Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Berubahnya pola kegiatan sehari-hari ternyata menjadi tantangan tersendiri. Tak jarang, hal itu bahkan bisa menimbulkan stres dan masalah psikologis lainnya.
Terkait hal itu, Ketua Umum Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia DR. Indria L. Gamayanti, M.Si, menyampaikan bahwa IPK sudah membentuk Satgas untuk Penanggulangan COVID-19 sejak Maret 2020.
“Tim Satgas IPK Indonesia untuk Penanggulangan COVID-19 telah memberikan layanan penanganan psikologis sejak Maret 2020 hingga sekarang, baik melalui layanan tatap muka dengan mengikuti protokol kesehatan, layanan telekonseling, hingga layanan teks," jelasnya saat Webinar Media Hari Kesehatan Jiwa Sedunia beberapa waktu lalu.
Selama masa pandemi, IPK Indonesia melakukan pendataan terkait layanan yang diberikan oleh psikolog klinis sesuai masalah yang dikeluhkan masyarakat dan diagnosis yang diberikan sebagai data konkrit untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa mereka.
ADVERTISEMENT
Survei soal Masalah Psikologis yang Dihadapi Masyarakat Selama Pandemi
Tim Satgas IPK Indonesia melakukan pendataan terkait layanan yang diberikan oleh psikolog klinis selama periode Maret hingga Agustus 2020. Data ini dilaporkan oleh 194 psikolog di 27 wilayah.
Layanan oleh psikolog klinis diberikan kepada individu, keluarga, ataupun komunitas. Jumlah klien individu sebanyak 14619 orang, klien keluarga sebanyak 927 keluarga dan klien komunitas sebanyak 191 komunitas.
Dari hasil tersebut, terdapat enam masalah psikologis tertinggi yang ditemukan berdasarkan keluhan dan hasil diagnosis psikolog klinis, yaitu:
ADVERTISEMENT
Ya Moms, bila dilihat dari hasil survei di atas, hambatan belajar jadi masalah psikologis terbesar selama pandemi. Hal tersebut, mungkin saja juga tengah dihadapi Anda atau si kecil di rumah.
Lantas, bagaimana cara mengatasi masalah psikologis yang berkaitan dengan hambatan belajar?
Cara Atasi Masalah Belajar selama di Rumah
Ketua Umum IPK Indonesia, DR. Indria L. Gamayanti, M.Si, menjelaskan bahwa sangat normal terjadi bila Anda atau pun si kecil merasa kesulitan untuk beradaptasi pada sistem pembelajaran saat ini. Meski begitu, Anda tetap harus mencari jalan keluarnya.
Menurut Indria, belajar di rumah dan belajar di sekolah adalah dua aktivitas berbeda. Di sekolah, anak bisa bertemu guru dan teman-temannya langsung, sementara tidak demikian bila belajar di rumah.
ADVERTISEMENT
Sehingga, Anda juga tak bisa menuntut anak untuk selalu belajar di kursi dan mejanya. Buatlah metode pembelajaran yang lebih interaktif, sehingga anak tertarik melakukannya.
"Jadi enggak harus buka laptop, entah itu dari dapur, lapangan, dari barang-barang di rumah. Bisa (belajar) memakai media yang ada di sekitar anak," jelas Psikolog yang juga merupakan dosen psikologi di UGM ini.
Selain itu, masalah belajar ini tidak hanya dihadapi oleh anak saja, tapi juga orang tua yang membimbingnya. Benar begitu, Moms?
Oleh sebab itu, orang tua sebaiknya tidak berekspektasi untuk membuat sistem belajar di rumah sama seperti di sekolah. Ya, Anda bisa mengajak anak belajar banyak hal dengan lebih menyenangkan.
"Ingat, bukan hanya anak yang stres, orang tuanya juga bisa. Jadi, bisa belajar sambil bermain dan bermain sambil belajar. Ketika anak dipahami, mendapat kasih sayang, kemampuan adaptasinya juga akan semakin bagus di kemudian hari," jelasnya.
ADVERTISEMENT
Nah Moms, perlu dipahami bahwa masalah psikologis yang berkaitan dengan hambatan belajar tak boleh dianggap sepela, ya! Sebab, masalah tersebut jika tidak segera mendapat penanganan yang tepat dapat berlanjut menjadi gangguan lebih serius.
Jadi, bila Anda sudah melakuan berbagai cara untuk mengatasi masalah psikologis di rumah dan belum juga berhasil, sebaiknya segeralah berkonsultasi dengan ahlinya untuk mendapatkan solusi terbaik.