Studi: Konsumsi Gula Berlebih saat Menyusui Berdampak Buruk pada Kognitif Bayi

25 Oktober 2022 9:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ibu menyusui Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
ibu menyusui Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tumbuh kembang bayi sangat dipengaruhi oleh asupan nutrisinya setiap hari. Pada enam bulan pertama kehidupannya, ASI menjadi satu-satunya sumber nutrisi terbaik bagi si kecil. Itulah kenapa para ahli termasuk WHO, hingga IDAI, menyarankan agar ibu menyusui memberikan ASI eksklusif untuk bayi.
ADVERTISEMENT
Kandungan nutrisi di dalam ASI memiliki banyak manfaat untuk bayi seperti, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah risiko sindrom kematian mendadak pada bayi (SIDS), hingga mendukung perkembangan otak si kecil. Namun, hal ini juga perlu didukung dengan kualitas ASI yang baik dari sang ibu.
Ya, kualitas ASI yang baik bisa tercipta apabila ibu juga memenuhi kebutuhan nutrisinya setiap hari dengan mengkonsumsi makanan bergizi seimbang. Oleh karena itu, penting bagi ibu untuk menjaga asupan makanannya, termasuk menghindari gula berlebihan.

Konsumsi Gula Berlebih Berpengaruh Buruk pada Kognitif Bayi

Ibu Menyusui Konsumsi Minuman Manis. Foto: Shutter Stock
Penelitian yang terbit di laman American Journal of Clinical Nutrition menyebutkan, ibu menyusui yang mengkonsumsi banyak makanan dan minuman manis atau mengandung banyak gula, dapat mempengaruhi perkembangan otak bayi. Hal ini bisa berdampak buruk pada kemampuan kognitifnya.
ADVERTISEMENT
Penelitian tersebut mencakup 88 ibu menyusui yang mengaku mengkonsumsi sekitar 2 kali minuman manis setiap hari. Para peneliti yang memantau mereka selama periode 24 bulan menemukan bahwa hasil perkembangan saraf otak bayi pada 24 bulan pascakelahiran mendapatkan pengaruh negatif dari asupan fruktosa (gula) ibu pada awal menyusui.
Menyusui memang menawarkan banyak manfaat untuk kesehatan dan tumbuh kembang bayi. Namun dikutip dari Verywell Family, beberapa dari manfaat itu bisa berkurang ketika ibu menyusui membuat pilihan yang tidak sehat bagi dirinya seperti, merokok, minum alkohol, hingga mengkonsumsi terlalu banyak gula dalam minuman dan makanannya.
“Kami tidak benar-benar tahu berapa banyak gula dalam makanan ibu menyusui yang terbilang aman untuk bayi. Namun, yang kita ketahui adalah, gula tambahan lainnya tidak boleh lebih dari 5-10 persen dari jumlah kalori harian. Itulah kenapa yang terbaik adalah meminimalkan konsumsi minuman manis,” ungkap salah satu peneliti dalam studi tersebut dan profesor pediatri di Keck School of Medicine, University of Southern California, Michael Goran, PhD.
Ilustrasi ibu menyusui konsumsi minuman manis. Foto: Shutterstock
Hal yang sama juga disampaikan oleh presiden Inflammation Research Foundation yang mengatakan, asupan gula berlebihan pada ibu menyusui akan berperan dalam perkembangan otak bayi.
ADVERTISEMENT
“Selama 1.000 hari pertama kehidupan bayi, otaknya mengalami perkembangan yang signifikan. Jadi, asupan gula berlebihan yang diterimanya melalui ASI pada hari-hari tersebut akan berperan pada kondisi otaknya,” ujarnya.
Selain itu, ada juga risiko bayi yang terpapar gula sejak masa menyusui dapat meningkatkan ketertarikan seumur hidup pada makanan dan minuman manis di masa depan. Pada akhirnya, kebiasaan ini juga meningkatkan risiko obesitas, penyakit metabolik, dan masalah jantung pada si kecil, Moms.