu, bentuk perut, hingga jenis makanan yang disukai selama hamil. Meski demikian, semua cara tersebut tidak akurat untuk memprediksi jenis kelamin bayi.
Namun kini ada cara lain yang lebih akurat dan berbasis ilmiah untuk memprediksi jenis kelamin bayi, lho. Yakni dengan mengecek tekanan darah ibu sebelum hamil.
Dikutip dari Motherly, peneliti mempelajari kesehatan wanita hamil sebagai indikator rasio populasi laki-laki-perempuan, para peneliti menemukan hubungan antara tekanan darah ibu pada minggu-minggu sebelum pembuahan dan jenis kelamin bayinya . Tekanan darah sistolik yang lebih tinggi cenderung menghasilkan anak laki-laki, sedangkan tekanan darah yang lebih rendah menghasilkan anak perempuan.
Tekanan darah sistolik adalah angka teratas dalam bacaan yang menunjukkan kekuatan yang diberikan jantung pada dinding arteri setiap kali berdetak (tekanan darah diastolik adalah angka bawah yang menunjukkan kekuatan di antara detak).
ADVERTISEMENT
Studi ini dipimpin oleh Dr. Ravi Retnakaran dari Rumah Sakit Mount Sinai di Toronto dan diterbitkan dalam American Journal of Hypertension. Sebanyak 1.411 wanita di China yang berencana untuk hamil, diperiksa sekitar 26 minggu sebelum hamil.
Hasil studi mengungkapkan bahwa, untuk wanita yang kemudian hamil, semakin tinggi tekanan darah sistoliknya pada 26 minggu sebelum kehamilan, semakin tinggi peluangnya untuk melahirkan anak laki-laki.
Rata-rata, 672 ibu yang melahirkan anak perempuan memiliki tekanan darah sistolik 103,3 mm Hg, dibandingkan 106,0 mm Hg dari 739 ibu yang melahirkan anak laki-laki. Data tersebut juga mengungkapkan bahwa jika tekanan darah sistolik seorang ibu mencapai 123 mmHg, peluangnya untuk memiliki anak laki-laki 1,5 kali lebih tinggi daripada memiliki anak perempuan.
ADVERTISEMENT
"(Ini) menunjukkan bahwa tekanan darah wanita sebelum kehamilan adalah faktor yang sebelumnya tidak dikenali yang terkait dengan kemungkinannya melahirkan anak laki-laki atau perempuan," kata dr. Renakaran.
Ada 3 hal yang menunjukkan hal itu:
- Secara statistik, perbedaan tekanan darah sangat besar (hampir 3 mm Hg)—baik sebelum dan sesudah peneliti menyesuaikan usia, pendidikan, merokok, indeks massa tubuh, kolesterol, trigliserida, dan glukosa.
- Sebagai prediktor jenis kelamin bayi, tidak ada karakteristik ibu lain yang hampir sama signifikan atau konsistennya dengan tekanan darah sistolik sebelum kehamilan.
- Perbedaan tekanan darah sistolik antara calon ibu dari anak laki-laki dan perempuan dapat diamati dengan mudah sebelum ibu hamil—namun tidak terbukti selama trimester kehamilan mereka.
Namun ada beberapa hal yang penting dipahami:
ADVERTISEMENT
- Temuan tersebut tidak menunjukkan bahwa tekanan darah sistolik yang lebih tinggi menyebabkan seorang ibu memiliki anak laki-laki, tetapi hanya menunjukkan adanya hubungan.
- Studi ini dilakukan pada wanita China muda yang sehat dengan berat badan normal dan mungkin tidak berlaku untuk populasi lain.
- Belum terbukti bahwa seorang ibu dapat meningkatkan peluangnya untuk melahirkan anak laki-laki dengan menaikkan tekanan darahnya secara sengaja (peneliti memperingatkan hal ini).
- Belum diketahui bagaimana tekanan darah dapat mempengaruhi jenis kelamin bayi, tetapi penelitian lain menunjukkan proses awal bagaimana plasenta terbentuk tampaknya berbeda, tergantung pada jenis kelamin bayi.
Perubahan fungsi vaskular diperlukan pada awal kehamilan untuk mengakomodasi peningkatan aliran darah yang dibutuhkan oleh bayi dan gabungan plasenta, sehingga tekanan darah mama berpotensi relevan dengan perkembangan awal plasenta dengan cara spesifik jenis kelamin.
ADVERTISEMENT