Tahapan Rasa Nyeri Sebelum dan Saat Melahirkan

6 September 2022 10:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi melahirkan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melahirkan. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Salah satu tanda ibu akan melahirkan adalah munculnya rasa nyeri di beberapa bagian tertentu, terutama di perut. Mengutip Parents, kontraksi disebut sebagai sumber utama dari rasa nyeri menjelang melahirkan. Pada kondisi ini, otot di perut, panggul, dan terkadang di seluruh tubuh, akan mengencang. Selain itu, ibu mungkin akan merasakan tekanan di punggung, perineum, kandung kemih, dan payudara.
ADVERTISEMENT
“Semua kondisi tersebut membuat rasa sakit (yang dirasakan ibu) semakin berlipat ganda,” jelas Jay O’Brien, MD., direktur medis layanan kebidanan rawat inap di Rumah Sakit Wanita dan bayi Rhode Island, Amerika Serikat.
Selain itu, ada beberapa hal lain yang menjadi faktor penyebab dari timbulnya rasa nyeri, seperti kekuatan kontraksi, ukuran bayi, posisi bayi di panggul, kombinasi genetika, hingga kondisi mental ibu saat akan melahirkan. Rasa nyeri tersebut mungkin akan bertambah parah jika ibu tidak mendapatkan dukungan sosial, merasa cemas, dan sering mendengar cerita negatif tentang proses melahirkan.
Nah Moms, rasa nyeri tersebut terbagi menjadi beberapa tahapan dan terjadi sebelum dan saat melahirkan. Kondisi ini tidak selalu sama persis dialami semua ibu. Namun seperti apa tahapan umumnya?
ADVERTISEMENT

Tahapan Nyeri Persalinan

Ilustrasi ibu hamil alami kontraksi. Foto: Shutterstock
1. Nyeri Persalinan Awal
Tahapan ini terjadi beberapa saat sebelum melahirkan, kurang lebih selama 6 jam. Pada tahapan ini, serviks akan terbuka sepanjang 3 – 4 cm. Biasanya, kontraksi ringan hingga sedang berlangsung selama 30 – 60 detik dan terjadi selama 5 – 20 menit. Makin lama akan makin kuat dan lebih intens.
2. Nyeri Persalinan Aktif
Tahapan ini terjadi setelah nyeri persalinan awal, kurang lebih selama 2 – 8 jam. Pada tahapan ini, kontraksi akan lebih lama, lebih kuat, dan lebih intens. Selain itu, serviks akan melebar hingga 7 cm. Beberapa ibu mungkin akan meminta obat pereda nyeri untuk mengatasi rasa sakit tersebut.
3. Nyeri Persalinan Transisi
Ilustrasi ibu melahirkan. Foto: Shutterstock
Setelah nyeri persalinan aktif mereda, ibu akan mengalami yang namanya nyeri persalinan transisi selama kurang lebih 1 jam. Pada tahapan ini, serviks akan melebar hingga 10 cm. Selain kontraksi yang makin intens, ibu mungkin akan merasakan sakit di punggung, selangkangan, paha, hingga merasa mual.
ADVERTISEMENT
4. Nyeri Persalinan Mendorong
Sesuai dengan namanya, pada tahapan ini ibu akan mulai mendorong bayi keluar atau melahirkan. Rasa nyeri biasanya berlangsung beberapa menit hingga 3 jam. Beberapa ibu menggambarkan rasa nyeri ini seperti buang air besar sebesar semangka atau bola bowling.
Dokter mungkin akan membimbing ibu untuk mengejan dan mengatur napas untuk mengendalikan rasa sakit. Saat kepala bayi keluar, ibu mungkin akan merasakan sensasi terbakar di vagina karena peregangan yang terjadi.
5. Nyeri Persalinan Plasenta
Setelah melahirkan bayi, ibu mungkin masih merasakan nyeri selama kurang lebih 30 menit. Namun, kondisi ini cenderung lebih ringan karena hanya untuk mengeluarkan sisa plasenta.