Studi Ungkap Penyebab Anak Pilih-pilih Makanan, Benarkah karena Salah Pola Asuh?

24 September 2024 19:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Anak Pilih-pilih Makanan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Anak Pilih-pilih Makanan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kebiasaan anak pilih-pilih makanan bikin orang tua gemas dan khawatir. Bagaimana tidak, Anda tentu khawatir kebutuhan nutrisi anak tidak tercukupi karena ia hanya ingin makan makanan tertentu saja. Lantas, kenapa sih anak suka pilih-pilih makanan?
ADVERTISEMENT
Mungkin Anda berpikir hal ini disebabkan oleh salah gaya pengasuhan. Misalnya, terpengaruh cara makan orang tua atau saudara yang punya kebiasaan makan buruk, pengalaman tidak menyenangkan dengan makanan tertentu, atau memiliki masalah sensitivitas terhadap rasa, bau, atau tekstur tertentu.
Penyebab-penyebab di atas tidaklah salah, Moms. Tetapi, sebuah studi terbaru yang dilakukan sekelompok peneliti di Inggris menemukan, orang tua tidak tidak bisa disalahkan sepenuhnya atas kebiasaan pilih-pilih makanan pada anak. Sebab, studi menunjukkan bahwa kecenderungan ini sebagian besar disebabkan oleh faktor genetika, dan bukan gaya pengasuhan anak.
Dan menurut tim peneliti, kecenderungan untuk pilih-pilih makanan dapat berlanjut hingga masa kehidupan remaja awal. Sebelumnya, mereka pun telah melakukan penelitian yang sama terhadap kelompok balita.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari BBC, penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan kebiasaan makan anak kembar identik (100 persen materi genetik sama) dan non-identik (sekitar 50 persen materi genetik sama) dari usia 16 bulan hingga 13 tahun. Tujuannya untuk mengetahui seberapa besar pengaruhnya terhadap genetika dan lingkungannya.
Kembar identik jauh lebih mirip dalam persoalan rewel dan suka memilih-milih makanan dibandingkan dengan saudara kembar non-identik. Ini menunjukkan bahwa adanya komponen genetik yang kuat. Namun, strategi untuk menawarkan lebih banyak variasi makanan untuk dimakan diakui tetap dapat membantu.
Penelitian ini diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry. Penulis senior studi dari University College London, Prof. Clare Llewellyn, menjelaskan hasil temuannya.
"Alasan mengapa beberapa anak cukup 'rewel' dalam mencoba jenis makanan tertentu, lalu yang lainnya lebih suka berpetualang mencoba berbagai jenis makanan dan dengan senang hati ikut bersama keluarga, sebagian besar disebabkan oleh perbedaan genetik antar-anak, bukan gaya pengasuhan," ungkap Prof. Llewellyn.
ADVERTISEMENT
Sementara penulis utama studi, Dr. Zeynep Nas, mengungkapkan bahwa temuan ini akan membantu mengurangi rasa bersalah orang tua. Karena diakui, selama ini kebiasaan rewel dan pilih makanan kerap menjadi sumber utama kecemasan bagi orang tua dan pengasuh.

Hasil Penelitian soal Penyebab Anak Pilih-pilih Makanan

Ilustrasi Anak Pilih-pilih Makanan. Foto: Shutterstock
Tim peneliti mempelajari hasil survei terhadap 2.400 anak kembar identik dan non-identik saat usia anaknya 16 bulan, 3 tahun, 5 tahun, 7 tahun, dan 13 tahun. Mereka berfokus pada konsep mengapa anak pilih makanan, yang digambarkan peneliti sebagai kecenderungan untuk mengonsumsi sedikit makanan akibat lebih selektif terhadap tekstur dan rasa. Atau juga karena tidak mau mencoba makanan baru.
Hasilnya menunjukkan bahwa:
- Kecenderungan pilih-pilih makanan berlanjut hingga awal masa remaja, dan mulai menunjukkan puncaknya pada usia 7 tahun.
ADVERTISEMENT
- Perbedaan genetik dalam populasi menyumbang sekitar 60 persen dari variasi pilih-pilih makanan pada usia 16 bulan
- Pengaruh genetik meningkat seiring bertambahnya usia, meningkat hingga 74 persen antara usia 3-13 tahun.
Faktor-faktor di rumah juga bisa berdampak signifikan pada kebiasaan balita pilih-pilih makanan, seperti jenis makanan yang dihidangkan bersama keluarga. Lalu pada usia remaja, pengaruh di luar rumah akan lebih mempengaruhi kebiasaan makan anak kelak.
Prof. Llewellyn menegaskan penelitian ini juga sebenarnya bertujuan untuk mengembangkan teknik-teknik yang dapat membantu mengatasi anak yang pilih-pilih makanan, seperti:
- Terus menawarkan berbagai jenis makanan
- Tetap menawarkan makanan yang mungkin ditolak anak. Pemberian makanan ini harus dilakukan dalam lingkungan yang tenang dan tidak dilakukan pada waktu makan utama.
ADVERTISEMENT
- Duduklah dan makan bersama anak jika memungkinkan, dan usahakan tidak terlalu stres.
Meski sebenarnya cukup umum terjadi, tetapi suka pilih-pilih makanan yang berlebihan bisa jadi menandakan gejala utama ARFID (avoidant/restrictive food intake disorder) atau gangguan asupan makanan dengan cara menghindar atau membatasi. Ini merupakan gangguan makan yang relatif baru dikenali. Sehingga, untuk penanganan yang lebih tepat, Anda mungkin perlu bantuan dari dokter spesialis ya, Moms.