Studi: Kebiasaan Sarapan Bisa Pengaruhi Kondisi Psikososial Anak

2 September 2023 11:48 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak sarapan Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak sarapan Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Sarapan merupakan waktu makan yang penting bagi anak-anak. Bukan hanya persoalan kenyang, sarapan memiliki manfaat lain yang berfungsi untuk menunjang keterampilan anak.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Medical News Today, meski sarapan penting, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), Amerika Serikat (AS) hampir 20% anak-anak di sana tidak sarapan. Terlebih lagi, anak-anak dari keluarga berpenghasilan rendah dan remaja lebih cenderung melewatkan sarapan.
American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan agar anak-anak dan remaja mengonsumsi sarapan untuk mendapatkan berat badan yang lebih sehat, nutrisi yang lebih baik, daya ingat yang lebih baik. Sarapan juga bisa membantu anak mendapat nilai ujian yang lebih baik serta rentang perhatian yang lebih baik.
Moms, sarapan bahkan bisa membantu memberikan keseimbangan nutrisi yang mungkin lebih sulit dicapai jika sarapan terlewatkan.
Bagi anak-anak, sarapan secara teratur terbukti memiliki kaitan pencapaian positif di sekolah dan prestasi akademis.
com-Ilustrasi ibu dan anak sedang menikmati sarapan. Foto: Shutterstock
Sebuah penelitian baru yang melibatkan anak-anak dan remaja Spanyol menemukan bahwa sarapan di rumah juga dikaitkan dengan kesehatan psikososial yang lebih baik. Hasilnya baru-baru ini dipublikasikan di jurnal Frontiers in Nutrition .
ADVERTISEMENT
Kesehatan psikososial adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kesejahteraan emosional, sosial, dan fisik. Ini mencakup kesejahteraan psikologis serta kesejahteraan sosial dan kolektif.
Dalam studi baru, kesehatan psikososial 3.772 anak-anak dan remaja di Spanyol diukur menggunakan Kuesioner Kekuatan dan Kesulitan (SDQ), dengan 5 subskala:
-Masalah emosional
-Melakukan masalah
-Hiperaktif
-Masalah teman sebaya
-Perilaku prososial
com-Ilustrasi ibu dan anak sedang menyiapkan sarapan. Foto: Shutterstock
Peserta diberi skor di setiap area, dan skor keseluruhan yang lebih tinggi menunjukkan adanya masalah psikososial. Kebiasaan makan saat sarapan, seperti lokasi dan pilihan makanan, juga dinilai.
José Francisco López-Gil, PhD, seorang peneliti postdoctoral di Universitas Castilla-La Mancha di Spanyol dan penulis utama studi tersebut, mengatakan ada hubungan antara sarapan dan masalah psikososial.
“Hubungan antara melewatkan sarapan pagi dan masalah kesehatan psikososial telah dijelaskan sebelumnya dalam literatur di beberapa artikel ilmiah. Namun, fakta bahwa sarapan jauh dari rumah dikaitkan dengan masalah kesehatan psikososial yang lebih besar adalah aspek baru dari penelitian kami, " ujar Lopez.
ADVERTISEMENT
Lopez mengungkap tempat anak-anak dan remaja sarapan adalah kuncinya para peneliti membagi partisipan menjadi 3 kategori sarapan. Yakni di rumah, di luar rumah, dan tidak ada sarapan.
Semua hasil dikumpulkan melalui kuesioner SDQ. Dari jumlah peserta, setidaknya ada 98,9% sarapan, dan 95,8% di antaranya melakukannya di rumah.
Lopez menuturkan remaja yang melewatkan sarapan atau sarapan di luar rumah memiliki nilai SDQ yang lebih tinggi dan kemungkinan lebih tinggi mengalami masalah psikososial.
“Kemungkinan terjadinya masalah kesehatan psikososial lebih tinggi pada status sarapan (yaitu sarapan atau melewatkan sarapan), diikuti oleh tempat sarapan (yaitu di rumah atau jauh dari rumah), dibandingkan dengan jenis makanan untuk sarapan," imbuh Lopez.