news-card-video
12 Ramadhan 1446 HRabu, 12 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

Studi Ungkap Rutin Makan Ikan Pengaruhi Perkembangan Perilaku Anak, Kok Bisa?

12 Maret 2025 14:00 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi anak makan ikan. Foto: MIA Studio/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi anak makan ikan. Foto: MIA Studio/Shutterstock
ADVERTISEMENT
Orang tua selalu memiliki harapan agar anaknya memiliki tumbuh kembang yang baik. Berbagai cara akan dilakukan, salah satunya dengan memaksimalkan asupan bernutrisi yang penting bagi kesehatannya. Namun, sebuah studi terbaru mengungkap manfaat luar biasa dari konsumsi ikan pada anak-anak sejak kecil.
ADVERTISEMENT
Makanan laut merupakan sumber nutrisi yang kaya akan asam lemak omega-3, selenium, dan yodium, yang memiliki peran penting dalam perkembangan otak termasuk fungsi kognitif.
Daily Mail melansir, para ahli kemudian meneliti apakah ada hubungan antara perilaku dan IQ pada anak-anak yang rutin mengonsumsi makanan laut. Tim peneliti dari Bristol University meneliti data jangka panjang pada hampir 6.000 anak berusia 7-9 tahun di Inggris.
Ditemukan bahwa sekitar 7,2 persen anak tidak mengonsumsi ikan setiap minggu, 63,9 persen mengonsumsi hingga 190 gram per minggu, dan 28,9 persen mengonsumsi lebih dari 190 gram ikan setiap minggunya atau setara dengan lebih dari dua porsi.
Hasil studi menemukan bahwa anak-anak yang makan ikan setidaknya dua kali seminggu lebih mudah bergaul dan baik hati, menurut studi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bukti kami yang menghubungkan konsumsi ikan pada anak-anak dengan perkembangan perilaku terbaik sudah jelas hasilnya. Kami sangat menyarankan orang tua untuk menyediakan setidaknya dua porsi ikan dalam seminggu," kata profesor madya gizi Bristol University, Dr Caroline Taylor.
Para peneliti juga menemukan anak-anak yang tidak makan ikan cenderung bersikap egois, kurang ramah, dan berperilaku mementingkan diri sendiri.
Penelitian tersebut mengungkapkan, pada usia 7 tahun, anak-anak yang tidak mengonsumsi ikan memiliki kemungkinan 35 persen lebih besar menunjukkan perkembangan perilaku di bawah rata-rata, dibandingkan anak-anak yang mengonsumsi sedikitnya 190 gram ikan setiap minggu. Angka ini meningkat menjadi 43 persen pada anak usia 9 tahun.
Ilustrasi Ikan Salmon dan Ikan Kembung. Foto: Shutter Stock
Anak-anak yang tidak makan ikan juga lebih mungkin menunjukkan 'perilaku prososial yang suboptimal', tulis studi yang diterbitkan di European Journal of Nutrition. Perilaku 'prososial' mencakup interaksi yang bersahabat, berbagi, dan altruisme (sifat yang mengutamakan kesejahteraan orang lain daripada diri sendiri).
ADVERTISEMENT
Peneliti turut mengamati hubungan antara asupan makanan laut dengan IQ anak, tetapi belum ditemukan bukti yang konkret.

Kenapa Pola Makan Sehat dan Seimbang Penting, Termasuk Konsumsi Ikan?

Layanan Kesehatan Nasional (NHS) Inggris menekankan pentingnya pola makan yang sehat dan seimbang, termasuk satu porsi ikan berlemak seperti salmon, mackerel, atau sarden. Namun, NHS mengingatkan agar konsumsinya juga tidak perlu berlebihan, Moms.
"Karena ikan berlemak dan berminyak mengandung polutan tingkat rendah yang dapat menumpuk di dalam tubuh. Anak laki-laki sebaiknya tidak mengonsumsi lebih dari empat porsi ikan berlemak dalam seminggu, dan anak perempuan tidak lebih dari dua porsi," ungkap NHS.
Dan rupanya, mayoritas anak-anak dalam penelitian oleh Bristol University tidak mengonsumsi cukup makanan laut sesuai anjuran NHS yaitu dua porsi seminggu.
ADVERTISEMENT
Sebab, ahli menilai masih rendahnya asupan ikan pada anak-anak disebabkan kekhawatiran orang tua, yaitu konsumsi ikan berlebihan dapat meningkatkan risiko paparan polutan seperti merkuri.
"Mungkin sulit untuk melakukan tindakan yang terbaik, tetapi kami berharap temuan penelitian ini memberdayakan orang tua untuk memberikan anak-anak mereka awal kehidupan terbaik," tutup Dr. Taylor.