Studi: Kemunculan Tahi Lalat Dipengaruhi Genetika dan Paparan Sinar Matahari

20 Mei 2023 17:01 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Amati kondisi tahi lalat di kulit anak dengan rumus ABCDE Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Amati kondisi tahi lalat di kulit anak dengan rumus ABCDE Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, pernahkah Anda memperhatikan tahi lalat anak? Apakah posisi tahi lalatnya sama dengan yang Anda miliki? Jika ya, itu bukan kebetulan, kok.
ADVERTISEMENT
Penelitian yang diterbitkan di jurnal Pigment Cell and Melanoma Research pada 2019 menemukan bahwa tahi lalat dapat dipengaruhi oleh gen. Bahkan tak hanya jumlah tahi lalat yang dipengaruhi oleh gen, posisinya pun dipengaruhi oleh genetika, lho!
Dalam penelitian ini, tim dari King's College London, menganalisis kelompok besar yang terdiri dari 3.200 anak kembar sehat, sebagian besar perempuan, dan menghitung tahi lalat di kepala dan leher, punggung, perut dan dada, tungkai atas dan tungkai bawah.
Mereka menemukan bahwa pada wanita, efek genetik terendah pada jumlah tahi lalat ada di punggung dan perut (26%), dan tertinggi di tungkai bawah (69%). Jumlah tahi lalat yang lebih besar pada tungkai bawah wanita tidak mungkin disebabkan oleh paparan sinar matahari saja, tetapi karena susunan genetik khususnya jenis kelamin.
ADVERTISEMENT
Peneliti utama Dr Alessia Visconti, dari Departemen Riset Kembar di King's College London, mengatakan, pihaknya sudah lama mengetahui bahwa tahi lalat merupakan faktor risiko utama untuk kanker kulit melanoma. Di mana pasien wanita menunjukkan tingkat kelangsungan hidup yang lebih tinggi terkait dengan situs melanoma yang cenderung terjadi di tubuh bagian bawah, daripada pria yang cenderung terpengaruh di tubuh bagian atas, leher, dan kulit kepala.
"Dengan penelitian ini kami sekarang tahu bahwa tidak hanya jumlahnya tetapi juga lokasi tahi lalat di tubuh sebagian besar disebabkan oleh genetika," kata Dr. Visconti yang dikutip dari Science Daily.

Sebenarnya, Apa Itu Tahi Lalat?

Dikutip dari Medline Plus, tahi lalat adalah pertumbuhan berlebih dari sel kulit yang disebut melanosit. Meskipun tahi lalat adalah pertumbuhan sel yang berlebihan, seperti tumor, namun tahi lalat hampir selalu tidak bersifat kanker (jinak).
ADVERTISEMENT
Meski demikian, dalam kasus tertentu tahi lalat dapat berkembang menjadi kanker kulit yang paling serius yang disebut melanoma. Biasanya tahi lalat yang berkembang jadi melanoma adalah yang ukurannya besar, bentuknya tidak teratur, dan berwarna mencolok dari kulit.

Faktor Lain Penyebab Munculnya Tahi Lalat

Ilustrasi tahi lalat di belakang telinga bayi. Foto: Shutter Stock
Moms, Anda mungkin juga bertanya-tanya kapan sebetulnya tahi lalat muncul. Sebab banyak bayi yang tidak memiliki tahi lalat saat lahir, namun ternyata saat dewasa ada beberapa tahi lalat yang muncul di tubuhnya.
Medline Plus melansir, tahi lalat bisa muncul sejak lahir, atau saat usianya semakin besar. Sebagian besar tahi lalat muncul di bagian tubuh yang terpapar sinar matahari (radiasi ultraviolet), dan jumlah tahi lalat yang dimiliki seseorang dapat meningkat setelah lama berada di bawah sinar matahari.
ADVERTISEMENT
Kemudian saat kadar hormon mulai berubah, seperti masa remaja dan kehamilan, bisa muncul tahi lalat baru. Selama masa hidup seseorang, penampilan tahi lalat dapat berubah, mulai dari tumbuh rambut di tahi lalat, berubah ukuran dan bentuknya, menggelap, memudar, hingga menghilang. Bayi dan orang tua diketahui cenderung memiliki tahi lalat paling sedikit.
Selain sinar ultraviolet dan genetika, para peneliti juga menduga ada pengaruh hormon atau proses biologis lainnya.
Pada individu yang lebih rentan, seperti berkulit putih, rambut terang, kulit pernah terbakar, dan ada riwayat melanoma pada keluarga, radiasi ultraviolet dari paparan sinar matahari berulang dapat merusak gen yang ada. "Tahi lalat meningkatkan risiko mereka menjadi ganas," tulis Medline Plus.
Penelitian telah menunjukkan bahwa individu yang memiliki banyak tahi lalat berisiko lebih tinggi terkena melanoma. Namun, beberapa orang yang didiagnosis melanoma memiliki sedikit tahi lalat, dan melanoma sering berkembang di area tubuh yang tidak terpapar sinar matahari. Para peneliti bekerja untuk mengidentifikasi gen kerentanan tambahan untuk lebih memahami genetika tahi lalat dan hubungannya dengan kanker.
ADVERTISEMENT