Studi Ungkap Anak yang Kesepian Berisiko Alami Psikosis saat Dewasa

13 April 2024 17:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Studi Ungkap Anak yang Kesepian Berisiko Alami Psikosis saat Dewasa. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Studi Ungkap Anak yang Kesepian Berisiko Alami Psikosis saat Dewasa. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Moms, tahukah Anda bahwa kesepian mungkin berdampak lebih dari sekadar menyakiti perasaan anak?
ADVERTISEMENT
Sebuah studi yang dipresentasikan di Kongres Psikiatri Eropa mengungkapkan, orang dewasa yang mengalami kesepian di masa kanak-kanak lebih mungkin menderita psikosis.
Mengutip laman WebMD, psikosis adalah kondisi gangguan mental yang menyebabkan seseorang tidak dapat membedakan imajinasi dan hal nyata. Sehingga, orang tersebut mungkin akan melihat, mendengar, atau mempercayai hal-hal yang tidak nyata.
Meski begitu, psikosis bukanlah sebuah penyakit, Moms. Ini bisa dipicu oleh penyakit mental, cedera atau penyakit ekstrem, maupun stres atau trauma ekstrem yang dialami seseorang.
Temuan studi ini berdasarkan analisa laporan dari 285 orang yang pernah mengalami episode psikosis pertama dan 261 orang yang tidak.
Dibandingkan dengan peserta yang melaporkan banyak bersosialisasi semasa kecil, para peneliti justru menemukan orang-orang yang melaporkan kesepian selama lebih dari enam bulan sebelum berusia 12 tahun mungkin berisiko lebih besar mengalami psikosis di kemudian hari.
ADVERTISEMENT
"Ada semakin banyak bukti mengenai konsekuensi negatif kesehatan dan sosial dari perasaan kesepian pada orang dewasa. Namun, lebih sedikit yang diketahui memiliki efek jangka panjang dari kesepian pada anak-anak muda," tutur Dr. Covadonga Diaz-Caneja dari Caneja of the Institute of Psychiatry and Mental Health, dalam pernyataannya pada konferensi yang berlangsung 6-9 April 2024 di Budapest, Hungaria.
Ilustrasi anak sedih, murung, trauma. Foto: FAMILY STOCK/Shutterstock
"Meskipun masih bersifat awal, hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kesepian pada masa kanak-kanak dapat menjadi faktor risiko awal gangguan psikotik di kemudian hari. Dan ini mendukung perannya sebagai target potensial untuk intervensi kesehatan mental preventif sejak usia dini," lanjut dia.
Ya Moms, menurut sebuah laporan dari Independent, kesepian di masa kanak-kanak dikaitkan dengan peningkatan 117 persen kemungkinan mengalami psikotik di kemudian hari. Ini juga termasuk memperhitungkan faktor-faktor seperti isolasi sosial.
ADVERTISEMENT

Risiko Psikosis Lebih Banyak Dialami oleh Perempuan

Hasil yang paling mengejutkan adalah bahkan dampaknya akan lebih nyata lagi terjadi pada perempuan.
Mereka yang melaporkan mengalami kesepian di usia sekolah dasar ditemukan memiliki kemungkinan 374 persen lebih tinggi mengalami psikosis di masa dewasa. Sementara laki-laki menunjukkan peningkatan yang relatif kecil, yakni 'hanya' 17 persen.
"Hal ini mungkin sangat relevan mengingat kesepian di masa kanak-kanak adalah fenomena umum yang tampaknya semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir," jelas Diaz-Caneja.
Sementara itu, presiden terpilih Asosiasi Psikiatri Eropa, Profesor Andrea Fiorillo, menyebut temuan ini sekaligus menyoroti tren yang semakin mengkhawatirkan. Dan pentingnya para orang tua berusaha tetap terhubung sosial dan memastikan kesejahteraan emosional sejak usia dini.
ADVERTISEMENT