Studi: Kurang Tidur dapat Pengaruhi Perkembangan Otak Anak

24 November 2022 13:05 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak kurang tidur. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak kurang tidur. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Tidur merupakan salah satu kebutuhan manusia agar tubuhnya tetap bugar saat beraktivitas di pagi hari. Bagi anak yang perlu bergerak aktif, tidur menjadi kebutuhan utama yang perlu dipenuhi.
ADVERTISEMENT
Mengutip laman Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan RI, kebutuhan tidur anak dapat disesuaikan dengan usianya. Anak usia 3 – 6 tahun butuh tidur selama 11 – 13 jam per hari, sedangkan anak usia 6 – 12 tahun membutuhkan 10 jam tidur dalam sehari. Waktu tersebut dapat dibagi menjadi dua sesi, yaitu jam tidur siang dan malam.
Nah Moms, sebagai orang tua, penting bagi Anda untuk memastikan anak cukup tidur sesuai usianya. Pasalnya, tidur sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang si kecil.
“Tidur tidak hanya penting untuk mengatur memori, tetapi juga penting untuk membersihkan sisa metabolisme yang dihasilkan otak pada siang hari. Untuk anak-anak, tidur adalah waktu puncak untuk menentukan faktor pertumbuhan,” jelas Ze Wang, Ph.D., profesor radiologi diagnostik dan kedokteran nuklir, Fakultas Kedokteran Universitas Maryland, sebagaimana dikutip dari Verywell Mind.
ADVERTISEMENT

Apa yang akan Terjadi Jika Anak Kurang Tidur?

Ilustrasi anak susah tidur. Foto: Shutter Stock
Para peneliti mencari tahu tentang dampak kurang tidur pada fungsi otak dan berapa lama dampak tersebut terjadi. Mereka mengambil data dari studi Adolescent Brain Cognitive Development (ABCD) di Amerika Serikat yang melibatkan lebih dari 8.000 anak usia 9 dan 10 tahun. Anak-anak tersebut dibagi menjadi dua kategori, yaitu anak yang cukup tidur dan anak yang kurang tidur.
Dari studi tersebut, peneliti mengamati kesehatan mental, masalah perilaku, dan fungsi otak anak-anak. Dua tahun selanjutnya, mereka mengamati lagi hal yang sama pada anak yang sama. Hasilnya, anak yang kurang tidur cenderung mengalami masalah neurokognitif.
“Kami menemukan bahwa kurang tidur memiliki efek negatif pada struktur otak, konektivitas, perilaku, kognisi, dan kesehatan mental, dan efek ini bertahan setelah dua tahun,” ungkap Dr. Wang.
ADVERTISEMENT
Dr. Wang melanjutkan, kondisi tersebut akan bertahan lebih lama jika kebutuhan tidur anak tetap tidak terpenuhi sesuai usianya. Hal itu dapat berdampak pada kesehatan anak pada masa depan.
Meski penelitian tersebut hanya dilakukan pada anak usia 9 dan 10 tahun, dampak kurang tidur bisa juga dialami oleh anak usia lain. Mereka berisiko mengalami masalah kesehatan mental, penurunan prestasi akademik, hingga mengalami masalah kesehatan berat, seperti diabetes dan obesitas.
Nah Moms, dari hasil penelitian tersebut, penting bagi Anda untuk memastikan anak cukup tidur sesuai usianya. Agar tidurnya lebih berkualitas, jauhkan gadget dari anak sebelum tidur dan ciptakan suasana kamar yang nyaman untuk si kecil, ya.