Studi: Pemberian Selai Kacang Sejak Bayi Bantu Kurangi Risiko Alergi Kacang

5 Juni 2024 15:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
roti dengan selai kacang Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
roti dengan selai kacang Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Alergi umumnya sudah mulai terlihat sejak anak berusia bayi. Salah satu yang biasa terjadi adalah anak mengalami alergi kacang-kacangan. Namun baru-baru ini, sebuah penelitian menemukan salah satu cara agar risiko alergi kacang dapat dikurangi.
ADVERTISEMENT
Ya Moms, alergi kacang kini bisa menyerang setiap 1 dari 50 anak. Oleh karena itu, banyak orang tua lain yang mungkin menghindari makanan yang satu ini karena takut akan menimbulkan alergi yang sama.
Akan tetapi, hasil penelitian yang dilakukan oleh King's College London, Inggris, mengatakan sebaliknya. Kok bisa?

Kata Penelitian soal Meminimalisir Risiko Alergi Kacang pada Anak

Dikutip dari BBC, peneliti menemukan bahwa memberikan kacang tanah dalam bentuk selai kacang yang lembut kepada bayi dan anak-anak usia dini dapat memberikan perlindungan seumur hidup terhadap alergi kacang sepanjang hidupnya. Sebab, masa awal kehidupan anak merupakan masa-masa penting bagi sistem kekebalan tubuh untuk belajar mengenali 'teman' dan 'musuh' bagi tubuhnya.
Alergi makanan umumnya terjadi akibat sistem kekebalan tubuh kita yang salah mengira sesuatu yang tidak berbahaya dianggap sebagai ancaman parah. Itulah sebabnya, sejumlah kecil kacang tanah dapat menyebabkan reaksi berlebihan pada beberapa orang, terutama yang lahir dari orang tua dengan riwayat alergi.
ADVERTISEMENT
Namun, mengenalkan dan memberikan selai kacang pada bayi dan anak usia dini justru dapat mengurangi risiko anak mengalami alergi kacang itu sendiri. Inilah yang dilakukan oleh kelompok peneliti tersebut sekitar 15 tahun yang lalu, dengan melibatkan 640 anak yang berisiko tinggi alergi kacang mengikuti uji klinis. Misalnya, karena orang tua memiliki riwayat alergi pada makanan tertentu.
Ilustrasi pisang dan selai kacang. Foto: StepanPopov/Shutterstock
Setengah dari anak-anak itu dihindarkan pada kacang, dan setengahnya lagi mengonsumsi kacang-kacangan sebagai bagian dari makanan mereka sehari-hari antara usia empat bulan hingga lima tahun.
Hasil awal menunjukkan makan selai kacang bisa menurunkan risiko alergi secara signifikan pada saat anak-anak itu memasuki usia lima tahun. Namun, apakah anak harus tetap mengkonsumsi kacang agar tetap terlindungi semasa hidupnya?
ADVERTISEMENT
Temuan yang dipublikasikan dalam NEJM Evidence menunjukkan bahwa perlindungannya bisa bertahan lama, baik pada anak-anak yang melanjutkan konsumsi kacang atau tidak rutin lagi dikonsumsi.
Berikut adalah hasil penelitian yang lebih rinci ketika anak-anak yang diteliti sudah memasuki usia remaja:
- Sekitar 15 dari 100 anak yang menghindari kacang sejak bayi mengalami alergi
- Hanya 4 dari 100 anak yang rutin makan kacang sejak bayi mengalami alergi
- Artinya, terjadi penurunan alergi sebesar 71 persen pada anak-anak yang dirutinkan konsumsi kacang sejak kecil
"Kami senang melihat perlindungan ini bisa berlanjut hingga masa remaja. Kami punya alasan kuat untuk mempercayai ini bertahan seumur hidup. Dan sangat tidak biasa melihat timbul alergi kacang pada anak remaja. Intervensi sederhana ini akan membuat perbedaan luar biasa dalam mengurangi alergi kacang pada generasi mendatang," jelas Prof Gideon Lack dari King's College London kepada BBC.
ADVERTISEMENT
Tim dari King's College London menyarankan selai kacang sudah bisa diberikan sejak masa penyapihan pemberian ASI eksklusif, kemudian secara teratur dan jumlah yang ditambah bertahap hingga usia lima tahun. Bila anak sudah makan makanan padat, Anda dapat memberikan dalam bentuk kue kacang juga.
Selai kacang dapat dikonsumsi 3-4 kali seminggu dalam jumlah sekitar 1,5 sampai 2 sendok makan.
Ingat, pada bayi dan anak usia dini, sebaiknya berikan kacang dalam bentuk halus seperti pasta atau puree. Dan hindari memberi kacang utuh atau kacang yang telah dicincang, karena dapat menyebabkan bahaya tersedak.